15 - 5 : PELURU BENCI

667 56 0
                                    

“Sepertinya tidak lama lagi Ji Hyunjung akan segera pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sepertinya tidak lama lagi Ji Hyunjung akan segera pergi. Jadi, nih, bagaimana kalau kita mengadakan suatu event untuknya dan adiknya sebelum mereka pergi nanti?” Sarjana Kim berusul terlebih dahulu, dan Kepala Choi menyetujui. Mereka mengajukan usulan itu pada Manwol di ruang rapat.

“Hyunjung tidak punya banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama adiknya, bahkan ketika dia masih hidup dulu. Jadi, bagaimana kalau kita membuka taman hiburan barang sebentar untuk mereka?” minta Kepala Choi, dengan sopan, pada Manwol yang sedang menyeruput tehnya.

“Mengubah bar menjadi kafe anak untuk sementara juga bukan ide buruk,” pikir Sarjana Kim, mantap.

“Hyunjung sudah menunggu adiknya dengan sabar selama 70 tahun ini. Setidaknya kita harus memberi mereka kesempatan untuk bersenang-senang.”

Manwol terkikik mendengar semua itu. “Kalian pikir, selama ini Hyunjung itu benar-benar tidak berpulang hanya karena menunggu adiknya? Hyunjung memang sangat manis, tapi benarkah dia rela menunggu selama 70 tahun hanya untuk berpulang bersama adiknya? Kalian lupa? Dia itu mati tertembak.”

Sarjana Kim dan Kepala Choi langsung terdiam karena perkataan Manwol itu, dan … mereka tidak berani untuk menyebut-nyebut tentang event untuk Hyunjung lagi di depannya. Tidak lama, kabar itu sampai ke telinga Chanseong dan Chanseong bicara dengan Manwol di ruangan direktur. Manwol sibuk melap senapan emasnya sementara Chanseong bicara.

“Kalau Anda memang tidak mau membuat event untuk Hyunjung dan adiknya, ya sudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kalau Anda memang tidak mau membuat event untuk Hyunjung dan adiknya, ya sudah. Kenapa Anda malah merusak suasana?” kata Chanseong, protes.

“Kau tahu? Dulu aku pernah menembak seseorang dengan senapan ini. Aku menembaknya dengan … peluru benci tamuku supaya orang itu menderita seumur hidup.” Manwol bercerita sambil terus melap senapannya dan membidik lewat senapan itu.

“Jadi, Anda akan melakukan hal yang sama pada orang yang menembak Ji Hyunjung?” sebut Chanseong, berprasangka.

Manwol tertawa mendengarnya. “Haha. Dia sudah menembakkan peluru bencinya sendiri pada musuhnya. Dan kau tahu peluru bencinya itu apa? Hyunmi. Adiknya sendiri, Ji Hyunmi.”

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang