67. Attractiveness

698 73 17
                                    

Setiap manusia pasti memiliki bagian tubuh yang menjadi favoritnya. Entah itu mata, hidung, bentuk bibir, tatanan gigi sekaligus warnanya, rambut, kaki jenjang, perut rata, dan masih banyak lagi. Dari bagian-bagian itu, pasti ada pula manusia lainnya yang iri terhadap anggota badan milik tiap individu. Sebut saja Park Jimin yang begitu mengagumi jari-jari tangan milik kakak sepupunya, Min Yoongi.

Bagi laki-laki berumur 19 tahun itu, jari tangan Yoongi sangat keren. Bentuknya ramping dan panjang dengan guratan pembuluh yang tampak. Berbeda dengan miliknya yang pendek dan gemuk. Jimin menyebutnya sebagai jari bantet. Padahal tubuh Jimin tidak gemuk dan malahan perutnya sedikit berotot. Namun, kenapa jari-jarinya yang justru gemuk?

Karena begitu mengidolakan tangan Yoongi, Jimin sering bermain ke rumah sepupunya yang kebetulan hunian mereka bersebelahan. Ia akan mengamati tangan Yoongi yang melakukan aktivitas, misalnya memasak, menelungkup tetikus untuk bermain game online, memetik gitar, hingga menyiram tanaman.

Sudah dibilang jika Jimin itu terobsesi dengan tangan Yoongi. Ia tak ragu untuk menyentuhnya. Lagi pula, Yoongi juga tak mempermasalahkan selagi tidak menganggu.

Dari mengidolakan jari tangan sepupunya, Jimin jadi tahu bahwa ada hal lain yang makin membuatnya menyukai jari-jari itu. Seperti siang hari ini, anak sekolah yang segera lulus itu bermain ke rumah Yoongi. Kedatangannya disambut paman dan bibinya yang ternyata hendak pergi. Untuk informasi, ibu Yoongi adalah kakak kandung ayah Jimin.

Bila paman dan bibi pergi, itu berarti di rumah hanya ada Yoongi seorang, kan?

"Hyung ... aku datang," panggil Jimin dari luar, lalu masuk ke kamar Yoongi.

Si pemilik kamar rupanya tengah memetik gitar hitam di pinggir ranjang. Ketika kaki Jimin berada di jangkauan matanya yang merunduk, Yoongi menghentikan tarian tangannya kemudian mendongak.

"Hai ...." sapanya

Bukannya membalas, Jimin justru mengatakan, "Paman dan bibi pergi."

"Aku tahu."

"Apa musiknya tetap diputar?"

"Tidak perlu." Yoongi beranjak untuk membereskan gitarnya. Ia berjalan ke sisi kanan menuju lemari, yakni tempat gitarnya disimpan. Tidak jauh dari sana, ada komputer lengkap dengan sepikernya. Tetikus digerakkan oleh tangan Yoongi untuk membuka folder musik. Biasanya lagu diputar dengan volume kencang, tetapi sekarang setengah saja atau bahkan lebih dari itu. Ketika merasa semua sudah beres, Yoongi kembali pada Jimin.

Bibir tipis itu tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai. Lihat apa yang tersaji di depan matanya sekarang. Jimin memenuhi ranjang tidurnya dengan posisi bersandar, telanjang, dan kaki dibuka lebar-lebar. Selagi ia sibuk, sepupunya ternyata bergerak dalam diam mempersiapkan diri.

"Hari ini kau boleh bersuara, Jimin," kata Yoongi sambil melepas pakaiannya dan hanya menyisakan celana dalam.

"Kenapa?" tanya Jimin.

"Tidak kenapa-kenapa."

Maka dimulailah aktivitas yang membuat Jimin makin mengidolakan kesepuluh tangan Yoongi. Itu bermula sejak lima bulan yang lalu. Penawaran main-main dari Yoongi yang ditangkap oleh telinga serius sang sepupu.

Lima menit pun berlalu dan napas Jimin mulai terengah-engah sambil mata melihat ke depan bagian bawah. Lihatlah kelima jari tangan kanan Yoongi yang sedang menggenggam kemaluannya sekarang. Gerakan naik, lalu turun secara berulang-ulang, dan jangan lupakan urat pembuluh  yang tampak begitu seksi juga jantan. Jimin amat mengidolakan tangan Yoongi. Apalagi dengan lima jari tangan lainnya yang sudah tertelan lubang anal. Masuk keluar membuatnya keenakan. Pokoknya, Jimin sangat menyukai jari tangan Yoongi yang juga bisa memanjakan kemaluannya.

👋

Momen inilah yang ditunggu Yoongi. Jika biasanya hanya bisa memompa, hari ini harus ada kemajuannya, yakni ikut merasakan. Untuk itulah Yoongi memasang pengedap suara di kamarnya. Rencananya makin dipermudah dengan orang tua pergi keluar kota. Begitu pula dengan orang tua Jimin. 

Min Yoongi, mahasiswa 21 tahun yang terobsesi dengan sepupunya sendiri tanpa ada yang tahu. Siapa sangka, Jimin yang sangat mengidolakan jari tangannya, membuat anak itu mudah dikelabui Yoongi secara perlahan-lahan. Apalagi dengan sifat Jimin yang polos dan bertingkah seperti anak kecil kendati sudah berusia 19 tahun. Tentu saja karena Jimin sakit dan Yoongi memanfaatkannya.

Inilah puncak kemenangan Yoongi, masuk sesuka hati ke liang kerut merah muda dan bermelodi desah Jimin tanpa dibatasi waktu. Sementara itu, tampaknya si laki-laki Park memutuskan untuk tidak hanya mengidolakan tangan Yoongi saja, tetapi juga sesuatu yang tengah menusuknya saat ini.


End


Apa nih pendek banget!

Terima kasih sudah singgah ke Chorus

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang