15 - 2 : TANAH PURNAMA

622 62 0
                                    

Tanah Purnama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanah Purnama. Melangkah sedikit lebih dalam, Chanseong bisa melihat Kepala Choi yang sedang pusing melayani dua tamu barunya yang saling menyalahkan atas sesuatu. Karena ada belenggu kayu di masing-masing leher mereka, sepertinya kedua tamu itu meninggal dalam penghukuman—yang tidak adil untuk salah satu atau keduanya.

Menoleh dari ribut-ribut kedua tamu baru Kepala Choi, Chanseong melihat kedatangan Sarjana Kim dari arah pintu masuk. Di zaman Joseon ini, entah bagaimana, Sarjana Kim terlihat lebih berwibawa. Mungkin karena pakaiannya? Entahlah. Pokoknya dia sangat pandai dalam mengatur keluar-masuknya minuman milik Jang Manwol.

Lalu Chanseong melangkah lebih dalam lagi untuk mencari Bunga Rembulan. Dan di halaman paling Timur penginapan dia menemukan sekumpulan bunga yang berdiri tertib tapi saling menggelitik satu sama lainnya. Mereka bergoyang-goyang karena semilir angin, dan mereka berwarna ungu, merah, hingga putih. Apakah itulah yang disebut dengan Bunga Rembulan? Chanseong pergi menghampirinya.

“Siapa kau?!” seru seseorang dari arah belakang, dan Chanseong sangat mengenal suaranya. Orang itu tidak lain adalah … Jang Manwol, tapi dengan pakaian tuan muda lengkap dengan gat-nya. (Gat, topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria kaum bangsawan atau berpendidikan di zaman Joseon.)

“Kau masih hidup, kenapa bisa ada di sini? Kau datang untuk mencuri?” nilai Tuan Muda Jang, dengan sangat ketat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Kau masih hidup, kenapa bisa ada di sini? Kau datang untuk mencuri?” nilai Tuan Muda Jang, dengan sangat ketat. Terlepas dari apa pun, Chanseong senang bisa bertemu dengan Jang Manwol.

Tuan Muda Jang memperhatikan Chanseol dari kaki ke kepala dan memutar dari depan sampai ke arah kiri Chanseong saja. Dia berkomentar, katanya, “Pakaian yang kaukenakan sangat tidak biasa. Kau berasal dari mana?”

“Jang Manwol-ssi,” sebut Chanseong, ingin bicara, dan Tuan Muda Jang nampak terkejut karenanya.

“Bagaimana kau bisa tahu namaku? Apakah kau …” Tuan Muda Jang mengamati Chanseong dari dekat dan, “Chist. Tidak salah lagi, kau pasti orang suruhan Tuan Oh dari Dangyong, bukan? Kau tahu tempat ini dari surat yang kukirim padanya. Pulang saja! Dan katakan pada Oh Chunghwan kalau aku pasti akan mengembalikan uangnya setelah purnama.”

SHUK. Chanseong menangkap lengan Manwol—yang hendak pergi, dan BUK, Manwol memojokan Chanseong ke dinding dengan cukup keras. Chanseong berkata, dengan agak tercekik, bahwa, “Aku datang dari tempat yang sangat jauh, dan Anda yang sekarang belum mengenalku.”

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang