75. L U

611 73 30
                                    

××WARNING××

-Disarankan baca bab F U dahulu_

🍑

🍑

🍑

Sial sial sial. Tiga umpatan  itu ditunjukan Jimin untuk situasi saat ini.

Sial pertama untuk respons tubuhnya yang begitu murahan.
Sial kedua untuk lidah hebat Yoongi.
Terakhir, sial untuk keinginannya yang meminta lebih, tetapi terhalang gengsi.

Bunyi plop terdengar dari mulut Yoongi yang berhenti mengemut permen berdaging. Jimin merasa kehilangan sekaligus lega karena jeda dari stimulus yang berlebihan.

Namun, ternyata dugaannya salah. Pijatan tiba-tiba dirasakan pada buah zakarnya. Yoongi tak main-main dengan ucapannya beberapa waktu lalu, yakni menyiksa Jimin sesuai versinya. Kedua tangan Jimin terantai di kepala ranjang, termasuk kaki-kakinya pula yang terbuka begitu lebar.

Jimin ingin merapatkan kaki, tetapi rantai sialan itu menyulitkannya. Kepala mendongak ke atas ketika Yoongi kembali mengurut kemaluannya. Jadi, ada dua tangan yang bekerja di bawah sana.

"Cu--cukup," mohonnya. "Ini terlalu ... terlalu banyak eungh ...."

Yoongi menyeringai. Siapa suruh menantangnya? Jimin mengatakan bahwa kebanyakan pihak atas tak cukup hebat untuk melakukan oral. Pernyataannya tentu saja menyinggung Yoongi. Memangnya hanya pihak bawah yang hebat melakukannya? Yoongi tak sekadar bisa memompa menggunakan miliknya, tetapi juga hebat melakukan pompaan dengan mulutnya.

"Oh ... apa kau ingin keluar, Jimin?"

"Apa yang kau lakukan? Singkirkan tanganmu, Sialan. Kau menghalangi jalan akh ...."

Jimin memekik karena Yoongi tiba-tiba mencubit kepala kemaluannya sedikit keras. Berkali-kali melakukan gerakan putaran dan memilin hingga Jimin frustrasi.

"Eungh ... Yoongi biarkan aku keluar ...."

Yoongi kembali menjilat dan memaksimalkan kerja lidahnya. Ia tidak tahu bila pelupuk Jimin berair.

"Yoongi ... Yoongi ... Yoongi ...." racaunya.

"Kau tahu apa yang harus dilakukan, Jimin." Maksudnya menarik ucapan mengenai pihak atas yang payah.

Jimin menurut? Tentu saja tidak semudah itu. Ia terus melakukan pemberontakan meskipun sia-sia. Kedua kakinya menendang hingga bunyi rantai terdengar.

"Biarkan aku keluar."

"Katakan, Sayang."

Tidak menurut? Baiklah.

"AKH!!"

Cubitan di puting kirinya tak main-main. Yoongi benar-benar menyiksanya. Ditambah keinginan keluar tak bisa ditahan lebih lama. Bagian bawahnya terasa lebih ngilu.

"Yoongi please ...."

"Jadi?"

"Ya ... kau terbaik. Lidahmu hebat. Milikku sempurna di sana. Biarkan aku keluar untuk memenuhi mulutmu. Tolong ...."

Seorang Park Jimin yang angkuh meminta tolong padanya dengan posisi seperti ini adalah sebuah kebanggaan bagi Yoongi. 

"So sexy," puji Yoongi. "Datang padaku, Sayang ...."

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang