Hai. Aku minta maaf karena Indestructible part 4 harus terjeda lumayan lama dan bahkan dilompati sama cerita lain.
Terima kasih untuk yang sudah bersedia menunggu.
Selamat membaca ....
*
*
*
Jika diurutkan berdasarkan bulan kelahiran, Jimin berada di urutan nomor tiga setelah Taehyung dan Jungkook. Badannya juga paling pendek di antara mereka bertiga. Saat masih praremaja, tubuh Jimin memang yang paling besar, tetapi untuk urusan tinggi badan, ia kalah jauh dengan Taehyung dan Jungkook. Oleh karena itu, ia sering di posisi tengah tiap mereka berfoto atau sedang jalan-jalan bersama. Kata Taehyung dan Jungkook, Jimin harus selalu dilindungi. Mereka sudah menganggapnya seperti adik sendiri—padahal lahir di tahun yang sama.
Sifat saling menyayangi itu terbawa hingga mereka dewasa. Berjalan seiring makin kuatnya persahabatan mereka, sedih satu, maka yang lain pun juga merasakan hal sama. Apalagi kalau sudah menyangkut urusan hati.
Dalam posisi duduk, Jimin terlelap di dekapan hangat Jungkook usai aktivitas ciuman panas mereka di sofa ruang tamu. Jika menuruti nafsu, mungkin akan lebih dari sekadar pagutan. Namun, Jungkook cukup pandai menahan gelora dan memilih berhenti dengan memeluk Jimin. Lagi pula, ada hati yang ia jaga.
Jungkook menyayangi Jimin. Namun, jika ditanya lebih sayang mana, tentu jawabannya Taehyung. Rasa sayangnya pada Jimin sebatas saudara. Sementara untuk Taehyung, ia menyayanginya untuk memiliki dan dimiliki. Soal ciumannya dengan Jimin, nanti ia akan mengaku ke Taehyung. Untuk sekarang, ada bayi besar yang harus dihibur.
Suara Jungkook itu merdu. Selama memeluknya, ia terus bersenandung hingga Jimin jatuh ke dunia mimpi. Ketika diangkat untuk dipindahkan ke kamar pun laki-laki itu tak terusik.
Satu per satu pakaian yang dikenakan Jimin ditanggalkan dan diganti dengan piyama. Sebelum benar-benar pergi, Jungkook menetap sebentar duduk di pinggir ranjang. Ia menatap wajah tidur Jimin yang terlihat tanpa beban. Pikirannya kembali ke belakang mengingat kejadian di bar tadi.
Jungkook dan Taehyung menyaksikan bagaimana Jimin berusaha mengeluarkan sisi kuatnya kepada Yoongi saat sahabatnya itu menghampiri tetangganya. Meski kenyataannya Jimin justru menyiksa dirinya sendiri. Siapa sangka kalau Yoongi bakal menyinggung masa lalu yang membuat ingatan Jimin bertabrakan hingga memicu emosi tak terkontrol.
Satu kecupan singkat mendarat di kening Jimin. Jungkook beranjak dan meninggalkan kawannya. Ia kemudian menelepon Taehyung untuk menanyakan keberadaan kekasihnya.
"Hanya ingin mengingatkan, bukankah kau ingin mengambil kemudi?" katanya saat telepon terhubung.
*
*
*
"Hyungie ..." rengek Jimin.
"Apa, Sayang?" balas Yoongi.
Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari sang kekasih. Yoongi-nya sibuk memainkan game di gawai.
Dua jempol yang sedari tadi sibuk menari di atas layar gawai tiba-tiba salah satunya menekan tombol jeda. Yoongi menoleh, lalu mendaratkan satu kecupan di bibir kekasihnya yang sejak tadi mengarah kepadanya.
"Beri aku 15 menit. Setelah itu, kau bebas bergelayut padaku, Jiminie," katanya dengan lembut.
Senyum merekah usai mendengarnya. Tak ada lagi rengekan. Jimin sudah sibuk menyamankan posisi tidurnya dengan paha Yoongi sebagai alas pengganti bantal. Ia akan menunggu 15 menit sambil tiduran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...