Telinga Seokjin memerah usai membalas pernyataan cinta dari Namjoon yang baru saja meneleponnya. Disaksikan oleh sahabatnya, Jimin dan Hoseok, Seokjin masih belum terbiasa dengan hal itu. Padahal hubungannya dengan Namjoon sudah berjalan selama 1,5 tahun lebih.
"Namjoon sepertinya tipe kekasih yang suka mengatakan hal romantis," tebak Hoseok.
Seokjin mengangguk malu-malu. Kekasihnya memang sering mengatakan ungkapan pujian ataupun sayang. Seokjin sendiri menyukai hal-hal demikian, seperti Namjoon yang memujinya tampan, indah, cantik, sempurna, ataupun kalimat-kalimat cinta.
"Bukankah Taehyung juga seperti itu? Dia sama saja dengan Namjoon. Aku masih ingat apa yang dikatakan Taehyung kemarin. 'Matahariku yang bersinar'," kata Seokjin.
"Ya, kau benar. Mereka sama saja hahahaha ...."
Setelah itu, Seokjin dan Hoseok menoleh ke arah Jimin yang sedari tadi menyimak sambil tersenyum. Mendapat tatapan seperti itu, pemilik marga Park kebingungan.
"Kenapa?" tanya Jimin.
"Apa Yoongi masih belum mengatakannya?" tanya Seokjin.
"Kau belum juga mendengarnya, Jimin?" sambung Hoseok.
Akhirnya Jimin tahu apa yang dimaksud mereka berdua, yakni perihal kekasihnya, Yoongi, yang belum pernah mengatakan kata cinta untuknya.
Jimin menggeleng pelan dan langsung mendapat helaan kecewa dari sahabatnya. Baik Hoseok dan Seokjin sama-sama tidak percaya dengan sikap Yoongi. Tujuh bulan pacaran dan tidak ada kata "aku mencintaimu".
"Jimin, kau yakin Yoongi serius denganmu? Maafkan aku sebelumnya, tetapi mengetahui ceritamu yang Yoongi mengajakmu berpacaran malah seperti orang memalak," kata Hoseok.
"Kalau kau mau jadi milikku, aku juga akan jadi milikmu," kata Seokjin yang menirukan suara Yoongi kala itu, "heol ... kemudian kalian berpacaran."
Seokjin bahkan masih ingat bagaimana ekspresi Yoongi ketika mengatakan kalimat yang ditirunya tadi. Ia dan Namjoon menjadi saksi bagaimana Yoongi mengajak Jimin ke tempat lebih sepi. Tepatnya pasangan itu dengan tidak sopan mengintip dan justru berakhir Seokjin yang mencak-mencak. Sahabat Namjoon itu kaku dan mimiknya sangat datar. Apa yang membuat Jimin sampai bersedia mengatakan iya? Padahal interaksi mereka berdua sangat jarang. Apalagi dengan karakter Jimin yang pendiam.
Sementara itu, Jimin yang menyaksikan bagaimana sahabatnya komplain hanya merespons dengan senyum manis. Jika sudah begitu, Hoseok dan Seokjin sama-sama akan mengatakan, "Dasar bucin Yoongi."
Setelah itu, dibalas Jimin dengan tawa karena sahabatnya sendiri juga sama-sama bucin. "Kalian harus berkaca. Kalian sendiri juga bucin."
Mereka bertiga tertawa bersama. Apa yang dikatakan Jimin memang benar. Tidak lama kemudian, Hoseok dan Seokjin hampir bersamaan mengangkat telepon, sedangkan Jimin mendapat pesan. Mereka bertiga sibuk dengan telepon cerdas masing-masing.
"Namjoon sudah menjemputku."
"Taehyung juga. Apa Yoongi sudah menghubungimu?" tanya Hoseok.
"Sebentar lagi ia akan sampai. Kalian pergi dahulu tidak apa-apa. Aku akan menunggu di sini."
Seokjin dan Hoseok saling pandang sebentar, seolah membentuk kesepakatan lewat mata. Mereka akhirnya pergi usai berpamitan pada Jimin yang masih duduk di kursi sebuah kafe.
Jimin memainkan game seraya menunggu Yoongi. Saat membaca pesan tadi, Yoongi mengatakan bahwa ia masih di dalam bus. Jalanan yang macet membuat kekasihnya harus telat beberapa menit.
Larut dengan permainan telepon pintar, Jimin tidak sadar jika Yoongi sudah duduk di sampingnya. Ketika sudah menyadari kehadiran sang pujaan hati, Jimin membiarkan permainannya game over.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
Fiksi PenggemarChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...