8. Strawberries & Cigarettes

1.3K 120 1
                                    

Memasuki usia hampir seperempat abad, pengalaman cinta Park Jimin jika dinilai dalam skala sepuluh, maka ia hanya mendapat skor lima. Termasuk nilai rendah, bukan? Iya, Jimin tidak pernah menjalin hubungan asmara dengan siapa pun.

Debaran-debaran di hatinya, juga perasaan seperti ada kupu-kupu berterbangan dalam perutnya hanya Jimin rasakan ketika ia membaca novel romansa. Mungkin kalau ada yang tahu bila Jimin belum pernah berpacaran di zaman modern saat ini, mereka akan menyebut pria asal Busan itu sebagai sosok yang kuno.

Maka sudah bisa disimpulkan, kan? Pengalaman cinta nol, tentu saja pengalaman ciuman Jimin juga nol. Entah disayangkan atau sebuah anugerah bagi Jimin, status jomlonya lengser sejak tiga bulan yang lalu.

Bagaimana bisa? Tentu saja ada seseorang yang mengajak Jimin menjalin tali asmara. Apakah Jimin akhirnya berani menyatakan perasaan suka pada seseorang atau ada yang menembaknya?

Jimin berkeringat dingin ketika Min Yoongi, pria yang bekerja di divisi produksi musik mengajaknya secara pribadi ke dalam studio miliknya. Jimin takut dan gugup. Tapi yang lebih mendominasi, adalah perasaan takut.

Tentu saja Jimin takut dan gugup karena ia sama sekali tidak pernah berurusan dengan sosok PD Min. Yoongi mengenakan sweter turtleneck putih, dibalut jaket rajutan oranye, dan sisanya dibungkus jaket warna hijau tentara.

Sementara Jimin memakai jaket kebesaran warna-warni yang entah kenapa begitu cocok dengan kulit putihnya. Tapi di sini Yoongi lebih putih dari Jimin. Bahkan mendekati putih pucat.

Meski belum pernah berinteraksi, Jimin tahu jika Yoongi sering dipanggil PD Min. Ia termasuk sosok yang populer di agensi KNJ Entertainment berkat karya-karya apiknya. Lagu ciptakan Yoongi selalu berhasil diterima telinga masyarakat Korea.

"A—ada apa PD Min?" tanya Jimin. Suaranya bahkan begitu lirih. Tatapan mata yang ke mana-mana menandakan Jimin ketakutan, dan Yoongi tahu itu.

Yoongi menghela napas. "Hei, Park Jimin. Kalau diberi sebatang cokelat dengan secarik kertas berisi nomor telepon dan permintaan untuk segera dihubungi, seharusnya cepat kau indahkan."

"Ha?"

Apa yang dikatakan Yoongi tadi? Terlalu panjang dan cepat. Jimin jadi tidak bisa menangkapnya.

"Ck." Yoongi berdecak. "Seminggu yang lalu kau mendapat sebatang cokelat, kan di laci meja kerjamu? Itu aku yang mengirimnya."

"Ha???" Jimin menutup mulutnya, tidak percaya. "PD Min yang memberiku?"

Tingkah Jimin setelah itu membuat Yoongi bingung. Pria dua tahun lebih muda darinya ini justru membungkuk hormat sambil berterima kasih.

"Saat itu suasana hatiku sedang buruk dan aku menemukan cokelat besar yang tertuju untukku. Terima kasih PD Min." Jimin tersenyum. Perasaan takut dan gugup tadi entah menguap ke mana.

"Oke sama-sama. Tapi kau tidak tahu apa maksud dari cokelat itu?"

Mata Jimin mengerjap tanda ia tak tahu. "Kau tidak pernah pacaran ya?" Yoongi langsung to the point.

"Belum," lirih Jimin. Yoongi terbatuk ringan. Zaman sekarang ada yang belum pernah berpacaran? Wow amazing.

"Artinya seseorang itu tertarik denganmu, Jimin. Dimulai dari penasaran, kemudian tertarik, dan berubah menjadi suka."

"P—PD Min, menyukaiku?"

Yoongi malas berbasa-basi. Lagi pula, seperti saran yang diberikan Heosok rekan setimnya, lebih baik mengatakan langsung. Yoongi sudah menunggu selama seminggu. Tepatnya sudah memperhatikan Jimin selama lima bulan.

Yoongi pernah membaca sebuah tulisan di media sosial, entah benar atau tidak, katanya bila tertarik dengan seseorang lebih dari tiga bulan, itu artinya kita telah jatuh cinta pada orang tersebut. Yoongi memegang dada kirinya dan samar-samar merematnya.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang