11 - 4 : GERHANA BULAN

687 79 1
                                    

Lusa yang ditunggu-tunggu pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lusa yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bulan  yang sangat benderang kali ini pelan-pelan tertutup oleh gelap dan menjadikan Del Luna terlihat oleh mata manusia. Jang Manwol dan Gu Chanseong, sebagai direktur dan manajer Del Luna, memimpin para karyawan untuk menyambut kedatangan tamu istimewa mereka pada malam hari ini. Semuanya tengah bersiap di tempat masing-masing, dengan gembira.

"Semuanya nampak bergembira," komentar Chanseong, setelah melihat hampir setiap karyawan berjingkrak saat pergi ke posisi mereka masing-masing.

Manwol tahu itu. "Karena cahaya bulan kali ini tertutup, dan keberadaan hotel bisa diketahui oleh semua orang. Selain itu, kita akan kedatangan tamu manusia. Semuanya ... jadi merasa hidup kembali," begitu juga dengan Jang Manwol yang berseri-seri.

Maka, ketika pengantin baru tersebut kemudian datang, Ji Hyunjung menyambut mereka dengan, "Selamat datang di Del Luna. Anda sudah memesan kamar sebelumnya, bukan? Sudah berapa lama Anda mening—Eh, menikah? Eh? Oh, belum lama ya? Selamat! Selamat atas pernikahan Anda berdua!" Ji Hyunjung mengepak-ngepakkan tangannya untuk pasangan pengantin baru yang nampak masih malu-malu ini.

Kemudian mereka berdua diantar ke sky bar, dihidangkan berbagai makanan yang sangat lezat serta, "Ini adalah minuman andalan kami, Tears. Angel's yang melambangkan keindahan, dan Devil's yang melambangkan keganasan. Silakan." Sarjana Kim menghidangkan Angel's pada Pengantin Wanita dan Devil's pada Pengantin Pria. Lagi-lagi mereka dibuat tersipu di sini.

Dan senyum yang tidak kalah lebar pun ada di ruangan direktur. Manwol berjingkrak senang di dekat jendela, sambil mengintipi bulan yang tidak benderang di langit sana.

Chanseong mengamati. "Kenapa kelihatannya Anda senang sekali?" tanyanya, penasaran.

"Aku paling GAK SUKA sama bulan purnama. Tapi sekarang lihat itu, dia tertutup sempurna oleh gerhana. Uh, puas banget rasanya. Ini adalah saat-saat terbaikku! Ihihih." Manwol berjingkrang riang seperti anak kecil.

Chanseong senang melihatnya dan katanya, "Bulannya benar-benar tertutup ya? Dan saat terbuka kembali nanti, dia akan menjadi bulan yang baru. Kuharap, dia akan menjadi bulan yang baik dan suka membantu."

Manwol tahu apa maksud Gu Chanseong.

"Kalau tamunya sudah pulang, kita keluar yuk? Untuk bertemu bulan yang baik, ya Bulan Yang Jahat?"

"Auwuh, kau menantangku, ya, Chanseong?"

"Eh? Anda setuju tuh. Karena inilah aku suka namaku. Chanseong. Nama itu membuat semua orang selalu setuju pada apa pun yang kukatakan."

"Oh ya? Rupanya nama lain dari Gu Chanseong manajer kita ini adalah Okay Gu, ya? Okay Gu?"

"Apa-apaan itu? Nama Inggris-ku itu Andrew. Dan Chanseong namaku itu artinya bukan okay, tapi agreement. Persetujuan." Chanseong mengoreksi dengan sangat bijak.

"Ah, mau Agree, kek, Andrew, kek, terserah. Pokoknya kau itu tetap Okay Gu buatku. Okeh? Okay Gu, bulannya tertutup gerhana!" seru Manwol, sekali lagi, sambil mengintip gerhana bulan di luar dari telunjuk dan ibu jarinya yang membentuk lambang okay.

Chanseong tidak keberatan jika Manwol senang. Dia juga menyukai gerhana bulan ini dan ... Dia menggambar bulan itu di jendela dan membelahnya dengan pedang. Dia menggambar tanda kepemilikan Jang Manwol.

Manwol terkejut.

"Itu adalah tanda kepemilikan Anda, bukan?"

"Ya."

Chanseong bertanya dan Manwol menjawab. Maka, kalau begitu, hiasan rambut yang digenggam Go Cheongmyeong di tepi danau dalam mimpi tempo hari itu ... benar-benar hadiah untuk Jang Manwol? Lalu apa yang terjadi dengan hiasan rambut itu? Chanseong ingin tahu.

Kepala Choi datang. Dia melaporkan, bahwa, "Bu Direktur, tamu kita akan memasuki kamarnya."

"Yah. Bulannya juga sudah benar-benar tertutup. Pas sekali. Antar mereka ke 404."

"Baik." Kepala Choi pergi lagi untuk melaksanakan perintah itu, dan ....

"Hahh." Manwol benar-benar senang karena gerhana bulan ini. Sedetik pun dia tidak mau melewatkan keindahannya. Chanseong, yang penasaran tentang kesenangan itu, juga menatap bulan tersebut.

Dan di depan Kamar 404, Kepala Choi menyilakan Pengantin Baru untuk memasuki kamar tersebut. Mereka diberitahu untuk jangan keluar dari kamar ini sampai saatnya check-out tiba, dan mereka juga sudah tahu tentang itu dari orangtua Pengantin Pria. Keduanya pun memasuki kamar dan Kepala Choi menutupnya rapat-rapat.

Anak manusia seperti apakah yang akan terlahir kali ini? Ji Hyunjung dan Sarjana Kim penasaran sekali tentang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak manusia seperti apakah yang akan terlahir kali ini? Ji Hyunjung dan Sarjana Kim penasaran sekali tentang itu. Mereka bergumul di sky bar dengan tergelitik-gelitik, seolah seorang anak manusia benar-benar akan langsung terlahir ke dunia setelah malam ini berakhir.

"Anak 70 tahun sepertimu tahu apa? Yang begitu itu tidak bisa terjadi dalam semalam," kata Sarjana Kim, dengan menggulung Ji Hyunjung.

"Ih, kata siapa saya belum mengerti? Hihihi." Ji Hyunjung mengucek-ngucek Sarjana Kim dan—

"Chist." Dewa Kematian meletuskan senyumnya di sudut bar sana, sambil menyentuhi tepian gelas Angel's Tears yang berdiri di meja.

Sarjana Kim dan Ji Hyunjung menoleh.

"Kenapa ... Anda tertawa, Dewa Kematian? Memangnya Anda mengerti?" Sarjana Kim menguji.

"Aku juga tahu semuanya," kata Dewa Kematian, dengan tersetrum.

"Benarkah?" Sarjana Kim tak percaya.

Dewa Kematian tersinggung. "Jangan pikir, aku tidak tahu apa-apa."

"Ini kan pembicaraan tentang kehidupan. Dewa Kematian jangan ikut-ikutan." Ji Hyunjung benar-benar menohok perasaan Dewa Kematian dan ... kurang-lebih perkataannya itu memang benar. Dewa Kematian pun berpaling dari pembicaraan ini.

Sarjana Kim dan Ji Hyunjung kembali ribut.

"Kuharap, yang lahir kali ini adalah seorang ilmuwan, lalu dia mendapatkan hadiah Nobel mewakili Negara." Sarjana Kim berhaha-hihi membayangkannya.

"Kalau saya, berharap mereka melahirkan anak kembar tiga, dan tiga-tiga mendapatkan hadiah Nobel. Hahahahahaha." Ji Hyunjung membuat haha-hihi semakin riuh. Mereka yakin, semua tamu dan karyawan hotel sekarang pasti sedang memberikan dukungan untuk kamar 404. Hahaha-hihihi-hahaha-hihihi. Sarjana Kim dan Ji Hyunjung benar-benar tidak sabar untuk sesuatu.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang