15. Difference

983 95 4
                                    

xxWarningxx

.

.

.

"H-hyuung ... Eunghh ..."

"Kau nakal, Jiminie."

"Bukan aku! Tapi k-kau yang keterlaluan. Eunghh ..." Jimin melenguh dan tubuhnya melengkung, efek dari perbuatan Yoongi yang menindihnya. Tentu jangan lupakan tangan nakal pria asal Daegu itu yang menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh Jimin.

Yoongi sengaja melakukannya. Perihal arti kehadiran personel BTS dalam hidupnya dalam rangkaian FESTA 2020. Ia sengaja menulis Hoseok sebagai vitaminnya. Yoongi juga meminta Hoseok untuk menulis dirinya sebagai senyumannya.

Namun di luar dugaan, Jimin miliknya malah marah dan cemburu luar biasa. Bahkan lelaki asal Busan itu malah bersikap nakal. Meski hanya mencium di bagian pipi Jungkook, tetap saja Yoongi tidak suka. Itu sudah berlangsung selama dua hari sejak perilisan "2020 BTS Profile 1 Image". Jimin terus mengambil kesempatan untuk bermesraan dengan Jungkook di depan Yoongi.

"Katakan, apa masalahmu, Park."

Jimin tak kuasa menahan hasrat juga air matanya. Lelehan panas itu akhirnya mengalir di sudut mata. "Kau hanya menyebutku sekadar member terlucu, Hyung. Sedangkah Hoseok Hyung kau tulis sebagai vitaminmu."

Ternyata benar.

"Lalu? Haruskah membalasnya dengan mencium Jungkook—"

"Aku hanya mencium pipinya," interupsi Jimin. "Aku sudah menganggap dia sebagai adikku. Bahkan aku menulis Jungkook sebagai dongsaeng-ku."

Kekesalan Jimin makin bertambah ketika ingat Hoseok yang turut menulis Yoongi sebagai senyumannya. Apakah mereka berdua selingkuh di belakangnya?

"Sekarang, minggir dari tubuhku, Min!"

"Tidak! Kau harus belajar sesuatu dulu dariku, Park."

"Tidak sudi. Pergi, sialan!"

"Wow wow wow wow ... Demi mulut tebalmu yang begitu menggoda dan seksi, Park Jimin, kau mengumpat untukku?" Yoongi membuang pandangannya sedetik lantas menatap pihak bawah dengan tatapan menusuk.

"Mengerjaimu sungguh menarik, Jiminie."

"Apa?" sahut Jimin cepat.

"Ya, aku hanya mengerjamu, Park Jimin. Tetapi bukan berarti yang kutulis itu bohong.

Dengarkan aku, semua setuju jika Hoseok adalah vitamin. Keberadaannya seperti membawa energi sendiri bagi para member. Kau bahkan menulisnya sebagai virus kebahagiaanmu."

"Lalu kenapa kau menulis bagianku hanya member terlucu? Kukira karena hubungan kita, kau akan—"

"Menulisnya dengan kata 'cintaku', 'sayangku', 'hidupku', begitu? Jangan sembrono, Jimin. Kau bahkan menyebutku sebagai cutie." Jimin tak lagi berontak seiring aktivitas Yoongi yang ikut terjeda.

"Akhir-akhir ini kau memang terlihat menggemaskan, Hyung."

"Begitu juga denganmu. Kau belakangan ini selalu menghiburku dengan tingkah-tingkah lucumu, Jiminie."

Hening. Yoongi dan Jimin saling membisu, terlena satu sama lain dengan tatapan mata mereka yang pancarannya menunjukkan isi pikiran masing-masing. Sayangnya mereka belum bisa mendiskripsikan arti tatapan tersebut.

Hingga Jimin merasakan semburan panas di pipinya usai mendapat serangan senyum tipis Yoongi. Hanya tarikan kecil, tetapi Jimin berani bersumpah, senyuman Yoongi begitu manis.

"Marahku belum reda lo, Hyung ..."

"Mata ini ..." potong Yoongi. Jempolnya mengusap lembut kelopak mata Jimin, membuat si pemilik mengatupkan salah satu irisnya. "Cantik. Selalu berhasil membuatku jatuh cinta terus dan terus."

"Ja-jangan menggodaku." Jimin membuang muka. Situasi ini membuatnya canggung juga malu.

"Hei, lihat aku, Jiminie." Suara Yoongi yang meminta bahkan terdengar begitu lembut. Kalau sudah begitu, pertahanan Jimin yang mode marah atau lebih tepatnya merajuk akan runtuh.

Degub jantung Jimin bertalu-talu. Tidak kuasa dengan momennya bersama Yoongi yang saat ini begitu intens. Maka lelaki Park ini memilih menepikan egonya jauh-jauh. Ia akan menyambut segala tingkah Yoongi kepadanya. Entah apa pun itu.

Barangkali Jimin melupakan tingkahnya beberapa hari yang lalu ataupun menit-menit jauh sebelumnya. Cemburu yang ingin dibalas dengan cemburu. Tangannya kini perlahan beralih mengusap dada bidang Yoongi.

Jimin tahu, ia tidak sendiri. Yoongi pun sama saja. Jantungnya juga berdetak tidak karuan. Apakah tubuh Yoongi juga panas seperti yang Jimin rasakan.

"Aku menyerah ..." lirih Jimin. "Lagi-lagi aku gagal merajuk. Yoongi Hyung selalu berhasil mencuri hatiku."

"Bukan, Sayang. Bukan karena menyerah. Tetapi karena kau mencintaiku. Aku pun begitu."

"Bisakah kau berhenti membuatku merah, Hyung? Aku tidak ingin mati muda karena detak abnormal ini."

"Aku justru akan membawamu ke surga, Sayang," bisik Yoongi tepat di telinganya.

"Euungghh ..."

Jimin terkejut. Sejak kapan? Sejak kapan Yoongi membuka ritsliting celana jinsnya? Pria Daegu itu terus memberikan sentuhan-sentuhan yang membuat Jimin bak dandelion tertiup angin. Usapan lembut berubah menjadi tekanan dengan ritme cepat.

Yoongi tersenyum di balik ceruk leher kekasihnya. Ia bahkan belum mengerahkan seluruh tenaganya, tetapi Jimin sudah mendapatkan pelepasan pertama. Melenguh seksi dengan memanggil nama Yoongi seolah minta dimanjakan lebih.

"Malam ini kau milikku, Park."

Lakukan saja, Min Yoongi. Toh Park Jimin sudah mengaku menyerah dengan dirinya sendiri, bukan?

End 



*Kayaknya tulisan warning di atas kagak guna ya? Hahahaha ...

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang