1. Chlorophyll

4.3K 233 53
                                    

"Mati aku!"

Umpatan itulah yang diucapkan oleh Jimin dalam hati selama berlari menuju laboratorium. Jimin lupa jika hari ini ada jadwal praktikum salah satu mata kuliah yang nilainya ingin diperbaiki. Ia mendapat nilai C dan tak ingin ada huruf tersebut di ijazahnya.

Bodohnya, Jimin terlalu asyik nge-game bersama Taehyung sang sahabat hingga ia bangun kesiangan. Padahal laki-laki bermarga Park itu sudah mewanti-wanti untuk tidak lupa dengan jadwal praktikumnya.

Jimin terlambat lima menit dan pretest sudah dimulai. Biasanya sebelum praktikum dimulai, para asisten dosen yang direkrut dari kalangan mahasiswa mengadakan tes untuk menguji pemahaman praktikan mengenai praktikum.

Datang dengan napas terangah-engah membuat Jimin menjadi pusat perhatian para praktikan. Jimin merasa malu dan tak nyaman diperhatikan banyak orang. Apalagi para praktikan itu adalah junior Jimin yang tiga tingkat di bawahnya.

"Maaf aku terlambat ..." ucap Jimin.

Kegiatan pretest terjeda beberapa detik. Jeon Jungkook yang merupakan asisten dosen dalam praktikum itu, juga satu tingkat di bawah Jimin akan mengatakan sesuatu, tetapi terpotong dengan sebuah instruksi seseorang.

"Tidak ada toleransi. Lanjutkan pretest-nya. Dan kau Park Jimin, ikut aku!" perintah Min Yoongi, asisten laboratorium.

Itulah kenapa Jimin mewanti-wanti tentang praktikum di laboratorium Fisiologi Tanaman. Karena di laboratorium itu ada Min Yoongi, sang asisten laboratorium yang terkenal tegas dan dingin. Usianya dua tahun lebih tua dari Jimin. Ia juga merupakan alumni di Fakultas Pertanian itu.

"Kenapa terlambat?" tanya Yoongi di balik meja kerjanya.

"Aku kesiangan, Sunbae," jawab Jimin yang berdiri di depan Yoongi.

Daripada memanggil pak, Jimin dan teman-teman lainnya biasa memanggil Yoongi dengan sebutan sunbae lantaran usianya yang masih muda juga. Itu juga Yoongi sendiri yang memintanya.

"Kau pasti asyik bermain game online bersama Taehyung, bukan? Ck ck ck ..." Yoongi menggeleng sambil membuka lembaran buku yang ikut diintip Jimin. Sambil terus menatap buku di depannya, Yoongi mengomeli Jimin perihal ia sebagai mahasiswa akhir yang sedang membuat skripsi.

Jimin mengerucutkan bibirnya. Daripada mengomel, bukan kah lebih baik Yoongi membiarkannya untuk menyusul pretest? Tetapi yang ada Jimin malah berdiri di depannya dan mendengar ceramah tentang pentingnya tepat waktu dengan kalimat-kalimat sarkasme.

Lama memberikan wejangan atau Jimin malah menyebutnya sebagai cibiran, ucapan Yoongi akhirnya sampai ke penentuan hukuman untuk si mahasiswa kelahiran tahun 1995 itu. Jimin diminta untuk membereskan semua peralatan yang digunakan dalam praktikum hari ini. Mengenai pretest­-nya, akan ditangani sendiri oleh Yoongi.

Jimin akhirnya keluar dari ruangan dengan sumpah serapah yang diucapkan dalam hati. Ia kemudian menyusul para praktikan lain karena waktu pretest telah selesai.

"Tidak apa-apa Jimin. Sabar ... Ini demi ijazahmu yang bersih dari huruf C," batin Jimin.

Mata kuliah yang ingin Jimin perbaiki adalah Ilmu Tanah, dan materi praktikum hari ini tentang kadar nitrogen tanah. Ada dua tahap yang harus dilalui yaitu destruksi dan destilasi.

Jimin pun bergabung dengan anggota kelompoknya. Wajah para juniornya pun langsung menunjukkan ekspresi penasaran mengenai nasib Jimin dalam praktikum ini. Terlebih Jimin tadi dipanggil Yoongi.

"Sunbae, apa nilaimu akan dikurangi?" tanya Hansol, ketua di kelompok Jimin.

"Tidak akan. Awas saja jika si pria pucat itu melakukannya. Aku akan protes ke dosen waliku!"

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang