Dahulu kala, jauh di puncak gunung, seorang nenek tinggal sendirian. Nenek itu sangat pandai membuat bubur kacang merah, jadi orang-orang memanggilnya 'Nenek Kacang Merah'.
Suatu hari di musim panas, Nenek menyemai biji kacang merah di ladang. Tiba-tiba, terdengar auman, dan seekor harimau besar muncul entah dari mana. Nenek menjerit, dan harimau hampir menerkamnya karena jeritan itu.
"Tunggu! Harimau, dengarkan aku," kata Nenek, memotong. "Aku menanam banyak kacang merah di sini. Aku akan memanennya pada musim gugur nanti, dan aku bisa membuatkanmu bubur kacang merah yang enak. Ketika itu, kau juga boleh memakanku kalau belum kenyang. Bagaimana?"
Harimau bimbang. Dia ragu, apakah bubur kacang merah itu benar-benar enak? Dia pun sadar, bahwa dia bisa menerkam Nenek kapan saja jika mau, lalu dia memutuskan untuk menunggu saja sampai musim gugur agar bisa memakan Nenek beserta bubur kacang merahnya. Harimau pun berkata, bahwa dia akan pergi dan kembali lagi pada musim gugur nanti.
Waktu berlalu dan musim gugur pun tiba. Nenek sudah memanen semua kacang merahnya di akhir musim panas. Selagi membuat bubur dengan kacang merahnya tersebut, Nenek bersedih karena teringat akan harimau—yang akan segera datang untuk memangsa dirinya. Nenek pun menangis. Lalu, sebuah kacang kastanye berguling ke depannya dan bertanya kenapa Nenek menangis.
Setelah mendengar cerita Nenek tentang Harimau, Kastanye berkata, "Nenek, jangan menangis. Kalau Nenek tidak keberatan memberiku semangkuk bubur kacang merah yang enak itu, aku akan membantu Nenek untuk lolos dari Harimau."
Nenek tidak yakin kalau Kastanye yang kecil itu bisa membantunya, tapi Nenek tetap memberikannya semangkuk bubur kacang merah. Setelah menghabiskan bubur, Kastanye bersembunyi di tungku dapur Nenek.
Nenek menangis lagi, dan seekor kura-kura, mortar-alu, tikar jerami, tas kayu, dan kotoran anjing berdatangan bertanya kenapa Nenek menangis. Nenek menjawab, bahwa dia menangis karena takut harimau datang untuk menerkamnya. Seperti Kastanye, mereka juga meminta semangkuk bubur kacang merah dan berjanji untuk membantu Nenek.
Setelah makan, Kura-kura bersembunyi di dalam bak, Kotoran Anjing berbaring di pintu dapur, Mortar-alu menggantung di dinding dapur, dan Tikar Jerami membentang di luar pintu dapur. Terakhir, Tas Kayu berdiri di dekat sebuah pohon di halaman.
Malam pun tiba, dan Harimau menampakkan dirinya di depan rumah Nenek sambil menjilati bibirnya sendiri—menakuti Nenek. Dia telah siap untuk menyantap bubur kacang merah dan Nenek yang lezat.
Nenek gemetar ketakutan di dalam kamar, saat Harimau menerobos masuk ke dapur untuk mencari bubur kacang merah yang dijanjikan. Ketika Harimau memeriksa tungku untuk mencari, Kastanye—yang bersembunyi di tungku tersebut—meniupkan banyak sekali abu ke mata Harimau. Harimau kaget, dan dia hampir menjatuhkan dirinya ke tungku tersebut.
Lalu, Harimau menuju bak untuk membersihkan mata. Dia menjulurkan tangannya ke dalam bak, dan tiba-tiba Kura-kura menggigit tangannya itu sangat keras. Karena merasa ngeri dan kesakitan, Harimau berlari ke luar dapur, tapi malah terpeleset karena Kotoran Anjing di depan pintu. Saat itu pula, Mortar-alu jatuh ke kepalanya. Harimau pun terkapar dan Tikar Jerami menggulungnya kuat-kuat.
Harimau tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya setelah itu. Dia diangkut oleh Tas Kayu sampai ke tepi sungai. Di sana, Tikar Jerami melepaskannya dari gulungan dan Tas Kayu menendangnya ke sungai.
Singkatnya, semua yang ada di rumah bekerja sama untuk menyelamatkan Nenek—seperti yang mereka janjikan.
Sumber : myonniyou.com
Terjemah : Ranhaya Sasega
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
FanfictionNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...