01 - 1 : KAMAR BULAN

18K 632 25
                                    

Angin merayap di atas tanah yang tandus, di bawah matahari yang temaram, dan masuk ke antara ilalang tidak hijau yang hanya sedikit bergoyang karenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin merayap di atas tanah yang tandus, di bawah matahari yang temaram, dan masuk ke antara ilalang tidak hijau yang hanya sedikit bergoyang karenanya. Di balik ilalang-ilalang itu, seekor kuda bergerobak tengah bergerak pelan. Kedua roda gerobak berkecimuk dengan bebatuan, dan sesekali kuda ini berkikik—entah karena lelah atau kaget.

Di atas gerobaknya ada sebuah peti kayu tua, dan ternyata dia tidak sendirian. Dia ditemani oleh seorang manusia yang berpedang di pinggang dan bertudung menutupi muka. Tanah yang tandus dan udara yang kering mengharuskannya memakai tudung itu. Tapi, lebih daripada itu, dia memiliki alasan lain.

Mereka menempuh perjalanan panjang menuju suatu tempat. Selain tanah berbatu, mereka dikelilingi oleh padang yang merunduk layu dan bermandikan cahaya matahari lembut. Tiba-tiba angin kering mengencang dan menerbangkan tudung pemilik kuda. Ternyata yang berada di balik tudung itu adalah seorang gadis muda yang sudah terlalu lama hidup, Jang Manwol.

Tudung itu terbang hingga jauh sekali dan akhirnya jatuh mengait ke batang pohon kurus kering yang hampir rubuh. Dia berayun di sana untuk waktu yang cukup lama sebelum kemudian diambil oleh salah satu dari sepasukan prajurit berkuda yang melintas. Begitu mendapatkan tudung itu, seolah mendapatkan suatu petunjuk, mereka mempercepat pergerakan, tapi mereka tidak lebih cepat daripada seekor elang  yang membumbung tinggi hingga ke atas awan, terbang mendatar dalam waktu yang panjang, dan akhirnya menukik melintasi suatu tenda di antah berantah.

Ada seekor kuda di sana, yang bergerobak dan membawa peti kayu itu. Kuda itu diikat di dekat tenda, sedangkan pemiliknya duduk di bangku di bawah tenda—menunggu dihidangkan makanan dan minuman oleh pemilik tenda yang adalah seorang wanita tua.

“Kau beruntung,” kata Wanita Tua, sambil menghidangkan minuman ke depan Jang Manwol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau beruntung,” kata Wanita Tua, sambil menghidangkan minuman ke depan Jang Manwol. “Selain di sini, tidak ada air yang bisa kau minum di sepanjang jalan. Kau pengembara? Kelihatannya kau bukan orang Georan. Kau orang Malgal ya? Aiuh! Rupanya kau punya pedang. Kau seorang kesatria?”

(Georan, atau Khitan, atau Khitai, adalah ras campuran Mongolia dan Tungus yang terbentuk sejak abad ke-4. Malgal, atau Mohe, atau Mogher, adalah orang Tungus—Siberia Timur dan Manchuria—yang tinggal di Asia Timur pada sekitar abad ke-6 dan ke-7. [ko.m.wikipedia.org])

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang