11 - 6 : TAKUT KEHILANGAN

876 82 3
                                    

Tuk. Tuk. Tuk.

"Ya, silakan masuk."

Kepala Choi mengetuk pintu Kamar 404 untuk memberi tahu tamu di dalamnya mengenai waktu check-out. Pengantin Baru puas akan pelayanan yang mereka terima di hotel ini.

"Kami tidak akan pernah melupakan waktu yang kami habiskan di sini," kata Pengantin Wanita, sambil tersenyum. Maka, Kepala Choi berterima kasih dan membukakan pintu check-out untuk mereka yang langsung terhubung ke bangunan nyata hotel ini yang tidak bisa untuk mereka sendiri buka kembali karena pintu tersebut segera menghilang.

Pengantin Baru terkejut.

"Hotelnya benar-benar seperti yang orangtuaku ceritakan. Tidak bisa dikunjungi lagi begitu sudah keluar," kata Pengantin Pria, terpesona.

Pengantin Wanita setuju. "Kalau kita sudah punya anak nanti, dan dia sudah dewasa dan cukup umur untuk menikah, kita kirim dia ke sini untuk berbulan madu seperti kita. Ya?"

"Hmh. Tentu saja," kata Pengantin Pria, sambil tersenyum. Mereka pun mungkin tidak akan kembali lagi ke hotel ini, untuk waktu yang lama.

 Mereka pun mungkin tidak akan kembali lagi ke hotel ini, untuk waktu yang lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa Sanchez, yang sedang bersedih, rumah ini menjadi terlalu tenang. Veronica dimakamkan di Itali, dan Sanchez akan berada di sana untuk beberapa hari. Chanseong dan Mira duduk bersama di halaman rumah, memikirkan teman mereka yang sedang bersedih itu.

"Kasihan Sanchez," kata Lee Mira, menyesal. "Pacarnya tiba-tiba meninggal. Dia bahkan tidak sempat bertemu dengannya dulu."

"Sempat. Dia bahkan sempat mengobrol dengannya."

Mira terkejut mengenai itu.

"Karena sekarang dia sudah mengerti kalau kematian bukan akhir dari segalanya, dia juga pasti akan lebih kuat dalam menghadapi semua ini." Chanseong berdoa untuk Sanchez dan Veronica.

"Oh. Sempat ya? Syukurlah. Tapi bagaimana caranya? Veronica meninggal waktu masih di Shanghai, kan?" Lee Mira cukup cerdas untuk menyadari itu.

"Ouh, kopinya enak nih. Aku masuk duluan ya?" Chanseong bangkit, dan tiba-tiba ada tiga pria berjas memasuki rumah ini. Sementara ....

Kim Yuna sudah menyelesaikan sketsa pelaku pembunuhan berrantai yang keenam korbannya menginap di Del Luna. Dia mengamati sketsa itu sepanjang jalan, dan hampir tertabrak ketika menyeberang. Tanpa sadar, orang yang menabraknya itu adalah orang itu! Seol Jiwon—yang memang sengaja menampakkan dirinya pada Kim Yuna, karena penasaran.

Ada hantu di dalam mobil Seol Jiwon, dan Kim Yuna pun sadar bahwa Seol Jiwon adalah pelaku pembunuhan berrantai itu. Dia segera mengikuti mobilnya, dengan taksi. Seol Jiwon cukup puas akan hasil yang didapatkannya ini. Kira-kira, kenapa, ya, anak SMA yang manis itu mengikuti dirinya? Hm, dia harus menanyakan itu padanya nanti.

 Kira-kira, kenapa, ya, anak SMA yang manis itu mengikuti dirinya? Hm, dia harus menanyakan itu padanya nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang