62. Catch Up

1K 83 108
                                    

Sejarah mencatat, beberapa nama tokoh dunia paling mengerikan dan terkejam di antaranya Vlad The Impaler, Rasputin, H.H. Holmes, Jack the Ripper, Gilles de Rais, dan masih banyak lagi. Menurut Jimin, nama Yoongi seharusnya ikut jajaran tokoh itu. Karena bagi lelaki bermarga Park itu, Yoongi, tetangganya sangat kejam, tidak manusia, manipulatif, suka menindas, bahkan pernah membuatnya hampir meregang nyawa.

Jimin tidak tahu di mana letak kesalahannya. Padahal, dahulu waktu masih sekolah dasar, Yoongi adalah teman sebaya yang baik dan bersikap manis padanya. Dirinya dan Yoongi merupakan teman seumuran. Rumah mereka bersebelahan persis dan hanya berbatas gundukan tanah bertanam bunga.

Seiring pertumbuhan mereka di masa remaja, sikap Yoongi kepada Jimin berubah. Yoongi perlahan dingin dan sering merundungnya meski tidak sering. Jimin mengira setelah lulus SMP, sikap tetangganya akan berubah. Nyatanya, saat sekolah di SMA yang sama, sikap Yoongi yang mengganggunya semakin keterlaluan.

Jimin tidak akan pernah melupakan kejadian Yoongi yang sengaja mendorongnya ke kolam renang. Padahal saat itu adalah pesta ulang tahun Jung Hoseok yang mengundang seluruh teman seangkatannya. Yoongi yang mendorong, laki-laki itu pula yang menolongnya. Alhasil, mereka yang baru datang setengah jam harus pulang karena baju basah. Hoseok bersedia meminjamkan bajunya, tetapi Jimin menolak karena sungkan sudah membuat keributan yang dalang utamanya adalah Yoongi.

Selama perjalanan pulang dengan keadaan kuyup, Jimin memasang wajah dongkol di dalam mobil yang dikendalikan Yoongi. Malam itu, Jimin mendeklarasikan dalam hati bahwa Yoongi adalah musuhnya. Ia tidak mau ditindas lagi.

Jika terselip pertanyaan apakah orang tua Jimin tahu bila putra mereka diganggu oleh tetangganya sendiri, maka jawabannya tidak. Jimin tidak pernah menceritakan pada orang tuanya ataupun orang tua Yoongi. Ia bisa melakukannya, tetapi tidak tahu kenapa rasanya tak perlu. Selain harga diri, Jimin juga enggan Yoongi mendapat kemarahan dari Paman Min dan Bibi Kim. Hanya saja perubahan yang terlihat oleh para orang tua adalah jika putra mereka tidak lagi sedekat masa anak-anak.

Bila ditanya sang ibu perihal pertemanannya dengan Yoongi, Jimin akan menjawab, "Kami tidak sefrekuensi lagi, Bu."

Lain dengan Yoongi yang menjawab pertanyaan sang ibu, tetapi malah mendapat pukulan dari wanita yang melahirkannya. Tidak heran jika Yoongi dipukul karena ia mengatakan, "Anak itu payah. Tidak level."

*

Yoongi memang pendiam, terlihat malas-malasan, dan tampak tidak bergairah. Orang-orang tidak tahu apa yang dipikirkan Yoongi kecil. Sebenarnya anak itu sedang mengamati situasi. Apalagi sekarang ia tinggal di lingkungan baru. Ia masih membutuhkan adaptasi dan orang tuanya seenak jidat memintanya berpartisipasi lomba entah dalam rangka apa.

Saat itu, usianya enam tahun. Ayah dan ibunya memperkenalkan Yoongi pada anak-anak kompleks. Ada Jimin juga di sana yang melihat Yoongi dengan tatapan menyelidik. Jimin kecil memindai Yoongi sebagai calon teman barunya bersama kawan lain.

Para orang tua membuat permainan estafet bendera. Ada 10 anak termasuk Yoongi kala itu. Anak-anak dibagi dua kelompok dengan masing-masing lima anggota. Yoongi dan Jimin masuk di kelompok yang sama.

Permainan itu sederhana, yakni menyerahkan bendera antaranggota dengan jarak berdiri cukup jauh sehingga anak-anak diminta untuk berlari. Bagi yang berdiri di ujung, tugasnya adalah memasukkan bendera ke dalam lubang botol kaca. Yoongi sendiri berada di ujung dan ia akan menerima bendera dari Jimin.

Tepukan dan teriakan dukungan menggema dari orang dewasa. Menurut Yoongi, mereka terlalu berisik. Mengganggu konsentrasinya saja. Dari kejauhan, ia melihat Jimin yang berlari begitu bersemangat dengan tangan kanan memegang bendera. Jimin terlihat sangat antusias. Tampaknya anak itu bertekad supaya kelompoknya menang.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang