Aku adalah seorang pemimpi yang tidak akan bosan mengejar impianku sampai aku benar - benar lelah dan berhasil mendapatkannya. Impianku tidaklah banyak, bisa membahagiakan orangtuaku dan membuat mereka bangga terhadap apa yang aku telah lakukan selama ini serta membalas jasa – jasa mereka saja sudah mebuatku merasakan arti hidup yang sebenarnya. Menjadikan mereka panutan dalam setiap langkah yang ku ambil. Pelajaran yang mereka berikan tidak akan sebanding dengan apa yang dapat kuberikan kepada mereka. Ayahku bukanlah seorang pejabat ataupun pengusaha. Dia juga bukanlah sebuah inspirator untuk orang banyak, tetapi dia adalah inspirator untuk anak – anaknya. Pengalaman yang dirasakannya dibagikan kepada anak – anaknya sebagai motivasi agar dapat mejadi seseorang yang berguna tidak hanya di lingkungan besar tetapi di lingkungan kecil pula. Satu kata yang aku ingat dari ayah yaitu "Temukan hal yang kau sukai, jangan takut keluar dari zona nyaman karena sesungguhnya itu juga dapat menjadi kenyamananmu, jika sudah kau dapatkan maka usaha dan doa akan terus kau lakukan agar kenyamanan itu bertahan pada dirimu". Dari hal tersebut Aku tak pernah menyangka akan menemukan kenyamanan dalam melakukan sesuatu. Hal itu muncul didalam benakku ketika aku duduk termenung sendiri. Aku seperti membayangkan apa yang bisa kulakukan dihidupku jika aku tidak memiliki keahlian atau bakat yang aku sukai. Apa gunanya menjadi mahasiswa yang tidak memberikan kontribusi kepada orang – orang. Aku selalu iri melihat kesuksesan orang lain dalam menggapai keinginan mereka tetapi tidak pernah ingin mencoba. Jika hanya iri yang ada didalam diriku dan aku tidak mau berubah maka hasilnya akan sama saja. Aku hanya tau memberikan ucapan selamat tetapi tidak pernah mendapat ucapan selamat dari teman – temanku. Akhirnya aku memutuskan mencari tau bakat – bakat yang sebenarnya tersembunyi di dalam diriku ini. Awalnya aku ditawari untuk menari. Hal – hal berbau seni sangatlah asing buatku karena aku sangat tidak tau apa – apa akan hal itu. Tetapi sekali mencoba, aku mulai tertarik dan terus belajar hingga aku nyaman dan aku sudah bisa menarikan beberapa tarian daerahku. Aku akhirnya berhasil menikmati dan menyukai hal yang berbau tari –tarian. Aku selalu penasaran melihat penari-penari yang berbakat diluar sana. Tetapi kenyaman yang aku rasakan bertolak belakang dengan perasaanku yang masih saja merasa hampa. Aku merasa seperti melakukan hal yang kurang bermamfaat dihidupku. Aku selalu berfikir apakah ini fashion yang sebenarnya aku miliki?. Aku kembali merenung. Apa dengan menari aku akan menemukan masa depanku yang cerah? Kata itu seketika muncul dibenakku. Aku kemudian dengan isengnya mencari dan membaca banyak artikel-artikel yang dibuat oleh orang-orang. Seketika aku berfikir, aku adalah mahasiswa sastra kenapa aku tidak mencoba untuk mencari fashionku dibidang tersebut. seketika itu aku mendapatkan inspirasi yaitu menekuni bidang penulisan. Awalnya aku tidak memiliki niat yang besar untuk menjadi seorang penulis yang amatir maupun profesional tetapi aku selalu ingin belajar dan belajar untuk menemukan kenyamananku yang sesungguhnya. Pernah sekali aku memikirkan untuk menjadi seorang penulis tetapi aku tau menjadi penulis tidaklah mudah. Menciptakan sebuah karya? Mana mungkin aku bisa. Tetapi aku selalu ingat kata – kata ayah. Disaat aku memulai mencoba menekuni bidang penulisan, tetap saja aku adalah manusia yang membutuhkan semangat untuk bisa menggapai itu. Orangtuaku tidak pernah melarangku melakukan hal – hal yang aku sukai. Ibuku selalu datang kepadaku dan berkata bahwa sebagai seorang pelajar yang masih muda, harusnya kita terus mencari ilmu sebanyak – banyaknya agar menjadi bekal di masa depan nanti dan peluang itu ada padaku saat ia tau bahwa aku menjadi salah satu mahasiswa dijurusan sastra. Tentunya ibuku melihat begitu keras usahaku dalam meyakinkan mereka bahwa aku bisa menemukan fashionku di bidang ini dan aku buktikan dengan mulai menjadi penulis yang amatir. Siapa sangka? Menjadi penulis tidaklah mudah, dahulu, setiap ditanya apa hobiku pasti aku akan mengatakan menulis adalah hobiku dan pernah sekali temanku mengatakan bahwa jika kamu memiliki hobi menulis maka yang harus aku lakukan adalah membuat karya dan menjadikan karya itu sebagai modal untuk lebih mengasah bakatku. Tetapi hal itu tidak pernah terfikirkan. Bagiku menulis yang selama ini aku sebut dalam hobiku adalah menciptakan sebuah tulisan yang indah. Tentu saja mereka menertawaiku dengan apa yang aku katakan. Mungkin terdengar seperti lelucon. Tidak hanya sampai disitu, setiap aku memberitahukan teman – temanku tentang karya ku yang sedang kubuat mereka ada yang mendukung tetapi ada juga yang mengejek. Aku dikatakan gila lah, malu – maluin lah, sok-sok lah dan sebagainya. Tetapi kata – kata itu justru semakin membuatku termotivasi untuk membuat karya sebanyak – banyaknya. Akhirnya aku mulai dengan mengikuti lomba – lomba menulis. Setiap pulang kuliah ataupun setiap belajar untuk mata kuliah esok, aku pasti menyempatkan untuk menulis. Hal itu aku lakukan hampir setiap hari. Aku sempat down karena sangat sulit mecari ide – ide kepenulisan. Sampai pada akhirnya ada beberapa tulisan yang memberikanku apresiasi dan membuatku semakin semangat untuk menulis sampai kapanpun. Oleh karena itu aku menjadikan karya-karya tulis sebagai impian yang harus aku kerjakan di tahun 2018 nanti agar waktu-waktu tidak kuhabiskan hanya untuk hal – hal yang tidak berguna.
es New Roman"'¸+=
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Akhir Tahun "Dear Me"
AcakDisini lah awal mula kita untuk menjadikan langkah kita kedepan menjadi lebih baik dari hari lalu. Disinilah awal cerita kita mengapa kita bisa jauh lebih baik dari sebelumnya. Tulisan ini bisa diibaratkan adalah kaca, cerminan diri kita yang siap u...