Puas sekali bisa mampir ke studio Hoseok untuk memberikan ucapan ulang tahun kepada si main dancer di BTS. Apalagi Jimin juga bisa menyapa ARMY yang siapa tahu jua rindu dengannya. Jimin bersenang-senang dan sekarang tengah menuju ke sebuah ruangan yang letaknya masih di gedung sama.
Jimin melihat papan nama yang bertuliskan Genius Lab. Pemuda kelahiran tahun 1995 itu tersenyum seraya mengamati papan nama sebentar. Nama yang sangat menggambarkan sosok Min Yoongi. Ruangan yang penuh dengan ramuan musik-musik berkualitas.
Tak ingin berlama-lama, Jimin segera menekan kata sandi. Hanya ia yang mendapat privilase dari Yoongi. Kelima anggota BTS yang lain harus menekan bel terlebih dahulu bila ingin masuk.
Pemandangan pertama yang dilihat Jimin adalah Yoongi yang tengah tidur di sofa dengan tangan menekuk menutupi dahi. Tumben sekali Yoongi tidur-tiduran seperti itu. Biasanya di jam-jam aktif, Yoongi akan selalu menempel di kursi kerjanya.
"Hyung kau baik-baik saja?" Jimin mengambil ruang sempit di sofa yang sama dengan Yoongi. "Kau bilang sedang menyempurnakan lagumu untuk album mendatang."
"Perasaanku sedang tidak baik," jawab Yoongi tiba-tiba. Ia menurunkan tangannya, lalu memandang Jimin yang posisinya lebih tinggi.
"Kenapa? Apa ada masalah? Jika itu membuatmu lega, kau bisa berbagi denganku."
Yoongi kemudian bangun. Tindakannya yang mengubah posisi membuat jarak duduk makin dekat dengan Jimin. Sementara yang lebih muda tiba-tiba merasa canggung karena pertama, jarak mereka dekat. Kedua, Yoongi menatapnya sedikit berbeda dari biasanya. Ketiga, Yoongi tidak kunjung bicara.
"Aku melihat siaran Hoseok tadi."
"Oh, benarkah? Aku tidak tahu itu." Rasa canggung Jimin mendadak menguap. "Aku sebenarnya tidak ingin mampir, tetapi berubah pikiran ketika melewati studio Hoseok Hyung."
"Kalian bersenang-senang."
Jimin tertawa. Yoongi tadi mengatakan kalau ia menonton. Bukankah seharusnya tahu? Sebagai jawabannya, Jimin mengangguk. Namun, perasaannya tidak bisa dibohongi ketika melihat raut wajah Yoongi. Tampaknya hyung-nya ini memang sedang tak baik-baik saja.
"Kau yakin baik-baik saja?" tanya Jimin untuk memastikan.
"Apa kalian berciuman?"
"What?"
"Ketika kepala kalian tidak tampak di layar dan berpelukan, lalu Hoseok sedikit mendorongmu. Sejujurnya itu tampak ambigu dengan gestur kalian dan teriakan Hoseok. Pertama kali datang juga kau memberikan ciuman leher untuknya. Kau ...."
"Cemburu?"
"Apa?"
"Perasaanmu tidak baik karena kau sedang cemburu. Benar?"
"Jangan mengambil kesimpulan sendiri, Jimin."
"Lalu kenapa menyimpulkan kalau kami berciuman?"
"Memang benar kau menciumnya, kan? Sama seperti ke member lain. Kau juga mencium mereka."
Sebenarnya ini hanya masalah sepele. Namun, mendengar Yoongi yang terus-menerus mengatakan ciuman, Jimin menjadi risih. Seolah ia sering mencium anggota lain dan terkesan sebutan ciuman yang disebut Yoongi adalah bibir ke bibir. Padahal Jimin hanya memberikan Hoseok kecupan di kepalanya.
"Aku hanya memberikan kecupan bukan ciuman. Hyung harus paham perbedaan kecupan dan ciuman. Kau seolah menyebut bibirku ini melalang buana."
"Menurutku sama saja."
Jimin langsung tidak terima. "Kecupan itu singkat, sedangkam berciuman ada durasinya. Kau seperti tidak pernah ciuman saja."
Yoongi tahu-tahu bangun, lalu duduk di kursi kerjanya. Jimin diabaikan begitu saja setelah berusaha mempertahankan pendapatnya. Kucing kalau sudah cemburu kenapa susah jinaknya sih? Batin Jimin.
"Lagi pula, disebut ciuman itu jika bibir ke bibir. Seperti yang kita lakukan. Masa Yoongi Hyung tidak mengerti?"
"Tidak," ketus Yoongi. "Aku tidak mengerti karena sudah sebulan lebih tidak ada yang memberiku ciuman."
Jimin tidak ingin kalah. "Kenapa menunggu? Kenapa tidak berinisiatif untuk melumat bibirnya?"
Yoongi memutar kursinya dan mendapati Jimin melipat tangan di depan. Mereka adu pandang cukup lama.
"Aku lihat tidak ada kamera di sini. Kau juga tidak sedang syuting, kan?" ujar Jimin.
Sejak diumumkan BTS akan menjalani solo karier terlebih dahulu, para anggota memang menjadi jarang bertemu. Biasanya mereka syuting atau ke mana-mana bersama, tetapi sekarang dilakukan sendiri-sendiri. Intensitas bertemu mereka menjadi berkurang, termasuk Yoongi dan Jimin yang menjalin hubungan lebih dari sekadar rekan kerja.
Menjalani pekerjaan dengan anggota membuka peluang bagi Yoongi dan Jimin untuk selalu melipir memanjakan satu sama lain. Entah itu pelukan, ciuman, ataupun seks dengan durasi singkat. Namun, belakangan ini mereka jarang melakukan karena alasan tadi.
"Pulanglah," kata Yoongi kembali memutar kursi menghadap komputer. "Kau bilang sudah tidak ada lagi urusan, kan?"
Ternyata tidak mempan dan Jimin sudah siap-siap meledak jika Yoongi tidak menambahkan, "Pulang dan jadi anak yang baik, Kitten. Kau tahu apa yang harus disiapkan, kan?"
Kitten merupakan pet name dari Yoongi untuk Jimin sebagai kode bahwa mereka akan memiliki malam panjang nan panas. Hanya membayangkannya saja Jimin bersemu.
"Setidaknya beri aku jaminan."
"Apa?"
"Cium. Aku. Sekarang. Juga. Min Yoongi."
Yoongi itu disiplin dan baru saja Jimin memanggilnya tanpa embel-embel hyung. Maka yang terjadi selanjutnya adalah Jimin dipaksa tidur di sofa dan Yoongi berada di atasnya.
Jimin tersenyum dalam hati. Rencana membuat Yoongi cemburu berhasil dengan tampil di siaran langsung Hoseok. Pemuda kelahiran Busan itu akhirnya mendapat ciuman panas dari Yoongi.
"Hyung ... tadi kau menyuruhku pulang."
"Lalu?"
"Lalu kenapa kau menelanjangiku?"
"Rencana b, Kitten."
Tampaknya Genius Lab sedang sibuk dan tidak bisa diganggu untuk beberapa jam ke depan. Mungkin saja Jimin akan menginap di sana dengan Yoongi yang enggan mengizinkannya tidur.
End.
Hehehe ....
Diketik langsung dari Wattpad. Jadi, kalau ada salah ketik mohon maaf, ya.Terima kasih sudah singgah ke Chorus. ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
Fiksi PenggemarChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...