14 - 1 : MENJADI KACAU

658 68 2
                                    

Di halaman depan aula penghukuman, dua prajurit istana sedang melempar satu per satu dari setumpukan barang dalam gerobak ke dalam api

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di halaman depan aula penghukuman, dua prajurit istana sedang melempar satu per satu dari setumpukan barang dalam gerobak ke dalam api. Mereka akan membakar semua barang yang ada dalam gerobak itu.

Kemudian Go Cheongmyeong datang dan, “Hentikan. Apa yang sedang kalian lakukan pada barang-barang itu?” tanyanya, tanpa menuntut.

“Ini barang-barang milik kelompok pencuri yang sudah dihukum gantung itu. Kami diminta untuk memisahkan yang berguna dan membakar semua sisanya,” kata prajurit yang memegang pipa, menjelaskan.

Go Cheongmyeong meminta pipa itu dan menatap setiap lukisan yang ada padanya. “Jangan bakar barang-barang ini. Simpan dan kumpulkan saja semuanya dalam satu peti.” Lalu Go Cheongmyeong menaruh pipa tadi di paling atas tumpukan benda-benda—yang sudah lebih dulu kedua prajurit masukkan ke dalam peti seperti yang dia perintahkan.

Go Cheongmyeong berjongkok di depan semua barang itu. Semua ini adalah milik mereka, yang telah mengisi beberapa hari dalam hidupnya dengan tawa dan senyum. Go Cheongmyeong mengenali sebagian besar dari barang-barang itu.

“Kembalikan barang-barang ini pada anggota mereka yang nyawanya diampuni. Setidaknya mereka bisa memakamkan kerabatnya melalui barang-barang ini. Sebentar,” potong Go Cheongmyeong, ketika dua prajurit hendak menutup peti untuk kemudian diangkat. Ada satu barang lagi yang harus dia taruh ke dalam peti ini, dan itu adalah ….

Tusuk rambut berornamen bulan ‘milik’ Manwol yang berdarah. Tadinya tusuk rambut itu akan dia hadiahkan untuk Manwol Si Pencuri, tapi tidak pernah sempat karena suatu hal yang sangat besar. Manwol telanjur bersumpah untuk membunuhnya, dan Go Cheongmyeong marah—bukan karena sumpah itu. Bersama dengan diucapkannya sumpah Manwol itu, Go Cheongmyeong memendam kuat-kuat amarahnya dalam genggaman, hingga melukai tangannya sendiri karena dia menyimpan tusuk rambut itu di dalam genggamannya. Darah menetes dari setiap celah jari-jarinya.

Go Cheongmyeong tidak sanggup untuk terus menyimpan tusuk rambut itu, juga tidak mungkin tusuk rambut itu akan sampai ke tangan ‘pemiliknya’. Jadi, dia meninggalkan tusuk rambut itu di atas leher pipa milik Yeonwoo dan membiarkan dua prajurit menutup peti ini—yang mungkin tidak akan pernah dibuka lagi untuk selamanya, yang justru dia sendiri berpaling darinya setelah menjadi kunang-kunang dan mempertemukannya dengan Gu Chanseong yang tersesat. Go Cheongmyeong membawa kembali Gu Chanseong yang tersesat itu ke mulut masuk Terowongan Baka di Del Luna.

“Gu Chanseong!” Manwol berlari dan memeluknya. Wanita ini terlihat sangat lega begitu tahu dan melihat pria ini kembali.

Go Cheongmyeong senang bisa ‘membantu’ Manwol. Karena itulah dia tersenyum. Dan menurutnya, wanita ini perlu ditenangkan. Jadi, dia mengangkat satu tangannya dan membelai kepala belakang Manwol—seperti di hari itu. Lalu, “Kau … siapa?” lontar Manwol, sambil melangkah mundur dan dengan tatapan mata yang sangat tajam dan penuh curiga.

“Pak Manajer! Pak Manajer! Oh, syukurlah Anda baik-baik saja.” Kepala Choi dan Sarjana Kim berhamburan mengerubungi—tanpa tahu betul apa yang sedang terjadi.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang