Pada zaman dahulu kala, di tepi Danau Greece, hiduplah para peri yang mencintai bintang-bintang di langit. Setiap malam, mereka berkumpul di tepi danau untuk memandangi dan membicarakan legenda dari bintang-bintang yang mereka cintai itu hingga lupa waktu. Namun, di antara semua peri itu ada satu yang mencintai bulan. Dia adalah Peri Bulan.
Sementara yang lain membicarakan legenda bintang-bintang, Peri Bulan hanya diam mendesah. Sementara yang lain memandangi semesta sambil bernyanyi bersama, Peri Bulan menyendiri memandangi bulan. Peri Bulan sangat kesepian juga tidak disukai oleh para peri yang mencintai bintang.
Suatu malam, tanpa dirinya sadari, Peri Bulan tiba-tiba berkata begini, “Kuharap, semua bintang yang ada di langit sana itu menghilang. Dengan begitu, aku bisa bebas menghabiskan malam hanya dengan bulan yang kucintai.”
Para peri yang mencintai bintang kaget dan marah karenanya. “Apa maksudmu? Kau ingin semua bintang yang ada di langit itu menghilang? Yang benar saja. Cepat tarik kembali ucapanmu dan minta maaf pada kami!”
Dimarahi seperti itu, Peri Bulan sama sekali tidak peduli. Dia malah, “Huh! Memangnya apa yang begitu istimewa dari bintang-bintang itu? Bulan jelas jauh lebih istimewa.”
Karena sangat marah, para peri yang mencintai bintang mengadukan perilaku Peri Bulan pada Zeus. Zeus marah besar. Kemudian Peri Bulan pun diusir ke suatu tempat yang tidak terdapat bulan maupun bintang.
Peri Bulan tidak sedih karena diusir, tapi dia tidak bisa bertahan sendirian tanpa adanya bulan. Karenanya, setiap hari dia menangis merindukan bulan. Dia sangat ingin bertemu dengan bulan dan menunggu kedatangannya dengan sabar.
Kabar tentang diusirnya Peri Bulan ke tempat yang tidak terdapat bulan maupun bintang itu terdengar oleh Dewa Bulan. Dewa Bulan pun memulai pencariannya terhadap Peri Bulan. Tentu itu dilakukannya tanpa sepengetahuan Zeus.
Akan tetapi, tidak ada yang bisa membodohi Zeus. Zeus tahu, dan mengirimkan awan dan hujan ke setiap tempat yang Dewa Bulan datangi, supaya Dewa Bulan tidak bisa menemukan peri yang mencintainya itu.
Sementara itu, Peri Bulan sudah terlalu lelah menunggu dan akhirnya meninggal. Saat Dewa Bulan datang, tubuh Peri Bulan sudah sangat dingin dan tidak bisa tertolong lagi. Dewa Bulan menangisinya dengan sangat sedih, kemudian menguburkannya dengan baik di bukit di tempat yang tersinari oleh cahaya matahari yang hangat.
Zeus yang menyaksikan segalanya dari langit menyesal. Dia merasa dirinya telah terlalu kejam pada Peri Bulan. Karena itu, dia pun mengubah arwah Peri Bulan yang telah meninggal menjadi bunga.
Berbeda dengan bunga yang lain, bunga ini mekar di malam hari dan layu pada siang hari. Bunga itu tidak lain adalah bunga yang merindukan bulan, Primrose Kuning.
Sumber: m.blog.daum.net/damul
Terjemah: Ranhaya Sasega
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
FanfictionNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...