Kosong. Tidak ada siapa-siapa di rumah ini. Sudah cukup lama sejak para anggota memutuskan untuk tinggal di rumah masing-masing. Keinginan Jimin yang impulsif membawanya mampir dahulu ke dorm.
Jimin tersenyum samar dengan penggunaan kata mampir. Dahulu, sebutannya pulang sebelum ia dan teman-temannya memutuskan tinggal secara terpisah. Sekarang mereka lebih sering menggunakan istilah mampir jika berkunjung ke dorm.
Karena kedatangannya mendadak, Jimin tidak tahu harus melakukan apa. Mungkin menyapa penggemar sebentar tidak masalah. Ngomong-ngomong, teman-temannya tidak tahu kalau ia ke sini.
"Sudah lama tidak menyapa mereka."
Setelah menghabiskan beberapa menit untuk persiapan, siaran langsung Jimin akhirnya dimulai. Ia melakukannya di dapur, tempat yang sering digunakan member lain untuk siaran pula.
Dari seribu menjadi puluhan ribu, penggemar mulai bergabung menonton siaran langsung Jimin. Idola kelahiran Busan itu belum mengatakan apa-apa, tetapi senyum manisnya yang memenuhi layar sudah pasti banyak penggemar mengabadikan. Entah itu tangkapan layar atau rekaman video.
"Halo ...." sapa Jimin. "Sudah lama, bukan? Aku sedang senggang dan tidak tahu harus melakukan apa, tetapi tiba-tiba ARMY muncul di kepalaku. Jadi, aku ingin menyapa kalian."
Jimin memindai layar yang penuh komentar dengan beragam bahasa. Bibirnya menahan senyum membaca komentar yang dalam sekejap berganti komentar lain.
"Ya, kami sudah memutuskan membuat tato persahabatan. Kalian juga sudah melihat punyaku, kan?" Jimin menunjukkan jari tangan yang terukir tato angka tujuh. "Tanganku kecil, jadi tidak begitu terlihat saat tampil."
Setelah itu, Jimin teringat akan sesuatu. "Kalian pastipenasaran dengan tato Yoongi Hyung, kan? Tato Yoongi Hyung ada di ...." Jimin diam beberapa detik. Ia sengaja ingin mengerjai ARMY. Kepalanya mendekati layar kemudian berbisik, "Rahasia."
Tawa renyah Jimin kian mengundang komentar gemas dari penonton. Setelah itu, Jimin kembali membaca komentar.
"Tunggu saja. Yoongi Hyung akan segera menunjukkannya pada kalian."
"Yoongi marry me!"
"Yoongi marry me, please."
"Min Yoongi marry meeee."Jimin mengeja komentar tersebut. Karena terlalu banyak, mata Jimin mampu membacanya. Sebuah komentar yang mutlak tiap member siaran langsung, baik ada Yoongi maupun tidak.
"Yoongi marry me," gumam Jimin dibubuhi senyum.
"Aku penasaran dari mana awal mula tren komentar Yoongi marry me. Para member pernah membahas itu ketika kami makan malam. Yoongi Hyung bahkan tidak tahu."
Siaran yang dilakukan Jimin hanya berlangsung selama setengah jam. Setelah pamit dengan memberikan simbol hati menggunakan kedua tangan, Jimin mematikan siarannya.
Helaan napas meramaikan suasana rumah yang sepi itu. Jimin juga belum ingin pulang karena situasinya tidak jauh berbeda, sama-sama sepi.Beralih ke ruang tengah, Jimin teringat memori akan syuting music video Life Goes On di sofa yang saat ini diduduki. Waktu sungguh tidak terasa beranjaknya. Sejujurnya, ia merindukan momen itu. Namun, egois bila meminta untuk terus bersama. Jimin tahu, mereka bahkan dirinya sendiri membutuhkan ruang untuk berkembang. Ini hanya soal adaptasi. Karena meskipun kini tinggal terpisah, mereka masih punya janji yang mengikat sebagai sahabat. Khusunya dengan para penggemar.
💜
💜
💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...