01 - 3 : DEL LUNA

4.8K 267 7
                                    

"Hey, berhenti! Jangan lari kau!” teriak seorang petugas keamanan sambil berulang kali meniup peluitnya. Dia sedang mengejar seorang pria yang mencuri mesin kasir suatu toko di daerah pemukiman padat kota Mokpo, Provinsi Jeolla Selatan. Pencuri itu tidak lain adalah Pak Gu, ayah Gu Chanseong.

Pak Gu melarikan diri dari kejaran petugas keamanan itu, melompat keluar dari gang, beberapa kali menoleh ke arah belakang untuk memeriksa keberadaan petugas keamanan itu, menuruni tangga rapat dengan sangat terburu-buru, sehingga dia jatuh terguling dari tangga itu dan tidak sadarkan diri untuk beberapa saat. Mesin kasir yang dicurinya pun melontarkan koin-koin yang dimilikinya ke aspal.

Pak Gu terbangun, dan kesal sekali ketika dia tahu bahwa ternyata hanya ada beberapa lembar uang kecil yang lecek di dalam mesin kasir itu. Dia merasa sial sekali. Selain itu, Petugas Keamanan masih membunyikan peluit dan mengejar-ngejarnya. Terpaksa, dia harus berdiri dan lari lebih jauh lagi tanpa membawa serta mesin kasir yang miskin itu.

Pada malam purnama ini, hanya Pak Gu yang berkeliaran di jalan dengan berlari-lari dan terus berlari sampai merasakan lelah. Tanpa dia sadari, terang bulan menuntunnya ke halaman hotel asing yang bernama Del Luna.

Dia mengintip, dan melihat Ji Hyunjung, pemuda 19 tahun yang telah 50 tahun bekerja di Del Luna sebagai frontman. Dia bertanya-tanya, “Kalau hanya masuk sebentar, apakah aku juga harus membayar? Ah, entahlah.” Pak Gu akan coba masuk saja ke hotel itu, dengan merapikan pakaian dan mengikat tali sepatunya terlebih dahulu.

Saat Pak Gu mengikat tali sepatunya sambil berjongkok, sepasang kaki biru-biru bertelanjang dan sangat basah hingga berlendir melintas di depannya. Pak Gu terkejut sekali, dan lebih terkejut lagi ketika wanita basah kuyup yang adalah hantu air itu memasuki hotel. Pak Gu pun mengintip lagi dan mengamati percakapan Hantu Air dengan Ji Hyunjung.

“Oh, jadi aku harus masuk ke situ,” simpul Pak Gu, karena melihat Hantu Air memasuki elevator bersama Ji Hyunjung. Karenanya, Pak Gu pun memasuki hotel dan bergerak naik dengan elevator itu tanpa pernah tahu dan mengira-ngira seberapa tinggi dirinya akan naik.

Ting! Pintu elevator membuka, dan Pak Gu tercengang. Betapa megah dan mewahnya lobi hotel ini. Di bagian atap setidaknya ada empat lampu gantung yang sangat besar dengan puluhan lampu kecil bagai titik-titik bintang yang membenam di sisa bagian seluruh atap.  Dari atap itu meluncur dua baris tiang mengkilap yang membelah ruangan menjadi tiga bagian, yaitu bagian tengah yang terlihat amat luas begitu pintu elevator terbuka, bagian kiri yang diisi oleh meja resepsionis dan beberapa set meja dan kursi tinggi untuk bersantap ringan, dan bagian kanan yang diisi oleh berset-set sofa yang kelihatannya sangat nyaman untuk diduduki. Selain itu, di tepian bagian atas ruangan ini pun terdapat beranda-beranda berterali cantik dengan satu set tempat mengobrol pada masing-masingnya dan tangga yang sangat lebar di seberang elevator.

 Selain itu, di tepian bagian atas ruangan ini pun terdapat beranda-beranda berterali cantik dengan satu set tempat mengobrol pada masing-masingnya dan tangga yang sangat lebar di seberang elevator

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Wuah! Wuh. Wah, hotel ini luar biasa sekali. Wuh.” Pak Gu tak berhenti berdecak sampai dia duduk di salah satu sofa. Secara kebetulan, dia duduk di set sofa yang sama dengan Hantu Air.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang