05 - 1 : TAMU KAMAR 13

1.6K 115 0
                                    

"Hikikikikikikikikikik.” Kikikan Tamu Kamar 13 memekakan telinga. Pikiran Gu Chanseong mengosong, dan dia terpanggil mendekat padanya. Apa yang membuatnya bergerak dan begitu penasaran terhadap suara kikik yang mengerikan itu? Sesungguhnya Chanseong hanya digerakkan olehnya.

“Gu Chanseong!” Manwol datang. “Jangan dilihat. Jangan biarkan dia mendengar suara napasmu,” seru Manwol, sambil membalik tubuh Gu Chanseong dari lemari itu sedangkan dia menghadap ke arahnya tanpa memberi ampun.

Pintu lemari semakin membuka.

“Tapi tamu itu sepertinya—”

“Jangan didengarkan.” Manwol menutup kedua telinga Gu Chanseong, menghindarkannya dari hasutan Tamu Kamar 13 yang sangat memanipulasi.

Pintu lemari membuka lebar dan—

“Kenapa sih?” Chanseong tetap ingin menoleh ke belakang, dan ... Jang Manwol menahannya dengan ciuman. Chanseong kaget sekali. Lalu dia terhanyut dalam ciuman itu sampai akhirnya Manwol melepaskan diri karena Tamu Kamar 13.

 Lalu dia terhanyut dalam ciuman itu sampai akhirnya Manwol melepaskan diri karena Tamu Kamar 13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hikikikikikikikikikik.” Tamu Kamar 13 merangkak keluar dari lemarinya.

“Dia tamu kamar ini. Kalau dilihat, kau akan gila. Larilah begitu pintu terbuka,” kata Manwol, berstrategi untuk menyelamatkan Gu Chanseong.

Chanseong akan patuh, dan SLAK, pintu membuka atas perintah Manwol dan Gu Chanseong langsung berlari memburunya.

Tak mau kehilangan mangsa, Tamu Kamar 13 pun melompat dan merangkak mengejar Gu Chanseong, tapi BLAK, BLAK, BUK-BUK-BUK, Gu Chanseong sudah berada di luar pintu ketika Tamu Kamar 13 mendarat. Dia menggila menggebrak-gebrak pintu.

“Bu,” panggil Manwol, mengajak bicara, dan Tamu Kamar 13 menoleh dengan mata merahnya, “Anda tidak bisa membuka pintu itu dan keluar. Maaf, kami telah mengganggu Anda. Silakan Anda kembali ke lemari dan beristirahatlah.”

Tamu Kamar 13 tidak mau begitu. Dia marah dan HARUS membuat perhitungan atas gangguan ini. Tapi, sebelum kemarahannya itu terlampiaskan, Manwol melemparkannya ke dinding hanya dengan sedikit gerakan mata.

DUK, punggung Tamu Kamar 13 membentur dan dia menggantung di ketinggian lebih dari dua meter. Ingin turun, dia mengejang-ngejang marah sekali. “EUARGH. EURGH!” erangnya, begitu liar.

“Rupanya aroma dupa membuat Anda jadi tidak terkendali,” Manwol menilai. “Sudah cukup lama Anda terisolasi dari dunia luar, tapi Anda masih semarah itu saat melihat manusia. Kau masih mau keluar dan membalaskan dendam?”

KARARAK. Tamu Kamar 13 mencakar dinding dengan kuku-kukunya yang hitam dan tebal. Lehernya menggeliat dan matanya memutar dengan sangat menyeramkan. Dia akan keluar dan membalaskan semua dendamnya.

Manwol menghela. “Karena Anda tamu kami, saya tidak akan memaksa. SILAKAN merangkak sendiri ke lemari Anda dan beristirahatlah.”

BRUK. Tamu Kamar 13 ambruk ke lantai. Mendengar itu, Chanseong—yang masih terengah-engah di luar pintu—berlari menjauh dari pintu itu, sedangkan Manwol mengantarkan Tamu Kamar 13 ke lemarinya dengan sabar dan cukup sopan. Dia menutupkan pintu lemari itu dan pergi, tapi ....

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang