Setiap kali merayakan keberhasilan, Park Jimin dan rekan sedivisinya selalu datang ke salah satu resto mewah yang berada di Gangnam. Pelayan di sana sampai hafal dengan kedatangan lima orang yang ditetapkan sebagai pelanggan resto mereka.
Dari banyaknya menu, Jimin mengusulkan untuk mencoba masakan yang dimasak langsung oleh seorang chef. Pemuda berusia 27 tahun itu penasaran bagaimana atraktifnya juru masak yang memasak dengan kobaran api.
Sebutannya adalah flambe, yaitu teknik memasak dengan menyalakan api pada masakan. Supaya api menyala di atas masakan, seorang juru masak biasanya menggunakan alkohol. Cairan itu akan dituangkan di atasnya.
"Te--tapi, ini aman, kan?" Jimin yang mengusulkan, ia pula yang ragu-ragu dengan sarannya sendiri.
"Ini aman, Pak Park. Aku sejak awal juga penasaran dengan kobaran api di atas wajan yang dilakukan chef di sini," sahut Pak Choi.
Dalam rombongan itu, ada Pak Choi yang usianya paling tua, yakni 45 tahun. Ia sudah menikah dan dikaruniai satu anak berusia tujuh tahun. Kemudian ada Ibu Shin yang berusia 35 tahun, Ibu Kim yang tiga tahun lebih tua dari Jimin, dan Pak Lee yang berumur 32 tahun. Jimin-lah yang termuda. Kendati begitu, kemampuannya tidak bisa dianggap remeh.
Meja dikelilingi lima pegawai yang telah duduk di kursi masing-masing. Posisinya memanjang dengan bagian panjang berisi tiga orang, yakni Ibu Shin, Jimin, dan Ibu Kim. Sementara Pak Choi dan Pak Lee duduk saling berhadapan. Pada bagian sisi lainnya terdapat pemisah berupa kaca yang menghubungkan dengan panggangan, tempat chef untuk memasak dan menunjukkan teknik flambe.
Mereka berlima asyik mengobrol hingga datanglah chef yang lengkap dengan apron dan topi warna putih senada. Chef itu datang menyapa dengan senyuman kepada lima orang yang siap menyaksikan aksi masaknya. Tatapannya kemudian berhenti pada pemuda yang duduk diapit dua wanita. Jimin tanpa sungkan membalas tatapan itu dengan senyum manis miliknya.
Chef Min--begitulah orang memanggilnya—sedikit tertegun usai berkesempatan melihat senyum itu lagi secara langsung yang sekaligus menghadap sempurna ke arahnya.
Nama lengkapnya adalah Min Yoongi. Ia merupakan deretan chef handal Korea Selatan dengan usia masih muda, yaitu 29 tahun. Sebelum pindah ke restoran mewah daerah Gangnam, Yoongi adalah chef populer di Daegu, kota kelahirannya. Kepindahan Yoongi ke sini karena kontrak kerja yang ternyata turut menyeretnya pada sesuatu hal.
Jimin dan keempat rekannya sudah memasang perhatian penuh pada Chef Min yang menyiapkan persiapan memasak, misalnya memanaskan panggangan menggunakan minyak goreng. Namun, tampaknya hari ini insiden kecil sedang ingin mengerjai Yoongi. Insiden seperti terkena percikan minyak yang sudah menjadi makanan sehari-hari bagi seorang juru masak.
Akan tetapi, tidak untuk Jimin yang langsung terkejut usai melihatnya. Itu pasti panas dan sakit.
"An—anda baik-baik saja?" tanyanya dengan wajah khawatir. "Apa Anda membutuhkan sesuatu?"
Tidak disangka, sahutan Chef Min justru mengundang sorakan dari Pak Choi, Pak Lee, Ibu Shin, dan Ibu Kim serta semburat merah di pipi Jimin. Sebab Yoongi mengatakan, "Mungkin ... aku membutuhkan nomor teleponmu."
Jimin total salah tingkah. Bukan hanya rekan kerjanya saja yang bersorak cie, tetapi pekerja resto yang tidak jauh dari tempat itu ikut menggoda Chef Min dan Jimin.
"Kau harus memasak dengan enak untuk mendapatkan nomornya, Chef."
"Api asmara lebih panas dari api panggangan."
"Lanjutkan perjuanganmu, Chef Min."
Kira-kira seperti itu yang Jimin dengar. Belum lagi senggolan siku dari Ibu Choi dan Ibu Kim yang membuat Jimin tersenyum canggung. Pun ketika matanya tidak sengaja bertemu lagi dengan netra Yoongi, pemilik marga Park itu segera mengalihkan pandangannya ke mana saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...