71. Felicity

687 80 24
                                    

Menjadi sulung dari tiga bersaudara membuat Min Yoongi mengemban tugas layaknya seorang kepala rumah tangga. Iya, ayahnya telah meninggal sejak kelahiran adik keduanya, Min Yoonjae. Hilangnya sosok yang menafkahi keluarga, mau tidak mau Yoongi harus merelakan masa mudanya demi membantu sang ibu.

Tidak cukup di sana saja, sosok wanita cinta pertama Yoongi pun juga pergi menyusul ayahnya. Yoongi menjadi yatim piatu di usia 19 tahun. Saat anak lain mendapat buket bunga sebagai ucapan selamat atas kelulusan, Yoongi tidak sempat merayakan hal itu. Ia lebih memilih segera pulang ke rumah, lalu pergi lagi menuju tempatnya bekerja paruh waktu. Karena bagi Yoongi, waktu adalah uang. Ia tidak akan membiarkan adik-adiknya kelaparan.

*

*

*

"Kau tetap kuliah!" tegas Yoongi.

"Tetapi aku ingin bekerja membantumu, Kak!"

"Min Jiyoon!"

Final. Jiyoon tidak bisa membantah. Ia memilih masuk ke kamar dengan air mata yang tidak bisa disembunyikan dari Yoongi. Gadis yang kini duduk di bangku SMA tingkat tiga itu merasa buruk karena tidak bisa membantu kakaknya.

Jiyoon tahu betul bagaimana Yoongi bekerja pagi hingga malam demi membiayai sekolah adik-adiknya. Jika masuk ke perguruan tinggi, biaya akan semakin besar dan Jiyoon tidak mau membebani kakaknya. Untuk itulah ia memilih tidak kuliah. Sayangnya, Yoongi menolak tegas keinginannya itu.

Masih teringat begitu jelas di ingatan Jiyoon bagaimana kata-kata Yoongi yang diucapkan dengan nada tinggi tadi. Yoongi mengatakan jika adik pertamanya memiliki masa depan yang lebih menjanjikan dengan otak encernya dibandingkan miliknya. Jiyoon memiliki bakat dalam menggambar dan adiknya sempat membahas mengenai cita-citanya yang ingin menjadi desainer terkenal.

Sementara adik kedua Yoongi, Min Yoonjae, menyaksikan pertengkaran kedua kakaknya di balik pintu kamar yang terbuka sedikit. Raut wajah laki-laki berusia 14 tahun itu tampak sendu. Meski masih muda, Yoonjae tahu betul bagaimana pengorbanan kakak pertamanya. Sebagai informasi, Min Yoongi kala itu berusia 24 tahun, Jiyoon berusia 19 tahun, dan Yoonjae 14 tahun.

Tujuh tahun pun berlalu. Masa-masa berat yang dialami keluarga Yoongi perlahan berkurang dan kian membaik.

Jiyoon telah menyelesaikan kuliah jurusan yang diimpikan, Ia sekarang menjadi salah satu desainer muda yang memiliki nama besar di Seoul. Sementara Yoonhae memilih fokus pada bakatnya sebagai atlet renang yang sudah menjuarai beberapa kompetisi tingkat internasional.

*

*

*

Yoongi menghela napas untuk kesekian kali. Ia menoleh malas ke gawai hitamnya yang bergetar sedari tadi. Sudah dua minggu ini ia diteror keluarganya sendiri, yaitu Jiyoon. Adik perempuannya itu terus-menerus meneleponnya demi menagih jawaban.

Singkatnya, Yoongi tahun ini akan genap berusia 31 tahun dan Jiyoon mengajukan pertanyaan mengenai apa yang diinginkan sang kakak. Bagi Yoongi, ulang tahun bukanlah sesuatu yang istimewa. Bukankah manusia harusnya sedih karena jatah hidup di dunia ini berkurang? Dengan alasan itulah Yoongi enggan menjawab pertanyaan Jiyoon. Namun, Jiyoon terus-terusan bertanya apa yang diinginkan Yoongi dan kakaknya selalu menjawab tidak ada.

Ngomong-ngomong, saat ini Yoongi tinggal sendiri di Daegu, sedangkan dua adiknya berada di Seoul karena tuntutan pekerjaan mereka. Yoongi tidak masalah meskipun tidak menampik ia pernah merasa kesepian ketika kursi makan yang berjumlah lima hanya diduduki satu orang.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang