Pokoknya wajib baca bab 73. Strong Desire dahulu sebelum lanjut ke bawah. Termasuk yang lupa bagaimana awal mula kisah Min Yoongi si mafia dan Pak Jimin si editor buku. Tinggalkan komentar yang banyak, ya ke-ke-ke .....
*
*
*
Seminggu penuh Min Yoongi menjalani hari bahagia bersama Park Jimin layaknya pengantin baru di rumah baru mereka. Tepatnya rumah atas nama Jimin yang merupakan hadiah dari Yoongi. Pria 32 tahun itu masih ingat betul bagaimana reaksi Jimin ketika rumah bak istana ini adalah miliknya.
"Untukku?"
"Hem. Kau suka?"
"Besar dan bagus. Aku suka. Hanya saja ... bukankah ini berlebihan?" tanya Jimin sambil menoleh ke arah Yoongi.
"Tidak." Jawaban singkat Yoongi mengundang cemberut Jimin.
"Aku tinggal di apartemen seperti biasanya saja. Itu lebih dari cukup."
"Kau bilang ingin bermain sepak bola di rumput yang terasa lembut untuk kaki. Di sana ada lapangan mini untukmu. Tunggu, harusnya aku memilih desain seperti lapangan bola sesungguhnya."
Jimin membola dengan pernyataan Yoongi barusan. Jimin tahu Yoongi itu sangat kaya, tetapi ia baru tahu kalau Yoongi gila. Rumah dengan lapangan seluas lapangan sepak bola asli? Seluas apa lahan yang digunakan untuk membangun?
"Yoongi, kurasa itu lebih dari berlebihan. Aku tidak bisa menerima ini." Jimin mencoba menego.
Ia melihat Yoongi mengeluarkan gawai dan tampak menelepon seseorang. Kalimat yang keluar makin membuat Jimin panik.
"Bakar saja. Jimin tidak menyukai rumah hasil desainmu--"
Yoongi menatap tajam Jimin atas sikapnya, merebut gawai seseorang yang tengah berteleponan merupakan tindakan tidak sopan. Namun, melihat wajah kesal Jimin adalah pengecualian. Bukannya seram, Yoongi justru gemas dan ingin meremas.
"Itu tidak sopan, Sayang." Yoongi memperingatinya dengan nada main-main.
Membakar rumah yang baru selesai dibangun apakah lebih dari sopan? Jimin memukul dada Yoongi sekaligus mengembalikan gawai kepada miliknya.
"Aku suka rumahnya. Jangan dibakar. Atau kau yang aku bakar," ancam Jimin.
Kakinya melangkah maju meninggalkan Yoongi. Namun, sebelum makin jauh, Jimin kembali lagi. Satu kecupan singkat mendarat di bibir kekasihnya. Jimin kesal, tetapi cara Yoongi memaksanya tidak pernah gagal.
Sementara itu, si pembuat onar diam-diam menahan senyum atas sikap kekasihnya tadi. Satu kecupan singkat mana cukup?
Kenangan itu buyar ketika seseorang masuk ke ruangan Yoongi. Anak buahnya datang dengan informasi yang membuatnya naik pitam.
"Jadi seperti ini kerja kalian? Cari dan temukan kekasihku. Sebelum hari kedua ini berakhir, aku ingin kalian sudah menemukan di mana keberadaan Jimin. Itu jika kalian tidak ingin nyawa berakhir."
Ya, sudah hampir dua hari Yoongi tidak tahu di mana keberadaan Jimin. Sesibuk-sibuknya Jimin, Yoongi tetap tahu aktivitas apa saja yang dilakukan oleh pujaan hatinya itu. Namun, tidak untuk dua hari yang lalu. Yoongi menyalahkan diri sendiri karena ia terlalu lengah. Apakah Jimin diculik oleh orang yang tidak menyukainya?
"Kau di mana Jimin?" lirih Yoongi dengan kekhawatiran.
*
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...