Tanpa pernah ingat bahwa bunga yang dia petik untuk putranya tertinggal di tangan Manwol, Pak Gu dipulangkan dari rumah sakit dengan kepala berbalut perban dan dua kruk untuk membantunya berjalan.
Dia dan Chanseong hendak meninggalkan rumah sakit. Tapi, dalam perjalanan, ada serombongan orang berduka yang hendak mengantarkan abu seorang polisi wanita ke tempat peristirahatan terakhirnya di suatu rumah abu di luar sana. Pak Gu mengenali mendiang polisi wanita itu. Kalau tidak salah, dia adalah wanita basah kuyup yang—
“Ayah kenal ibu polisi itu?” kata Chanseong, bertanya.
“Tidak, tapi sepertinya Ayah pernah bertemu dengannya. Ah, sepertinya itu memang bukan mimpi.” Pak Gu memegang tangan putranya erat-erat, tidak mau kehilangannya.
“Saya polisi. Saya tewas terbunuh saat melakukan penyamaran karena identitas saya diketahui oleh pelaku.” Hantu Air sedang melakukan tahap konsultasi kematian bersama Jang Manwol di Del Luna.
“Ck, malang sekali,” ucap Manwol, sambil sangat sibuk dengan kacamata berrantai dan pena bulunya. “Karena mati saat melakukan perbuatan baik, Anda akan berpulang ke akhirat dengan limusin. Beristirahatlah dulu di sini selama beberapa hari, dan berpulanglah.”
“Saya tidak bisa pergi begitu saja,” kata Hantu Air, menyela kesoksibukan Manwol.
Manwol menyipu. “Itulah yang sebagian besar tamu kami katakan. Apa yang Anda inginkan? Balas dendam? Perlu Anda ketahui, kami tidak bisa membantu Anda merenggut nyawa manusia dengan dalih balas dendam. Tapi, kalau hanya menyiksanya sedikit, kami bisa. Dan perlu Anda ketahui juga, hal tersebut akan menjadi dosa dan merugikan Anda dalam proses reinkarnasi nanti. Anda memiliki kesempatan besar untuk dilahirkan kembali dengan nasib yang gemilang, tapi kesempatan itu akan hilang jika Anda berkeras ingin melampiaskan dendam yang berasal dari kehidupan Anda yang sudah berakhir ini. Pikirkanlah kembali baik-baik.”
“Saya bukan ingin balas dendam,” kata Hantu Air, tanpa prasangka. “Pelaku yang sedang saya selidiki mungkin akan lolos begitu saja dari semua yang diperbuatnya. Saya ingin menjebloskannya ke penjara.”
Manwol mengangguk-angguk kecil dalam kemalasan. “Keinginan Anda sangat mulia. Tapi, perlu diketahui, pemakaian layanan yang terkait dengan dunia manusia harus dibayar dengan keduniawian. Apakah semasa hidup Anda punya uang simpanan atau semacamnya?”
Hantu Air mengiyakan.
“Ouh. Nah, kalau begitu, apa yang bisa kami bantu?” Manwol terbuka sekali untuk menerima permintaan dari Hantu Air yang punya uang simpanan itu.
Alih-alih bicara, Hantu Air menelisik kepala bagian belakangnya dan mencongkel sesuatu darinya. Kemudian dia meletakkannya di meja Jang Manwol. Itu adalah sebuah peluru yang membuatnya mati terbunuh.
Baiklah, Manwol tahu yang harus dirinya lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
FanfictionNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...