‘Kau akan menjemputku, kan? Kapan? Aku gak apa-apa kalau harus bolos jam terakhir.’ Yuna mengirim pesan pada Ji Hyunjung, tapi tidak ada balasan.
“Hantu doang, jual mahal banget sih!” gerutunya, dan dia terus mengirim pesan pada Ji Hyunjung, tanpa tahu kalau teman-temannya sedang membicarakannya di belakang dan akan melemparinya dengan sekotak susu cokelat.
Tapi ... “KaTalk! KaTalk! KaTalk! KaTalk!” suara ini memberondong di dekat mereka, dan menjadi semakin sengit padahal tidak ada satu pun dari keempat orang ini yang mendapatkan pesan.
“Apa ini? Bukan aku. Tidak ada pesan masuk.”, “Aku juga tidak.”, “Bagaimana denganmu?”, “Tidak ada.”, “Terus punya siapa itu?”, dan “AAARGH!” Mereka berempat berlari kabur karena takut.
Ji Hyunjung memuncul dengan desah setelahnya—merasa iba pada Kim Yuna yang tidak disukai oleh teman-temannya. Dia pun memberitahukan kedatangannya pada Kim Yuna lewat balasan pesan dan pergi bersamanya ke ruang musik supaya bisa mengobrol dengan lebih leluasa.
Kim Yuna bersandar di dekat jendela, sedangkan Ji Hyunjung berdiri bebas di tengah ruangan. Di sini hanya ada piano dan kursi-kursi lipat yang ditumpuk di tepi-tepi ruangan.
“Bu Direktur mengizinkanmu untuk magang di hotel,” kata Ji Hyunjung, memberi tahu.
“Oh ya? Kalau begitu, ayo kita ke sana.”
“Sekarang? Kau kan masih ada kelas.”
“Biarkan saja. Kau juga lihat sendiri, kan, tadi? Aku gak betah di sekolah. Berhenti sekolah pun aku gak masalah." Yuna ingin segera pergi dari sini.
“Karena diganggu teman-temanmu?”
“Sebel, sih, diganggu begitu, tapi gak masalah tuh. Karena Kim Yuna yang asli orangnya memang nyebelin. Seru juga, melihat dia dirisak begini sama anak-anak.” Kim Yuna bukan membicarakan dirinya.
Ji Hyunjung menarik napas.
“Aku bosan saja di sekolah terus,” kata Kim Yuna, melanjutkan, tentang alasanya yang ingin pergi ke Del Luna sekarang juga.
“Kenapa bosan? Kalau aku, selalu senang saat sekolah dulu. Bisa belajar bareng teman-teman, olahraga, dan banyak lagi. Aku bahkan sering pulang terlambat ke rumah. Gara-gara itu, Bapak Tukang Kebun sampai harus datang ke sekolah untuk mencariku.” Ji Hyunjung teringat masa-masa sekolahnya dulu.
“Tukang Kebun?” Yuna mengulang, dengan berpikir.
“Dia makan dan tidur di rumah keluargaku. Dia juga pacaran dengan Mbak Un, pengasuh adikku. Eh? Dia juga sering berantem dengan Pak Sopir. Mereka terlibat cinta segitiga. Hihihi.” Ji Hyunjung antusias sekali saat menceritakannya.
Kim Yuna terdiam sebentar dan, “Kau punya tukang kebun, pengasuh, dan sopir. Saat masih hidup, kau ini anak orang kaya ya? Konglomerat, begitu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
Fiksi PenggemarNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...