82. Heartbeat || 3

501 83 29
                                    

Rasanya sudah sangat lama atau mungkin Jimin lupa bagaimana kenyamanan saat seseorang memeluknya. Bukan berarti Jimin tidak pernah dipeluk. Taehyung dan Sina Noona sering memeluknya, tetapi kali ini pelukan yang dirasakan Jimin terasa berbeda. Lebih dari kata nyaman dan hangat karena Jimin merasakan kedamaian serta perasaan terlindungi oleh sosok yang baru ia kenal.

Jimin telah berhenti menangis sekitar 10 menit yang lalu, tetapi Yoongi masih terus memeluknya. Bohong jika mereka tidak canggung. Akan tetapi, perasaan tidak ingin lepas lebih mendominasi daripada mengubah posisi. Padahal mereka masih terbilang asing satu sama lain tetapi anehnya Yoongi merasa seperti sudah ada ikatan dengan Jimin. Begitu pula Jimin yang dengan mudahnya menunjukkan sisi rapuh kepada Yoongi.

"Apa kau tahu Seoul, Jimin?" Yoongi merasakan gelengan kepala di dadanya. "Jika aku mengajakmu ke sana, apa kau mau?"

"Saya belum pernah keluar dari pulau ini, Tuan."

"Kalau begitu keluarlah bersamaku, lalu tinggal dan hidup denganku."

Akhirnya, Jimin-lah yang berinisiatif melepas pelukan itu. Sebenarnya tidak sepenuhnya lepas, hanya ada sedikit jarak hingga Yoongi mampu melihat wajah Jimin dan mengatakan kata cantik dalam hati. Kata-kata Yoongi barusan mengusik Jimin. Apa maksud dari tinggal bersama Yoongi?

"Tuan Yoongi ingin saya tinggal bersama Anda?"

"Y—ya," gugupnya. "Kalau kau tidak suka apartemen, aku akan meminta Pak Lee menyiapkan rumah dengan halaman luas yang banyak bunganya."

"Apartemen itu apa?" tanya Jimin polos.

"Hem ... apartemen itu—"

"Kalian sedang apa? Kau siapa?" interupsi sebuah suara yang ternyata Taehyung.

Melihat Jimin bersama orang asing, Taehyung dengan paksa memisahkan mereka berdua. Yoongi yang terkejut tentu saja tidak siap menerima dorongan dari Taehyung hingga membuatnya terjatuh dari ranjang. Sementara Jimin yang sama terkejutnya hanya mampu diam.

"Jimin, kau baik-baik saja?" tanya Taehyung khawatir.

"Taehyung—"

"Aku mendengar kabar kalau ... kalau kau ...."

Taehyung yang tidak sanggup melanjutkan ucapannya segera memeluk Jimin erat-erat. Ia menyesal karena tidak segera hadir saat Jimin dalam kondisi tak baik-baik saja.

"Maaf karena tidak langsung menemuimu," sesal Taehyung.

Jimin memaklumi itu. Taehyung dan calon suaminya, Hoseok, pasti sibuk mempersiapkan upacara pernikahan mereka.

"Sekarang aku sudah baik-baik saja."

Mendengar Jimin mengatakan hal barusan, Taehyung kian erat memeluk sahabatnya. Namun, tidak lama ia teringat sesuatu. Pria asing yang bersama dan memeluk Jimin.

"Kau siapa?" tanyanya dengan nada antisipasi.

"Taehyung—" Jimin ingin menjelaskan, tetapi selalu terpotong dengan ucapan Taehyung.

"Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Kau pun pasti bukan dari Kaum Luar."

Yoongi hendak bersuara, tetapi suara Sina lebih dahulu menginterupsi. Wanita itu menjelaskan sedetail mungkin perihal Yoongi yang merupakan wisatawan lokal dan aksi heroiknya yang menyelamatkan Jimin.

"Tuan Yoongi, bukan maksud saya untuk mengusir. Namun, di depan ada yang mencari Anda," terang Sina.

Itu pasti Namjoon, pikir Yoongi. "Kalau begitu, beri aku waktu sebentar untuk berbicara dengan Jimin."

Tanpa ragu dan mengabaikan Taehyung yang tubuhnya bergeser dengan sendirinya, Yoongi kembali duduk di ranjang. Yoongi juga abai dengan mata yang memandangnya ketika ia menggenggam tangan Jimin.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang