Gaji yang diberikan memang tidak main-main. Nominalnya sangat menggiurkan. Bahkan ketika angkanya disebutkan, otak Min Yoongi langsung membayangkan barang impian dan keinginan apa saja yang bisa segera diwujudkan. Apalagi untuk memanjakan kekasihnya dengan mengajaknya liburan ke Bali, Indonesia.
Ah, tetapi dunia sedang tidak dalam kondisi baik. Akan sulit dan faktor risiko tertular lebih besar jika memaksakan liburan di tengah pandemi seperti sekarang. Jangankan ke luar negeri, keluar apartemen saja Yoongi dan kekasihnya masih menimang-nimang, kecuali jika itu aktivitas penting, contohnya bekerja.
Absolut, liburan romantis dengan kekasihnya dijeda lebih dahulu. Akan tetapi, karena Yoongi suka uang-tidak mendewakan-, ia akhirnya menerima tawaran itu. Sebuah proyek album yang harus selesai sebelum tahun 2020 berakhir, dan perintah itu baru diterima Yoongi seminggu lalu menjelang malam tahun baru.
Gila, bosnya gila. Namun, nominalnya juga gila. Lebih gilanya lagi, Yoongi menerima tawaran tersebut. Itu berarti, pria kelahiran Daegu ini harus merelakan malam tahun barunya terlewat tanpa pelukan hangat dan ciuman mesra dari sang kekasih.
Apakah kekasih Yoongi marah? Jawabannya tidak! Jimin-pemuda dua tahun lebih muda dari Yoongi-justru tersenyum maklum kepadanya. Ia tahu, kekasihnya itu suka uang, tetapi lebih suka dan cinta dirinya. Jimin bukan tipe kekasih yang banyak menuntut dan mudah merengek jika keinginannya tidak dituruti. Lagi pula, Yoongi juga sudah terlanjur mengiyakan dan tidak bisa ditarik lagi.
Saat itu, Jimin mengatakan, "Tidak apa-apa, Hyung. Yang penting, jaga kondisi ya. Kalau lelah, istirahat. Kesehatanmu nomor satu."
Mengingatnya membuat Yoongi ingin segera memeluk Jimin. Pijakan kakinya pada gas mobil pun ditekan lebih dalam. Karena tekad sekaligus otak jeniusnya, dua jam sebelum pergantian tahun, Yoongi mampu menyelesaikan satu lagu terakhir dalam proyek album tersebut. Setidaknya ia masih memiliki kesempatan untuk menghabiskan malam tahun baru bersama cintanya.
*
*
*
Jimin mengerjap-ngerjap dengan satu buldak* di tangan kanannya. Baru saja akan makan makanan yang terbuat dari ayam itu, sosok Yoongi mengejutkannya. Segera saja satu buah buldak itu ditaruh kembali ke wadah dan Jimin segera lari menuju kekasihnya.
*Buldak: ayam dengan bumbu yang super pedas.
"Hyungie," lirih Jimin saat berada di pelukan Yoongi.
"Apa aku mengagetkanmu?"
Jimin mendongak. "Iya. Tadi sore kan, kau bilang akan menginap di studio."
"Kupikir juga begitu." Yoongi melepas pelukan. Ia menatap Jimin, lalu beralih ke makanan di atas meja ruang tamu. "Buldak?"
Anggukan Jimin berikan untuk Yoongi. "Aku lagi pengin makan makanan pedas."
"Ingin mencicipi pedas makanan lebih dahulu sebelum pedasnya kehidupan di 2021, hem?" goda Yoongi.
"Ih ... Hyung. Bukan begitu." Pukulan kecil Jimin layangkan ke dada Yoongi. "Sudah sana masuk kamar, lalu mandi. Aku tunggu di sini. Kita makan buldak bersama."
"Oke ..." Yoongi mencuri satu kecupan di pipi Jimin, kemudian segera berlalu ke kamar tanpa melihat ekspresi kekasihnya.
"Ck, dasar," gumam Jimin sambil mengusap-usap pipinya yang merona.
"Ah, Jiminie." Yoongi memutar langkah kakinya. "Aku ingin americano. Tolong buatkan untukku."
"Tentu, Hyung." Jimin mengiyakan disertai senyum manisnya dan Yoongi tak kuasa untuk tak membalasnya dengan senyuman pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...