10 - 7 : INGIN BERTERIMA KASIH

1.2K 97 14
                                    

“Hey, soal kasus Pembunuhan Berrantai itu, hasil analisis dari sekop yang kita temukan di mobil Tersangka sudah keluar, kan?” Iptu Joo memulai obrolan serius dengan Iptu Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hey, soal kasus Pembunuhan Berrantai itu, hasil analisis dari sekop yang kita temukan di mobil Tersangka sudah keluar, kan?” Iptu Joo memulai obrolan serius dengan Iptu Park.

“Ya, dan sudah terbukti kalau bercak darah yang ada di sekop itu adalah milik para korban yang kita temukan di perbukitan.” Iptu Park segera menyambung obrolan serius Iptu Joo, meski sebelumnya dia sempat agak tercengang pada sosok Jang Manwol yang terlihat olehnya saat berbalik pergi meninggalkan halaman kantor polisi ini.

“Nah, tapi kenapa Tersangka tidak mau mengaku juga kalau dia yang membunuh mereka? Aku gak ngerti, deh, sumpah. Pusing!” Iptu Joo sampai mengacak-acak rambut saking pusingnya.

“Tapi, nih, selain pada kasus istrinya, dia benar-benar gak ada motif membunuh.”

“Kalau begitu, artinya dia pasti psikopat. Gemar membunuh.” Iptu Joo yakin sekali itu, tapi ….

Itu tidak benar. Seol Jiwon, pelaku kasus Pembunuhan Berrantai yang sebenarnya, masih berkeliaran bebas dan beraktivitas di luar penjara. Dia baru saja menyingkirkan barang bukti pembunuhan yang dimilikinya dengan membakarnya di suatu tempat yang tentu saja tidak ada kaitannya dengan dirinya—agar dirinya sama sekali tidak dicurigai.

Tidak lupa, dia juga membuang kartu memori black box mobilnya sendiri karena mungkin benda itu merekam sesuatu mengenai pembunuhannya, tapi … sesuatu yang terrekam oleh black box mobilnya sepertinya perlu diperiksa terlebih dahulu. Dia teringat akan mobil pick up yang tempo hari nampak mengikutinya di perjalanan menuju perbukitan. Karenanya, dia tidak serta merta membuang kartu memori itu.

Dia pergi ke bar miliknya, memeriksa kartu memori itu, dan menemukan nama agen layanan pindahan yang tertera di mobil pick up itu. Dia pun menghubungi agen pindahan tersebut.

“Ada masalah dengan barang-barang yang diantar pick up itu,” kata Seol Jiwon, agak ngotot tapi malas, pada penerima telepon.

“Semua barang sampai di tujuan dengan baik, kok, tidak ada masalah,” kata Agen Pindahan, sambil memeriksa data dan sebagainya.

“Tolong, deh, Anda lihat lagi nama pemesannya. Atas nama siapa pick up  itu dipesan?” Memang inilah tujuan awal Seol Jiwon, mengetahui siapa remaja perempuan yang ada di mobil itu.

“Hari itu, pick up 3465 dipesan atas nama … Gu Chanseong."

“Siapa?” Seol Jiwon merasa telah salah dengar.

“Gu Chanseong. Bukankah itu Anda sendiri?”

Seol Jiwon pun menutup telepon begitu saja dan, “Gu Chanseong? Ey, tidak mungkin. Gu Chanseong yang itu? Gu Chanseong? Kenapa kau muncul di sini?” Seol Jiwon tertawa dan jadi semakin penasaran tentang remaja perempuan yang ada di dalam pick up hari itu.

 Gu Chanseong yang itu? Gu Chanseong? Kenapa kau muncul di sini?” Seol Jiwon tertawa dan jadi semakin penasaran tentang remaja perempuan yang ada di dalam pick up hari itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang