14 - 4 : JALAN LAIN

569 62 0
                                    

Diberi tahu Ji Hyunjung bahwa Dewa Kematian mencari, Chanseong segera pergi ke depan Terowongan Baka untuk menemuinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diberi tahu Ji Hyunjung bahwa Dewa Kematian mencari, Chanseong segera pergi ke depan Terowongan Baka untuk menemuinya. Dewa Kematian hendak menyampaikan bahwa dia telah tahu di mana keberadaan Seol Jiwon sekarang.

“Aku sudah menemukan arwah penasaran yang mendendam padamu itu,” ucap Dewa Kematian, dengan tenang.

“Apakah dia menjadi lebih kuat, seperti yang diinginkannya?” tanya Chanseong, sangat penasaran juga khawatir.

“Apakah menurutmu seorang arwah penasaran bisa menjadi lebih kuat hanya karena dia menginginkannya? Selama ini dia hanya bersembunyi dalam gelap seperti tikus-tikus got.” Dewa Kematian agak tertawa karena itu.

“Syukurlah kalau begitu.” Chanseong mengelus dada.

“Masalahnya, dia hanya terus bersembunyi dan tidak pernah mau keluar. Maukah kau membantuku?” tanya Dewa Kematian, tanpa ingin mengurangi sedikit pun kewibawaannya di depan anak manusia yang satu ini.

Chanseong heran. Apa maksudnya?

“Kudengar, kau sangat pintar menjadi umpan. Tapi aku tidak akan memberitahumu siapa yang memberitahuku tentang itu,” kata Dewa Kematian, sambil berpaling.

“Dari Sarjana Kim, bukan?” tebak Chanseong, tidak salah lagi, dan Dewa Kematian langsung menggeleguk karena tebakannya itu benar—tapi dagunya tetap mengangkat karena, sekali lagi, tak ingin kehilangan sedikit pun kewibawaan di depan anak manusia yang satu ini.

“Yah, saya akan menganggap itu sebagai penilaian sesama rekan yang baik atas kinerja saya di hotel ini,” sebut Chanseong, bicara pada dirinya sendiri dan ….

“Banyak sekali manajer manusia yang bekerja di hotel ini, dan kau adalah,” Dewa Kematian mengacungkan telunjuknya—yang berarti ‘nomor satu’, “menurut penilaianku.”

“Oh, terima kasih,” ucap Chanseong, merasa terhormat.

Diam sebentar. Lalu Chanseong bertanya, “Apakah Anda selalu berada di sini sejak Jang Manwol mengelola Pondok Bulan?”

“Begitulah. Aku telah menuntun banyak arwah, dari tempat ini menuju Alam Baka,” sebut Dewa Kematian, dengan penuh kebanggaan.

Chanseong pun teringat akan sesuatu, dan dia menanyakannya pada Dewa Kematian. “Lalu siapa tamu pertama di tempat ini? Menurut salah satu Nenek Mago, tamu pertama adalah yang paling utama.”

Dewa Kematian pun menjawab, bahwa, “Aku belum bisa menuntun tamu pertama tempat ini. Cahaya kecilnya yang samar tidak pernah terlihat oleh siapa pun yang pernah ada di tempat ini.”

“Bagaimana bisa begitu?” tanya Chanseong, tak mengerti.

“Kehadiranku bukan untuk memberikan jawaban, bukan juga untuk sebaliknya. Sekarang, mari kita tangkap arwah penasaran itu saja,” dan Dewa Kematian bergegas lebih dulu untuk itu—dengan semangat.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang