13 - 3 : KEBERADAAN

658 67 0
                                    

Manwol pura-pura sakit perut agar bisa ke apotek, dan Chanseong menemaninya—untuk mengawasi—karena tahu kalau Manwol hanya berbohong. Manwol datang ke apotek ini untuk melihat wanita itu, yang adalah pacar Yoon Seungbeom yang sedang mengandung.

Chanseong bersedekap. “Tidak usah berpura-pura. Anda ke sini untuk bertemu wanita itu. Dia pacarnya tamu kita itu kan, yang mengandung bayi keluarga musuh Kepala Choi?”

“Ya. Kepala Choi pikir keluarga itu sudah tamat, tapi ternyata tidak—gara-gara bayi dalam perut wanita itu. Anak itu benar-benar telah membuat Kepala Choi kecewa. Kalau anak itu tidak ada, dendam Kepala Choi mungkin sudah lepas sekarang.” Manwol benci pada bayi itu dan wanita yang mengandungnya, karena telah mengecewakan Kepala Choi.

Pendapat Chanseong berbeda. “Benarkah akan seperti itu?” tanyanya, tidak yakin dan, “Benarkah semuanya akan selesai kalau anak itu tidak ada?” ucapnya, sekali lagi, dan Manwol agak marah karena ini.

“Kalau begitu, kita lihat saja sekarang. Aku bisa ‘menyentuh’ anak itu dan ‘menjatuhkannya’ sekarang juga, kalau mau. Lagi pula, kelihatannya kondisi kehamilan perempuan itu juga tidak begitu bagus—”

“Eurg. Argh.” Pacar Yoon mengaduh karena perutnya, sementara dia hendak melakukan sesuatu terhadap obat-obatan yang berada di rak terbawah. Chanseong segera membantunya sebagai sesama manusia, dan Manwol sangat TIDAK SUKA itu. Kenapa Chanseong malah membantu musuh Kepala Choi?

Manwol dan Chanseong keluar dari apotek, dan mendapati satu mobil putih cantik yang parkir menyilang secara sangat seenaknya di tempat parkir ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manwol dan Chanseong keluar dari apotek, dan mendapati satu mobil putih cantik yang parkir menyilang secara sangat seenaknya di tempat parkir ini. Meski mobil itu tidak menghalangi mobil mereka, Manwol tetap marah—karena yang boleh seenaknya di dunia ini hanyalah dirinya, menurutnya.

“Apa ini? Mobil sih boleh bagus. Aku juga pingin beli yang begini. Tapi apaan? Ish!” Manwol menendang mobil itu, sangat keras, hingga menimbulkan banyak kegaduhan karena mobilnya berteriak.

Ketika itu, muncul seorang wanita agak tua yang kenampakan luarnya PERSIS seperti Nenek Mago-Nenek Mago lainnya. Chanseong pun langsung menyimpulkan, bahwa, “Yang di sana itu Nenek Mago juga ya?” dan—

“Ya ampun? Ya ampun, Jeng. Jeng! JENG!!!” dan, “Manwol-ah!!” Manwol dan Jeng Mago sama-sama berteriak sambil berjingkrak, seperti sepasang sahabat yang sudah LAMA sekali tidak bertemu. Chanseong agak menganga karena ini.

“Kau ke mana saja?”

“Jeng ini yang ke mana saja? Padahal waktu ada Moonsuk, Jeng sering datang ke hotel. Kok sekarang gak sih? Kapan-kapan mampir dong!” Manwol menusuk-nusuki perut Jeng Mago dengan kuku-kuku cantiknya.

“Aiy, jangan nusuk-nusuk dong. Aku ini sibuk,” kata Jeng Mago, banyak urusan. “Ini juga, aku mau pergi ke pembukaan bisnisnya orang.” Dia menunjukkan bunga yang dibawanya untuk acara tersebut, yang berwarna kuning cerah.

“Auh, siapa pun itu, kalau Jeng datang, PASTI bisnisnya lancar dan sukses deh.” Manwol pada siapa pun itu yang dimaksudnya.

“Ini, di gedung sini, ada anak-anak muda yang baru memulai bisnisnya. Bisnis komputer begitulah.”

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang