04 - 2 : MENUJU DAMAI

1.2K 114 0
                                    

“Pohon ini akan berdaun, berbunga, kemudian berguguran. Takdir hidup dan matimu akan kembali berlanjut,” begitu ucap Nenek Bunga tentang Pohon Bulan yang nyatanya kini benar-benar sudah berdaun.

Tapi Manwol tidak bisa menerimanya. Dia tidak rela pohon ini berdaun dan tidak ingin kenangan tentang orang itu kembali merangkak ke permukaan. Untuk apa? Orang itu bukan dan sama sekali tidak seperti yang Chanseong bayangkan. Dia ....

Karena kakinya terluka, Manwol Si Pencuri menyembunyikan dirinya di toko obat dekat tempat pelelangan budak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kakinya terluka, Manwol Si Pencuri menyembunyikan dirinya di toko obat dekat tempat pelelangan budak. Dia bersembunyi dari para prajurit istana yang menggeledah seluruh pasar untuk menangkap sekelompok pencuri dan mendapatkan kembali budak-budak yang melarikan diri. Bagaimanapun dia harus lolos dari mereka.

Tapi, ketika itu, seseorang memasuki gudang. Manwol segera berwaspada dan menyiapkan belatinya untuk menyerang orang itu.

SLAK. SLAK. SLANG. Manwol menyerangnya dari sudut mata, sikut, mata kaki, hingga lantai gudang yang hanya jerami dan tanah. Dia juga mencoba menebasnya, kemudian berhasil menyudutkannya ke dinding gudang dan ... ternyata orang itu adalah Go Cheongmyeong, prajurit istana yang telah berkawan dengannya. Dia berhasil menahan serangan belati Manwol.

Sedangkan di luar, prajurit istana yang lain menaruh curiga terhadap keributan yang terdengar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan di luar, prajurit istana yang lain menaruh curiga terhadap keributan yang terdengar. Mereka akan menyergap ke dalam gudang. Tapi, sebelum itu, Go Cheongmyeong keluar dan memberi tahu mereka bahwa tidak ada apa pun di dalam gudang. Dia juga memberi perintah agar para prajurit itu menggeledah tempat lain saja. Karena dia adalah seorang pimpinan, para prajurit mematuhi perintahnya.

Kemudian Go Cheongmyeong kembali ke dalam gudang. Dia membantu Manwol mengobati lukanya. Katanya, sambil mengobati, “Setelah mendengar kabar tentang penyergapan pasar budak oleh sekawanan pencuri, aku teringat padamu dan kelompokmu. Aku datang langsung untuk memastikan, tapi ... Beruntung, aku cukup cekatan. Kalau tidak, aku mungkin sudah mati di tanganmu.”

“Kau selamat berkat ketangkasanku,” sela Manwol, dalam lelah dan sakitnya karena luka.

Go Cheongmyeong mendesis. “Hmh, terima kasih banyak. Lalu bagaimana dengan ini? Wajahku sangat mahal. Kau akan bayar pakai apa?” tanyanya, sambil menunjuk ke arah goresan kecil di pipi kirinya yang diakibatkan oleh pertarungan singkatnya tadi dengan Jang Manwol.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang