Novelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO.
Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Kenapa belakangan ini kau jarang ke hotel?” tanya Ji Hyunjung, pada Kim Yuna—yang secara kebetulan ditemukannya sedang mengintipi kamar rawat Hyunmi di rumah sakit.
“Untuk apa? Lagi pula, kalau Nenek Hyunmi meninggal, kau juga akan pergi, kan? Aku ke sini hanya untuk memastikan.” Kim Yuna ketus sekali pada Ji Hyunjung, yang menurutnya cukup jahat padanya karena akan pergi begitu saja.
“Sarjana Kim … sudah pergi,” ungkap Ji Hyunjung, memberi tahu, dengan masih sedih dan mata berkaca-kaca.
“Lihat. Kau juga sedih, kan, karena Sarjana Kim pergi? Aku juga akan begitu kalau kau pergi. Kau jangan pergi saja. Ya?” Kim Yuna memohon pada Ji Hyunjung.
“Berpisah dengan Sarjana Kim memang membuatku sedih, tapi kami semua melepasnya dengan gembira. Karena … tidak ada yang lebih menyedihkan daripada terus tinggal di dunia ini.”
“Kenapa menyedihkan? Kan ada aku.” Kim Yuna terus memohon pada Ji Hyunjung.
“Coba kau lihat aku dan adikku. Apa menurutmu kami terlihat bahagia?” Tidak. Kim Yuna tahu itu, tapi, “Ya sudah, pergi saja, sana, tapi aku tidak akan mengantarmu berpulang. Orangtua Kim Yuna terus menyuruhku kuliah di luar negeri, dan aku akan mematuhinya. Bagus, kan? Kau ke Alam Baka, dan aku ke luar negeri. Tinggalkan saja makam kita di sini. Selamat tinggal.” Kim Yuna pergi, begitu saja, dari Ji Hyunjung—dengan amarah dan kekecewaan.
Ji Hyunjung tidak bisa mengatakan apa-apa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JUK-BRUK. Sekotak plester terjatuh, ke lantai, dari tangannya. Karena perutnya sangat besar, Pacar Yoon kesulitan mengambil kotak plester itu. Maka, karena rasa iba yang sedikit tersisa, Kepala Choi—yang sejak tadi mengamatinya dari luar apotek—masuk dan membantunya.
“Terima kasih,” ucap Pacar Yoon, setulus hati.
Kepala Choi akan pergi saja, tapi, “Tunggu,” Pacar Yoon menghentikannya dan bicara, “Saya sering melihat Anda berdiri di luar. Apakah Anda keluarga ayah dari anak saya?” tanyanya, sopan sekali.
Bukan, tapi, “Aku sebelumnya adalah menantu Keluarga Yoon,” jawab Kepala Choi, tidak bohong. Lalu, dia dan Pacar Yoon duduk bersama di bangku panjang apotek.