87. Cancelled

631 88 28
                                    

Belum ada limat menit menerima jasa antar makanan, bel apartemen Yoongi kembali berbunyi. Dari video intercom, Yoongi bisa melihat bahwa wajah yang tampak di layar bukanlah manusia. Yoongi tersenyum menerima kunjungan tamu yang sudah ia nantikan sejak seminggu yang lalu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Buka pintunya."

"Apa keperluanmu?"

"Buka pintumu."

"Katakan apa keperluanmu?"

"Buka pintunya. Dasar menyebalkan."

Cukup, Yoongi tidak tahan meskipun masih ingin menggoda lebih jauh. Pintu terbuka dan ia bisa melihat wajah mantan kekasihnya, Park Jimin sedang menggendong kucing, dengan wajah masam.

"Aku kira setelah putus denganku, kau tidak akan bertamu ke sini lagi."

Jimin tidak ingin berbasa-basi. Ia enggan berlama-lama di lorong apartemen yang meninggalkan banyak kenangan bersama Yoongi, mantan kekasihnya yang putus satu minggu lalu.

"Sesang ikut denganmu. Aku memberimu hak asuh untuk merawat sesang."

"Baiklah."

"Baiklah?" Kini ganti Jimin yang terheran-heran. Ia mengira akan adu argumen dengan Yoongi atau setidaknya pria ini bertingkah menyebalkan terlebih dahulu.

"Terima kasih sudah mengantar sesang. Aku memang merindukannya." Yoongi mengambil alih sesang dari gendongan Jimin. Sebisa mungkin Yoongi menahan senyum karena demi apa ekspresi Jimin sangat menggemaskan. Ingin menggigit rasanya.

"Sampai jumpa," kata Yoongi karena Jimin tampak melamun.

"Eh. Iya sampai jumpa."

Setelah itu, Yoongi masuk tanpa mengantar atau menunggunya sampai masuk ke dalam lift seperti biasanya. Akan tetapi, ia tidak langsung masuk ke dalam lebih jauh. Ia masih mengawasi Jimin dari dalam. Raut wajah usil tadi kemudian berubah sedu karena rindu.

Dari dalam ia bisa melihat bagaimana wajah Jimin yang sedu juga. Hah ... mereka sama-sama rindu, tetapi lebih mementingkan ego yang pada akhirnya saling membisu.


*

*

*


Jimin gusar. Tidak seperti biasanya ia merasa cemas seperti ini. Satu-satunya yang ia pikirkan sekarang adalah ... Yoongi.

"Tidak, Jimin, tidak. Kalian sudah putus dan kau tidak berhak khawatir dengan keadaannya. Ini pasti hanya pikiranmu yang berlebihan. Yoongi baik-baik saja pasti."

Sayangnya, logika dan hati Jimin tidak sejalan. Tahu-tahu ia sudah menekan bel apartemen Yoongi. Padahal seminggu yang lalu ia baru saja mengantar sesang ke sini.

"Ada apa?"

"Em ... aku--aku ... aku ingin menjenguk sesang."

"Sesang sedang tidur. Silakan coba besok."

Kenapa setelah putus Yoongi makin menyebalkan? Pikir Jimin. Tetap saja ia harus bisa melihat wajah Yoongi meskipun beralibi menggunakan sesang. Ia hanya ingin memastikan sesuatu.

"Sebentar saja. Aku merindukan kucing itu."

"Kenapa memulangkannya padaku kalau bakal rindu?"

"Yoongi cepat buka pintunya. Aku merasa aneh karena seperti berbicara dengan pintu."

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang