Novelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO.
Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Anda juga memiliki keinginan yang seperti itu, bukan? Mencicipi sesuatu yang tidak sempat Anda rasakan di kehidupan Anda yang sebenarnya. Aku melihat semuanya dalam mimpi.” Gu Chanseong mengaku.
“Mimpi?” Manwol ingin tahu.
“Anda tersenyum, di bawah suatu pohon yang sangat besar. Meski Anda menolak ketika seseorang menawarkan diri untuk membuatkan Anda rumah, sebenarnya Anda senang mendengar tawaran itu.” Chanseong menceritakan mimpinya, dan Manwol mengernyit kaget, karena dia sangat mengenal cerita itu.
Pupil Manwol melebar.
“Ada seseorang yang selalu berada di samping Anda. Dia mengajari Anda cara menulis nama Anda. Selama ini, dalam waktu yang begitu panjang ini, Anda hanya menunggu kedatangan orang itu, bukan?”
“Kenapa kau bisa melihat semua itu?” Manwol menuntut. Dia nampak begitu marah.
“Entahlah. Kenapa aku harus melihat semua itu? Apakah ... untuk semua itu juga ada harga yang harus kubayar?” Itulah yang Chanseong takutkan.
“Apa yang membuat Anda tertahan di sini? Kurasa, untuk menjawab pertanyaan itulah aku hadir dalam kehidupan Anda sekarang.”
Manwol tidak percaya.
Kemudian Chanseong mendekat ke Pohon Bulan, meraih salah satu ranting kecilnya, dan ... tiba-tiba, mulai dari ranting itu, dedaunan bertumbuh di semua ranting pohon hingga hampir rimbun.
Apa ini? Bagaimana ini bisa terjadi? Manwol tercengang tak percaya. Pohon ini berdaun seperti yang Nenek Bunga katakan. Lalu apakah pohon ini akan berbunga dan berguguran juga nantinya? Dan apakah ini artinya takdir kehidupan Manwol yang terhenti akan berlanjut kembali?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Pohonnya jadi berdaun!” seru Chanseong, takjub.
“Ya. Mungkin kau adalah manusia yang sangat istimewa, lebih dari yang kuduga.” Manwol bertanya-tanya tentangnya.
Chanseong tidak mengerti maksudnya. Dia masih takjub tentang Pohon Bulan yang tiba-tiba berdaun. “Kenapa pohonnya tiba-tiba berubah begini?”
