05 - 2 : SI NOMOR EMPAT

1.3K 97 0
                                    

Chanseong mengembalikan peti dupa pada Sarjana Kim dan Kepala Choi di sky bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanseong mengembalikan peti dupa pada Sarjana Kim dan Kepala Choi di sky bar. Dia berkata, “Mohon maaf, sepertinya saya membuat kesalahan saat menyalakan dupanya."

PROK. Tiba-tiba Sarjana Kim menyergap tangan Gu Chanseong dan mendekapnya. “Aku senang kau selamat,” ucapnya, dengan sangat emosional—membuat Chanseong kebingungan.

“Kepala Choi, kau ini bagaimana sih? Tamu Kamar 13 itu kan sangat berbahaya, kenapa mengirim Pak Manajer ke sana? Kalau terjadi apa-apa padanya, bagaimana?” Sarjana Kim pura-pura mengomel, membisukan Kepala Choi dan Gu Chanseong karena omelan ini terkesan aneh dan kurang pada tempatnya.

Chanseong nyengir-nyengir canggung. “Eh, saya tidak apa-apa. Maaf, telah membuat Anda khawatir. Permisi.”

Sarjana Kim bernapas lega setelah Chanseong pergi. “Uh, kita beruntung Si Nomor Tiga tidak peka. Sepertinya dia sama sekali tidak curiga kalau kita sengaja mengirimnya ke kamar itu supaya dia menjadi gila.”

“Begitukah? Tapi, saya rasa, barusan itu Anda justru terlihat seperti mengaku ‘mencuri’. Ah, Manajer Gu ini sepertinya sangat bodoh.” Kepala Choi prihatin.

“Sebodoh apa pun, dia pasti akan tahu semuanya saat melihat Si Nomor Empat datang. Kita harus segera memberi tahu Ji Hyunjung, dia tidak boleh membawa Si Nomor Empat ke sini sekarang,” putus Sarjana Kim, dengan begitu bijak.

 Kita harus segera memberi tahu Ji Hyunjung, dia tidak boleh membawa Si Nomor Empat ke sini sekarang,” putus Sarjana Kim, dengan begitu bijak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai kelas malam, Jeong Sujeong yang kini telah menjadi Kim Yuna merapikan peralatan sekolahnya ke dalam tas dan meninggalkan kelas. Tapi, di pintu kelas ada Ji Hyunjung yang berdiri dan tersenyum begitu saja padanya. Kim Yuna bingung. Dia tidak pernah melihat Ji Hyunjung di sekolah ini sebelumnya, dan seragam yang dipakai Ji Hyunjung pun adalah seragam sekolah zaman dulu. Apakah dia hantu? Kim Yuna bertanya-tanya.

“Heh, Kim Yuna, ngapain bengong? Minggir!” seru teman sekelasnya, kemudian dia dan teman-temannya sedikit menyenggol Kim Yuna saat meninggalkan kelas.

Melihat Ji Hyunjung tertembus begitu saja oleh teman-temannya itu, Kim Yuna pun yakin bahwa Ji Hyunjung bukan manusia. Dia pun melengos pergi, bahkan mendahului teman-temannya yang sudah lebih dulu meninggalkan kelas tadi.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang