70. F U

819 81 41
                                    

Kalau diperhatikan, Park Jimin itu indah. Dibandingkan kata cantik, Min Yoongi lebih suka menyebut Jimin indah. Maksudnya, lihatlah proporsi wajah Jimin yang menarik mata untuk terus melihatnya. Terutama bibir tebalnya yang merah muda alami tanpa polesan pewarna selain lip balm guna melembabkan. Bibir tebal menjadi ciri khas Jimin. Begitu seksi dan mengundang raungan nafsu untuk melumat, menghisap, dan menggigit hingga berdarah.

Yoongi juga menyebut wajah Jimin itu fleksibel. Wajah yang bisa menampilkan mimik anak polos hingga pria dewasa yang haus untuk digagahi. Sial! Imajinasi erotis membuatnya sedikit ereksi. Sayangnya, dari keindahan yang dimiliki Jimin, laki-laki itu juga ....

"Apa lihat-lihat! Mau aku bobol matamu?"

... bermulut pedas. Omongan Jimin itu lugas dan nyelekit. Kalau tidak kuat, mungkin efeknya akan ke mental. Namun, hal tersebut tidak berlaku untuk Yoongi yang justru pasang tampang tak minat sambil membuang muka. 

Ngomong-ngomong, mereka tengah menunggumu Taehyung yang katanya mau menonton film bareng. Laki-laki bermarga Kim itu meminta mereka untuk menunggu di sebuah kafe karena mendadak ada urusan.

Singkatnya, Jimin mengira kalau Taehyung hanya mengajaknya. Begitu pula dengan Yoongi. Mereka menyebut bahwa Taehyung telah berbohong meskipun pada kalimat ajakannya tidak ada ucapan menonton berdua. Taehyung hanya mengatakan, "ayo nonton film."

"Bicara soal bobol, aku punya kondom."

Jimin sukses terbatuk, lalu segera mengambil minumannya. Selesai meneguk, Jimin mendengus memamerkan ekspresi kesal. Ia dan Yoongi bagai kartun Tom and Jerry. Setiap bertemu pasti auranya dingin layaknya musuh bebuyutan. Padahal tidak tahu penyebabnya apa. Tahu-tahu tiap Taehyung mengajak Yoongi dan Jimin makan bersama, mereka akan saling berlomba melempar kata pedas.

"Mau ke mana?"

"Kau tidak membaca pesan Taehyung?" ketus Jimin.

"Ponselku mati."

"Ck. Anak itu membatalkan acara dan meminta kita pulang. Kau membawa mobil, kan? Antar aku pulang karena aku malas memesan taksi."

Tidak ada sanggahan dari Yoongi karena Jimin berlalu begitu saja. Bahkan ia melewati kasir, sengaja supaya Yoongi yang membayarnya. Padahal pria itu tak memesan apa pun.

Ketika keluar dari kafe kemudian menuju parkiran, Yoongi melihat Jimin bersandar pada mobilnya. Tangannya melipat di dada dengan mata melihat kendaraan berlalu-lalang. Jimin tampak memikirkan sesuatu.

"Lama sekali."

"Yeah ... aku harus mencuci piring dan gelas karena seseorang pergi tanpa membayar makanannya," sarkas Yoongi.

Jimin tidak peduli. Ia langsung masuk begitu bunyi kunci mobil terdengar. Setelah mereka sama-sama memakai sabuk pengaman, Yoongi tidak segera menyalakan mesin. Ia tidak tahu alamat rumah Jimin.

"Di mana rumahmu?"

"Ayo ke hotel," ucapnya enteng sambil melihat ke arah kaca samping.

Yoongi tidak perlu bertanya untuk apa. Namun, ia tetap harus memastikan.

"Untuk apa?"

"Melihatmu memakai kondom."

"Jimin, kau mengatakannya seperti tidak ada beban."

Jimin menoleh ke arahnya. "Satu-satunya beban di sini adalah bagian tengah selangkangan kita, Bodoh." Dan bagian belakangku!

Kemudian ia membuang muka lagi, sedangkan Yoongi tertawa remeh. Park Jimin sungguh menarik.

Setelah itu hening beberapa menit. Tidak ada musik ataupun percakapan. Sesekali hanya suara klakson dari luar atau embusan napas berat mereka yang bergantian. Mendadak Jimin teringat sesuatu ketika perjalanan mereka sudah cukup lama.

"Berapa yang kau punya?" Berapa yang dimaksud adalah jumlah alat kontrasepsi yang Yoongi punya. 

"Satu."

"Kita mampir. Aku akan membeli satu pak."

"Tidak perlu," tolak Yoongi.

Jimin mengamati keadaan luar dari dalam mobil. Ini bukanlah hotel. Ini adalah ....

"Benar, Jimin. Untuk apa pergi ke hotel jika aku punya mansion pribadi?"

Sesaat Jimin lupa akan status Yoongi. Dirinya memang terlahir dari sendok perak, tetapi Yoongi lebih di atasnya. Ia tahu dari cerita Taehyung.

"F U."

"Yeah. F U then making love to you. Dan aku sama sekali tidak punya kondom."

"Bangsat!"

"Aku memang menyukai yang ketat-ketat."

"Fuck!"

"Segera, Sayang. Sekarang turun dan ke kamar. Oh ... atau kau tak sabar dan ingin melakukan di sini? Mengotori jok dengan mani kita?"

Sial sial sial. Jimin membenci Yoongi karena berhasil membuatnya bungkam.



🍑



Sementara Jimin dibuat bungkam atas dirty talk Yoongi, berbeda dengan keadaan Taehyung yang mulutnya dibungkam menggunakan kejantanan Namjoon. Tentu saja pembatalan menonton film bukan tanpa sebab. Ajakan bercinta oleh crush, tentu Taehyung tidak akan menolaknya.

"Good boy," puji Namjoon dengan suara serak dan peluh di kening usai menumpahkan maninya di mulut Taehyung. Ia sangat puas.






End






Apa ini? Hahahaha ....

Bottom bar-bar adalah favoritku.

Siapa yang teriak waktu Tony Montana with Jimin masuk tracklist? Itu a ... ku .... TTTTTTTT

Oiya ... aku tuh enggak pandai bikin begituan ><

Sudah ya ... terima kasih telah berkunjung ke Chorus ^^

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang