10 - 4 : DUA TAKDIR

852 88 0
                                    

Nenek Cinta, yang senang merajut, dan Wanita Herbal, yang senang memijit-mijit akar tanaman obat, mengobrol layaknya sepasang saudara perempuan biasanya di meja mungil di Toko Obat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nenek Cinta, yang senang merajut, dan Wanita Herbal, yang senang memijit-mijit akar tanaman obat, mengobrol layaknya sepasang saudara perempuan biasanya di meja mungil di Toko Obat. Mereka membicarakan tentang Gu Chanseong.

Nenek Cinta yang memulai. Katanya, “Kalau Gu Chanseo-o-ong tidak meminum obat itu-u, takdir yang telah terputus pun masih bisa dia lihat. Bukan begi-i-itu?”

“Justru bisa ‘melihat’ adalah kerugian baginya,” kata Wanita Herbal, tidak setuju. Lalu dia teringat sesuatu, “Hey, kudengar, kau menyatukan dua takdir yang saling bertentangan lagi ya?”

“Ihi-i, habis menyenangkan, si-i-ih, mempertemukan dua orang yang tadinya adalah musu-u-uh. Mereka langsung terta-a-arik satu sama lain, karena masih ada yang tersisa,” kata Nenek Cinta, sambil cekikikan.

Dua takdir yang Wanita Herbal dan dua orang yang Nenek Cinta maksud tidak lain adalah Putri Songhwa dan Yeonwoo. Di kehidupan kali ini, Putri Songhwa adalah Lee Mira dan Yeonwoo adalah ….

Mira berdiri di tepi jalan menunggu taksi, dan satu taksi berhenti di depannya tanpa dia lambai. Seorang pria turun dari kursi belakang taksi tersebut.

“Mbak mau naik?” tanyanya, ramah.

“Ya.”

“Silakan.”

“Terima kasih,” lalu Mira menaiki taksi tersebut, duduk di kursi belakang, dan menduduki sesuatu di sana yang ternyata adalah bolpoin berkepala rajutan hati berwarna merah muda. Apakah ini adalah milik pria yang turun tadi? pikirnya, sesaat, dan dia segera memanggil pria itu yang belum terlalu jauh taksi ini.

“Tunggu. Apa ini milikmu?” tanyanya, sambil menunjukkan bolpoin itu dari balik kaca mobil yang diturunkan.

Pria itu datang, menunjukkan wajahnya ke depan Lee Mira, dan mengambil bolpoin itu sambil tersenyum, persis—tapi berbeda—seperti di kehidupan yang lalu, ketika Yeonwoo merampas bungkusan sutera Putri Songhwa melalui tirai kereta kuda. Dan pria ini adalah … Iptu Park.

Mira merasa ada yang berbeda dengan pria itu, begitu pula dengan Iptu Park—meski tidak sebesar Mira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mira merasa ada yang berbeda dengan pria itu, begitu pula dengan Iptu Park—meski tidak sebesar Mira. Maka, setelah taksinya bergerak belum begitu jauh dari tempat, Mira memutuskan untuk turun dan melakukan sesuatu terhadap pria itu.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang