Sepulang dari sekolah, semua ‘orang’ pergi ke restoran pizza Sanchez untuk perayaan selanjutnya. Ji Hyunjung, Kim Yuna, Manwol, Kepala Choi, dan Sarjana Kim duduk bersama di satu meja dan bersulang, sedangkan yang lainnya ….
“Chanseong-ah, jadi, orang-orang yang duduk di sana itu semuanya hantu ya?” tanya Sanchez, penasaran sekaligus merasa ngeri. Baru kali ini dia melihat hantu makan-makan dan bahkan bersulang. Dia dan Chanseong mengamati dari dekat meja kasir.
“Ya. Mereka yang duduk di sana itu sudah sangat lama menjadi hantu, jadi bisa menunjukan diri,” cerita Chanseong, penuh pengalaman.
“Menunjukan diri? Ouh, itu kemampuan tingkat tinggi ya?” simpul Sanchez, serius sekali—membuat Chanseong terkikik karena geli.
“Selain di meja itu, di meja ini, sebelah sana, dan semuanya juga penuh oleh para karyawan dan tamu hotel,” tapi Chanseong tidak bisa menunjukan wujud mereka semua pada Sanchez.
Sanchez menggeleguk. “Oh. Yah, Jadi, meja ini juga penuh, meja sana juga penuh, semuanya terisi penuh rupanya?”
“Sanchez, kalau takut, kau tunggu di luar saja, tidak apa-apa,” kata Chanseong, menawarkan diri.
“Tidak, aku tidak takut. Kapan lagi, coba, aku bisa melihat acara makan-makan hantu macam begini, kan?” kata Sanchez, dengan jelas-jelas gemetar dan menahan diri.
“Eh, tapi, yang duduk di sebelah Manwol itu manusia, bukan, sih? Kok kelihatannya agak berbeda ya?” Sanchez membicarakan Kim Yuna.
“Ceritanya panjang. Sebenarnya sih dia itu hantu, tapi merasuki tubuh orang lain dan—”
“Ah, sudah, sudah, ah. Ada cerita merasuki segala. Aku seram mendengarnya.” Sanchez menolak mendengarkan dan lebih memilih untuk minum saja. Sementara itu, bibir Chanseong tertarik lebar ke kedua sisi saat mendengarkan pidato Ji Hyunjung yang manis tentang lulus SMA dan akan menjadi orang sukses.
Sanchez melihat semuanya. “Heh, kau senang bisa bergaul sama hantu-hantu itu?”
“Baru kali ini kami bisa makan di luar seperti ini. Kan yang paling menyenangkan dari suatu pekerjaan itu adalah makan bersama di luar.”
Yah, terserah Chanseong sajalah, Sanchez tidak mau tahu. Sanchez meneguk lagi saja minumannya—yang adalah wine—sambil geleng-geleng kepala.
“Eh, Sanchez, kau jangan sampai mabuk ya? Kadang, hantu-hantu yang nakal suka mencuri kesempatan dan merasuki orang yang sedang mabuk.”
“Serius, kau?”
“Itu, yang duduk di sebelah sana,” Chanseong menunjuk ke arah meja di pojokan restoran, “sepertinya menyukaimu. Dari tadi dia memperhatikanmu terus. Hati-hati.”
Sanchez menggeleguk dan berusaha untuk tidak bertemu mata dengan hantu yang bahkan tidak terlihat olehnya itu. “Chanseong-ah, hantu juga, biarpun sudah mati, pasti suka sama orang ganteng kayak aku, kan?” bisiknya, untuk menenangkan diri sendiri, dan Chanseong mengiyakan saja bisikannya itu—tanpa memperpanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOTEL DEL LUNA
FanfictieNovelisasi dari drama Korea yang ditulis oleh Hong Jeongeun dan Hong Miran, penulis drama HWAYUGI dan MY GIRLFRIEND IS A GUMIHO. Del Luna adalah hotel untuk para arwah yang tersesat dan masih memiliki pengharapan atas dunia manusia. Hotel ini membe...