99. Speed Bump

455 55 9
                                    

Benci, Jimin membenci ketakutannya sendiri yang menurut orang-orang begitu sepele. Jimin tidak berani melewati polisi tidur kecil yang tingginya tidak seberapa itu. Kendati demikian, ia tetap takut untuk sekadar lewat demi menghibur sahabatnya yang tengah menangis.

"Ugi," panggil Jimin pelan.

Yoongi yang berjongkok seraya bersandar pada tembok menoleh ke sumber suara. Ada sahabatnya, Jimin, yang wajahnya seperti akan menangis. Padahal yang dimarahi ibu adalah dirinya, tetapi kenapa Jimin juga ikut sedih?

"Ugi, ke sini."

"Tidak mau. Minni saja yang ke sini."

"Te--tetapi Minni takut. Minni ingin menghibur Ugi." Jimin menggigit bibir bawahnya dalam-dalam.

"Ugi tidak mau dihibur Minni," tolak Yoongi.

Sebenarnya Yoongi tidak serius mengatakannya. Namun, tetap saja yang namanya anak-anak, mereka belum secara penuh memahami apa yang sebenarnya dirasakan serta dampak dari ucapan.

Akhirnya, Jimin menangis. Pertama karena tidak bisa ke sana karena takut dengan polisi tidur. Kedua karena Yoongi menolaknya. Yoongi tidak mau dihibur dalam kamus Jimin artinya tidak mau menjadi teman atau bermain dengannya lagi.

"Hua ... Yoongi tidak mau dihibur Minni. Ibu ... hiks ... hu-hu-hu .... Yoongi tidak mau main sama Minni lagi, hiks ...."

Jimin menangis dengan lengan tangan bawah menutupi sebagian wajahnya. Ia terlalu menghayati tangisan sampai tidak sadar jika Yoongi sudah melewati polisi tidur itu untuk menghampirinya.

"Dasar Minni cengeng," ledek Yoongi dengan mata sembap.

Jimin menurunkan tangannya. Ia mengangkat kaus untuk mengelap sisa-sisa air matanya.

"Ugi, maafkan Minni." Wajah itu kembali mendung.

Yoongi memasang ekspresi bertanya-tanya. "kenapa Minni minta maaf ke Ugi?"

Jimin memeluk Yoongi tanpa permisi. Kedua tangan Yoongi lurus ke bawah karena tertahan oleh pelukan Jimin yang erat.

"Maafkan Minni karena tidak bisa ke sana untuk menghibur Ugi. Kalau menangis di tempat rahasia kita saja, ya. Nanti Minni akan menghibur Ugi."

Tempat rahasia yang dimaksud Jimin adalah markas mereka di taman yang dekat rumah. Tempat itu luas dan dipenuhi rumput hijau. Yang pasti tidak ada polisi tidur di sana.

"Kalau ibu marah lagi, Ugi akan lari ke Minni saja."

Dua bocah sepantaran itu saling memeluk dengan tawa khas anak-anak. Seolah-olah Yoongi dan Jimin sudah melupakan kejadian yang sempat membuat mereka menangis.

*

*

*


Jimin tersenyum tipis ketika melewati polisi tidur. Ia mendadak teringat dengan salah satu memorinya bersama Yoongi, laki-laki yang tengah digendong belakang sekarang. Gara-gara mabuk, mau tidak mau Jimin harus menggendong Yoongi karena sahabatnya itu punya kebiasaan buruk pascaminum.

Ketika mabuk, Yoongi akan bersikap hormat di depan tiang, lalu menyanyikan lagu kebangsaan secara berulang-ulang. Daripada menahan malu, lebih baik Jimin menggendongnya pulang.

"Hei, Yoongi. Kalau aku menyukaimu bagaimana?" tanya Jimin di perjalanan pulang ke rumah.

Lelaki Park itu selalu menanyakan hal yang sama tiap kali menggendong Yoongi yang mabuk. Jimin punya alasan tersendiri mengapa mengatakannya di kala sahabatnya ini hilang kesadaran efek alkohol.

Yoongi yang semula menaruh dagu di pundak Jimin, kemudian mengubah posisi kepalanya. Wajahnya menghadap ke ceruk leher Jimin. Hidungnya mengendusi rambut panjang Jimin yang hampir menutupi area telinga hingga leher belakang.

"Berarti aku boleh mencium lehermu." Selalu begitu jawaban Yoongi, kemudian lelaki itu tidak lagi menyahut.

Jimin terkekeh. Ia sendiri juga tidak berbicara lagi hingga sampai di rumah Yoongi, hingga sampai melepas sepatu Yoongi, dan hingga sampai ia keluar dan tiba di kamarnya sendiri.

Park Jimin punya alasan mengapa mengutarakan perasaannya di saat Yoongi mabuk. Sebab ketika Yoongi sudah bangun untuk menjalani aktivitas kuliah, laki-laki itu tidak akan ingat dengan apa yang terjadi sebelumnya.

Maka demikian, Jimin memilih diam saja. Jimin memilih untuk melupakannya juga meskipun terkadang ada waktu-waktu tertentu yang tidak bisa ia tahan. Jimin menyukai Yoongi lebih dari sahabat. Sayangnya, Yoongi tengah menyukai seseorang. Ia sempat menceritakan hal ini kepada Jimin. Sosok perempuan yang Jimin akui berparas cantik.

*

*

*

End




Terima kasih sudah singgah ke Chorus ^^


ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang