12 - 1 : TIDAK BERPIKIR JERNIH

802 90 2
                                    

“Hai, Gu Chanseong,” ucap Seol Jiwon, ketika Chanseong menoleh pada kemunculannya yang sangat tidak terdeteksi bagaikan angin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Hai, Gu Chanseong,” ucap Seol Jiwon, ketika Chanseong menoleh pada kemunculannya yang sangat tidak terdeteksi bagaikan angin. Dia sengaja memunculkan diri di depan ‘teman’ lamanya itu.

Meski sudah menduga, Chanseong agak tercengang.

“Kau ini Gu Chanseong, kan?” kata Seol Jiwon, bukan meyakinkan. Dia sudah tahu semuanya dan … ‘senang’, karena sesuatu yang sangat menyenangkan mungkin akan segera terjadi di antara mereka berdua.

Chanseong tak menjawab karena masih tercengang.

“Kau tidak ingat aku? Aku Seol Jiwon, temanmu waktu di Boston.” Seol Jiwon, entah kenapa, sangat menikmati perkenalan dirinya ini.

“Ya. Seol Jiwon. Kau.” Chanseong mengerti akhirnya.

“Ada apa ke sini? Oh, kau tahu dari Sanchez, ya, tentang alamatku ini? Atau dari Mira?” Seol Jiwon menguji, dengan santai sekali.

“Bukan. Aku tahu dari orang lain,” kata Chanseong, seolah menyangkal. “Dia kebetulan melihatmu di jalan. Aku juga tidak menyangka kalau akan benar-benar bertemu denganmu di sini.”

“Oh, begitu?” Seol Jiwon agak tertawa karena ucapan Chanseong tadi, karena … dia jelas-jelas melihat—melalui CCTV—bahwa sepertinya Chanseong mengenali dirinya lewat sketsa yang ditunjukkan oleh Kim Yuna.

“Tidak mungkin kedatanganmu ke sini hanya sekedar untuk bertemu denganku. Kau ada perlu apa?” Seol Jiwon menguji Chanseong, lagi dan lagi.

Chanseong berpikir sebentar. “Kudengar, kau pulang ke Korea untuk kuliah hukum. Tidak jadi ya? Ayahmu yang hakim itu sudah angkat tangan dari kehidupanmu, atau bagaimana?”

“Bukan angkat tangan. Ayahku sudah meninggal. Jadi, yah, sekarang aku memilih jalan hidupku sendiri, melakukan hal-hal yang aku sendiri sukai.”

“Apa itu? Kau melakukannya di sini?” Giliran Chanseong yang menguji, dan Seol Jiwon nampak panik dalam sepersekian detik—karena takut ketahuan.

Tegang sebentar dan, KLIK, “Pasti wine jawabannya. Di sini banyak yang enak, gak? Hmm. Aku juga mau dong.” Chanseong menjentikkan jari, menyambar gelas anggur Seol Jiwon di meja, menghirup aromanya, dan duduk di meja itu.

Dengan jelas-jelas merasa diuntungkan tapi tetap curiga, Seol Jiwon bergerak untuk membawakan gelas untuk Gu Chanseong. Sementara … satu hantu berdiri di samping Chanseong dan memberi tahu bahwa Seol Jiwon-lah yang membunuh dirinya.

Chanseong harus memikirkan suatu cara, begitu pula dengan Seol Jiwon. Saat menuangkan anggur ke gelas untuk Chanseong, dia melirik ke lacinya yang berisi barisan suntikan dan berniat melakukan sesuatu dengan salah satu suntikan itu terhadap Gu Chanseong. Dan, ketika dia kembali ke meja untuk menghidangkan anggur itu, Gu Chanseong tidak ada di tempat. Chanseong berada di ruangan lain yang ada di balik suatu tirai yang membelah.

HOTEL DEL LUNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang