Sambil menunggu kereta, Gu Chanseong tidak bisa berhenti memikirkan perkataan Jang Manwol di depan Terowongan Baka tadi. Walau bagaimanapun, sekasar dan sesinis apa pun kalimat yang diucapkannya, Jang Manwol terlihat ... sangat kesepian dan menyedihkan.
Saat kereta tiba dan pintunya membuka, Chanseong melangkah masuk. Semua kursi panjang di gerbong ini masing-masing diduduki oleh satu atau dua orang wanita, kecuali satu yang direbahi oleh seorang pria gemuk yang menggaruki perut dan pantatnya dengan begitu liar. Chanseong jadi bingung harus duduk di mana.
Begitu bertemu mata dengan Chanseong, Pria Gemuk berguling membalik badan dan, “Argh,” Chanseong merasa ngeri karena retakan di bagian belakang kepala pria itu, yang artinya pria ini adalah hantu dan oleh karena itu, Chanseong seharusnya duduk normal di kursi panjang yang satu ini.
Chanseong duduk tegang di ujung kiri kursi, dan diam-diam berkata pada Pria Gemuk, “Pak, Anda tidak boleh bergentayangan seperti ini.”
Pria Gemuk tak merespons.“Pak, tadi kita sudah saling melihat. Anda bisa mendengar saya, kan?”
“Euargh!” Pria Gemuk mengamuk dan bangkit. Dia menggemuruhkan tenggorokan untuk mengumpulkan ludah untuk meludahi Gu Chanseong yang mengganggu.
Tentu saja Gu Chanseong menghindar. “Jangan meludahi saya. Sudah, hentikan. A-a-aduh.” Chanseong menghindar sana-sini hingga tersungkur. Semua orang di gerbong jadi heboh, dan merekam pula adegan itu di ponsel masing-masing.
“Mungkin dia mabuk.”, “Dia minum berapa botol sampai mabuk begitu?”, “Dia bukan mabuk, tapi gila.”, “Aduh, semakin saja orang yang gila belakangan ini.”, dan “Hey, diam, jangan membuatnya marah,” begitu ucap dan bisik orang-orang dalam gerbong ini tentang Gu Chanseong.
“Bapak tenang, dan ikutlah dengan saya,” kata Gu Chanseong, pada Pria Gemuk yang tak terlihat, dengan penuh waspada. Kemudian, setelah turun dari kereta, Chanseong membelikannya bir dari mini market terdekat dan duduk-duduk bersamanya di depan mini market itu.
“Nah, saya sudah membelikan Bapak bir sesuai janji. Setelah minum, Bapak pergilah ke Del Luna. Ikuti saja cahaya bulan itu, maka Bapak akan tiba di sana dengan segera.” Chanseong berpesan, dan Pria Gemuk hanya iya-iya tanpa banyak bicara.
Tiba-tiba ada segerombolan anak SMP yang memburu mini market ini sambil ribut menyebut-nyebut nama Kim Joonhyun. Rupanya ada Kim Joonhyun di dalam mini market. Saat keluar, dia langsung dikerubuti oleh anak-anak SMA itu dan Pria Gemuk ikut-ikutan bersama mereka.
“Eh, Anda mau ke mana, Pak? Seharusnya Bapak pergi ke hotel,” seruan Chanseong ini percuma saja, karena Pria Gemuk sudah agak menjauh dan terlalu antusias di antara ribut-ribut mengerubungi selebriti.
Chanseong mendesah, “Ah, ternyata Kim Joonhyun juga populer di kalangan hantu. Hm, Jang Manwol juga sangat menyukainya.” Dia jadi teringat pada Jang Manwol. Sedang apakah dia sekarang? Pikirnya, bukan merindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
FanfictionNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...