44. Indestructible

807 86 28
                                    

—Warning—

Please, be wise!

*

*

*


Perasaan itu sederhana. Apalagi untuk kasta tertinggi dalam perasaan, yakni cinta. Manusialah yang memperumit dan menciptakan labirinnya sendiri. Mulai dari ketakutan ditolak atau justru berpangku tangan.

Tidak ada yang salah saat kau menyatakan perasaanmu. Namun, risiko dari jawaban yang bertolak dengan hati, juga harus siap kau terima. Pun juga tak salah bila memendamnya dan membiarkan tangan Tuhan untuk mengatur rencana indah untukmu. Semua selalu ada pilihan dan di baliknya juga ada konsekuensinya.

Termasuk perasaan yang dimiliki bocah berusia 13 tahun lantaran terseret arus perbincangan kawannya yang sok tahu. Mengaku paham cinta, tetapi merengek jika tidak dibelikan es krim.

"Jiminie suka Yoongi Hyung!" katanya lebih ke berteriak.

"Lalu?"

"Ayo pacaran dengan Jiminie."

"Oke."

Senyum semringah terbit di wajah Jimin. Setelah Yoongi mengatakan oke, Jimin segera berlari menghampiri kedua kawannya, Taehyung dan Jungkook. Bibir tebal maju beberapa sentimeter, sangat jelas betapa semangatnya Jimin pamer pada kawannya jika ia sudah punya pacar. Tidak kalah dari Taehyung dan Jungkook yang katanya sudah resmi pacaran dan mereka tengah merayakan anniversary satu minggu usai jadian.

"Yakin pacaran sama anak SMA, Jimin?" tanya Taehyung.

"Memangnya kenapa?"

"Enakan pacaran satu sekolah. Kalau istirahat bisa main ke kelas."

"Jimin dan Yoongi Hyung rumahnya bersebelahan. Jimin bisa main ke rumahnya habis pulang sekolah."

"Sainganmu banyak, Jimin. Apalagi sekolah Yoongi Hyung ada betinanya. Tidak seperti sekolah kita yang memang khusus untuk laki-laki," sahut Jungkook.

"Te-tetapi Jiminie sukanya sama Yoongi Hyung saja. Tidak mau yang lain," kata Jimin yang sedikit terpengaruh dengan ucapan Jungkook.

Park Jimin, putra semata wayang Tuan Park dan Nyonya Park, yang katanya satu anak sudah cukup. Lupakan iming-iming hari tua tidak ada yang mengurusi jika hanya punya putra tunggal. Karena pasangan itu sudah memiliki tabungan untuk masa tua mereka. Bagi mereka, anak bukanlah tabungan yang seperti digadang-gadangkan banyak orang tua. Namun, itu hanya pendapat Tuan Park dan Nyonya Park saja.

Karena satu-satunya anak tunggal, Jimin hidup dalam kemewahan dan kasih sayang yang tumpah ruah. Ia begitu dimanjakan dengan fasilitas lengkap yang disediakan oleh ayah dan ibunya. Apa pun keinginannya selalu terwujud. Termasuk menjadikan Yoongi sebagai kekasihnya yang siapa sangka langsung diiyakan oleh orangnya.

Jika ditanya siapa idola Jimin, maka jawabannya adalah Yoongi. Menurutnya, Yoongi itu sangat keren. Apalagi saat memainkan alat musik piano dan gitar. Jimin bisa betah melihat tanpa berkedip saking terpesonanya.

Tidak hanya di musik, Yoongi juga pandai melukis. Laki-laki enam tahun lebih tua darinya itu juga mahir menulis lirik lagu. Jimin pernah bertanya apa cita-citanya, dan Yoongi menjawab ingin menjadi produser. Pokoknya, punya pacar Yoongi adalah sebuah kebanggaan. Meskipun Jimin tidak banyak tahu pacaran itu seperti apa.

"Tenang saja, Jimin. Kalau kau menjadi pacar yang baik, Yoongi Hyung tidak akan berpaling darimu," kata Taehyung.

"Pacar yang baik itu bagaimana?"

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang