04 - 4 : MASALAH BESAR

1.2K 106 0
                                    

Sarjana Kim, Kepala Choi, dan Ji Hyunjung terkagum-kagum melihat Pohon Bulan yang kini telah berdaun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sarjana Kim, Kepala Choi, dan Ji Hyunjung terkagum-kagum melihat Pohon Bulan yang kini telah berdaun. Perasaan mereka bercampur aduk karenanya, kecuali Ji Hyunjung—yang hanya bergembira.

“Aku tidak salah lihat, kan, ini? Pohon ini benar-benar berdaun sekarang.” Sarjana Kim tegang sekali. Dia menatap pohon sambil bersedekap.

“Daunnya lebat sekali,” gumam Kepala Choi, gugup dan takut.

“Ah, pohonnya jadi cantik sekali. Kita foto di sini yuk?” kata Ji Hyunjung, setelah berkeliling mencoleki daun-daun Pohon Bulan yang bisa dia jangkau.

Sarjana Kim menarik napas. “Ini bukan sesuatu yang patut kita kagumi. Seharusnya kita bersedih karena ini. Ini adalah pertanda buruk bagi kita semua.”

“Pertanda buruk apa?” Ji Hyunjung tak mengerti.

“Hukuman Jang Manwol adalah terikat pada pohon ini, sedangkan pohonnya sekarang sudah mulai berubah. Itu artinya hukumannya akan segera berakhir.”

“Lalu ... memangnya itu kenapa?” Ji Hyunjung masih tidak mengerti.

“Menurutmu, kalau Jang Manwol pergi berpulang, apa yang akan terjadi pada kita yang bergantung pada keberadaannya?”

“Kita akan dipaksa naik Bus Baka,” bisik Kepala Choi, dengan agak berseru dan prihatin.

“Hah! Gawat. Saya tidak boleh berpulang sekarang. Belum bisa.” Ji Hyunjung dalam masalah besar.

“Aku juga belum bisa, bukan kau saja,” sambung Sarjana Kim, membela diri.

Kepala Choi mengelus dada dan memperhatikan Pohon Bulan lekat-lekat. “Kenapa tiba-tiba pohonnya jadi begini? Apa yang membuatnya berubah?”

“Manajer!” seru Sarjana Kim, tiba-tiba, membuat Kepala Choi dan Ji Hyunjung membelalak. “Manajer hotel kita berubah. Sepertinya ini ada hubungannya dengan Si Nomor Tiga,” pikir Sarjana Kim, mantap.

Ketika masih hidup, Hantu Berkacamata yang buta mengayunkan tongkat rabanya ke dalam toko karena suatu aroma roti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika masih hidup, Hantu Berkacamata yang buta mengayunkan tongkat rabanya ke dalam toko karena suatu aroma roti. Dia mencoba mencari sumber aroma roti itu dan ... seorang pria bersuara, “Anda mencari roti apa?” tanyanya, dengan sangat ramah.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang