76. Pink

715 80 30
                                    

Untuk yang singgah ke Chorus, kalian jangan ragu buat menandai bagian yang salah ketik, ya .... Selamat membaca ....

🍒

🍒

🍒

"Jangan membebani Yoongi. Oppa-mu itu pengangguran. Mana mungkin punya uang?"

Suara keras dari dapur memekakkan telinga Yoongi yang duduk di ruang tamu. Min Yoonji, adik perempuannya memandang tajam ke arah Yoongi. Gadis itu tengah menuntut kewajiban Yoongi sebagai seorang kakak, yakni memberikan adiknya sebuah hadiah.

"Apa?" tanya Yoongi malas.

"Pokoknya aku mau lipstik itu! Teman-temanku sudah memilikinya semua, sedangkan aku tidak."

"Kau bisa pinjam, kan?"

"Oppa!" kesal Yoonji. "Mana mungkin aku pinjam? Aku ingin seperti mereka."

"Dengar, Yoonji-ya. Tidak perlu menyerupai mereka hanya untuk bisa diterima. Jadilah dirimu sendiri."

Yoonji tahu soal itu. Karena tidak punya argumen untuk membalas, ia pilih meninggalkan Yoongi. Namun, sebelum itu ....

"Oppa tidak menyayangiku!"

"Ya!" pekik Yoongi yang sayangnya sia-sia.

🍒

🍒

🍒

"Noona ... apa masih lama?"

"Sebentar, Jimin. Noona masih ingin melihat-lihat. Hem ... yang mana, ya?" Wanita yang dipanggil noona kembali berselancar melihat etalase berisikan beragam lipstik, sedangkan pemuda bernama Jimin duduk cemberut. Ia bosan, lapar, dan mengantuk.

"Jimin, mau coba pakai ini?"

"Noona, aku ini pria. Mana mungkin pakai lipstik wanita."

"Tetapi bibirmu cantik. Pasti lebih cantik jika dioles lipstik ini. Katanya, lipstik ini sedang viral. Coba, ya ...."

"Tidak mau. Kenapa bukan Noona saja yang coba?"

"Aku sudah pakai lipstik merah dan hasilnya tidak akan maksimal di bibirku. Mau, ya ...."

Sementara di bagian lain, tetapi masih satu kawasan toko, Yoongi kebingungan dengan banyaknya merek lipstik. Ia enggan bertanya pada Yoonji karena tidak mau adiknya besar kepala. Yoongi hanya suka menggoda adiknya sampai cemberut atau bahkan menangis.

Pengangguran? Salah besar. Yoongi sekadar malas berkoar-koar mengenai profesinya kepada keluarga. Ia memang tipis di pakaian, tetapi tebal perkantongan. Busananya memang hanya hitam, hitam, hitam, dan abu-abu gelap.

Profesi Yoongi adalah seorang programmer. Ia membangun bisnisnya sendiri dan berjalan dengan sukses. Alasan mengapa sang ibu menyebut Yoongi pengangguran di usia 29 tahun karena ia sering di kamar ketimbang keluar.

"Aku ... tidak tahu nama merek lipstiknya," jujur Yoongi kepada petugas toko.

"Mungkin, Tuan ingat dengan warnanya?" tanya petugas itu.

Yoongi mencoba mengingat-ingat. Bukankah lipstik hanya ada warna merah dan pink? Untuk anak SMA, rasanya tidak mungkin memakai lipstik warna merah.

"Pink."

"Pink?" ulang petugas itu dan Yoongi mengangguk.

Petugas sedikit kesulitan dengan lipstik yang dicari Yoongi karena begitu banyak merek lipstik dengan warna pink. Mata petugas yang bernama Kim Nari itu memindai deretan lipstik untuk menemukan barang yang dimaksud oleh Yoongi.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang