Ramainya jalanan di bawah sana terekam oleh iris pria bersurai cokelat madu ini. Ia yakin, di bawah sana ramai pejalan kaki dan mungkin beberapa kali suara klakson kendaraan berbunyi. Kerlap-kerlip lampu kota yang berpendar tampak begitu cantik dari lantai 13, apartemen tempat tinggalnya.
Bagi Yoongi, akhir tahun sekaligus malam tahun baru tidak harus selalu dirayakan dengan pesta di luar. Berbeda dengan teman-temannya yang saat ini sedang bersenang-senang di luar bersama kawan lain atau sanak famili.
Beberapa jam lalu Yoongi sudah menelepon keluarganya di Daegu. Mengabarkan bahwa ia tak pulang seperti tahun-tahun sebelumnya karena pekerjaan. Yoongi tidak bohong, memang ada lagu yang harus ia selesaikan. Namun, pikirannya buntu dan bila dipaksakan malah semakin membuat kepalanya pusing.
Yoongi kini berdiri termenung di depan jendela besar ruang tamu sambil memegang mug berisi kopi americano, melihat pemandangan malam. Saat ini ia sedang sendiri, karena personel BTS yang lain sibuk dengan urusan masing-masing.
Seokjin, Hoseok, dan Namjoon memilih untuk pulang ke rumah. Jungkook berkumpul dengan teman-teman seumurannya atau dikenal sebagai geng 97 line. Taehyung sebelumnya mengirim pesan di grup bahwa ia menghabiskan malam tahun baru bersama geng wooga. Sedangkan Park Jimin, Yoongi tidak tahu keberadaan lelaki Busan itu sekarang di mana. Mungkin kumpul dengan temannya, Ha Sung Woon.
Berdiri menatap keramaian jalanan di luar membuat Yoongi terpikirkan sesuatu. Teman. Kalau dipikir-pikir, Yoongi merasa tak memiliki teman dekat selain anggota BTS. Sebut saja makan di luar, jalan-jalan, atau menonton film. Rasa-rasanya Yoongi tak pernah melakukan selain dengan member. Sesendirian itukah dirinya?
"Ternyata memang begitu," lirih Yoongi.
Personalia Yoongi memang sedikit berbeda jika dibandingkan dengan antar anggota. Di luar sana, orang yang tak mengenalnya dekat, mungkin menyebut Yoongi sebagai sosok berkepribadian dingin. Kalau dibandingkan dengan Jimin, mungkin 180 derajat.
Ngomong-ngomong soal Jimin, ke mana lelaki dua tahun lebih muda darinya itu? Ingin kirim pesan pribadi, rasanya aneh. Apalagi meneleponnya. Makin aneh pasti. Pada akhirnya, Yoongi menghela napas, menghabiskan malam tahun baru degan kebengongan. Ketimbang meratapi nasib, Yoongi akhirnya memilih kembali ke kamar.
Kontak: Jiminie BTS
Kau di mana?
Ego Yoongi akhirnya kalah dengan perasaannya yang ...
Rindu.
Lagi, Yoongi menghela napas. Andai Jimin di sini, menemaninya sehingga ia tak harus meratapi nasib sebagai pria melas yang kesepian di malam tahun baru. Pesannya bahkan tak mendapat respon sejak setengah jam lalu.
Pergantian tahun 2019 ke 2020 tinggal 45 menit lagi. Yoongi kini sudah duduk di kursi kamarnya, menghadap layar laptop sambil menekan keyboard piano mini. Suasana begitu hening dan Yoongi sudah jatuh ke dunia bernama fokus. Hingga suara bunyi benda jatuh di luar menarik atensinya untuk beranjak guna melihat siapa pelaku yang membuat kegaduhan.
Yoongi terbelalak. Sosok yang—ehem—ia rindukan tiba-tiba sudah pulang ke apartemen. Jimin sedang berjongkok mengambil beberapa kaleng yang tiduran di lantai.
"Jiminie ..."
Jimin mendongak. "Halo, Hyung."
"Kau pulang?" Pertanyaan Yoongi membuat Jimin memiringkan kepalanya sebentar. Merasa aneh saja, kenapa Yoongi bertanya seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...