103. Naughty

495 46 6
                                    

xxWarningxx

*

*

*

*

Bahu telanjang Yoongi masih merasakan empuknya pipi Jimin yang lumayan betah bersandar di sana. Mungkin sekitar lima menit ada Jimin bertahan dengan posisi seperti itu. Dari napas yang terengah-engah hingga balik normal. Begitu pula dengan Yoongi.

"Yoongi." Jimin memanggilnya dengan suara pelan.

"Hem?"

"Rasanya mengganjal."

"Mau aku lepas saja penisku?"

Jimin menggeleng lemah. "Aku suka seperti ini. Terasa penuh dan terhubung denganmu."

Yoongi menyeringai tipis. Jimin harusnya tahu kalau Yoongi juga sangat menyukai relasi antara penis dan analnya. Liang yang pas untuk kejantanan Yoongi.

"Mau lagi, tetapi aku lelah."

Padahal Jimin hanya berucap tanpa gerakan, tetapi itu mampu menyalakan tombol gairah Yoongi. Penisnya terasa berkedut di dalam lubang Jimin.

Untungnya, nalar Yoongi lebih bekerja ketimbang nafsunya. Mereka sudah melakukan tiga kali dalam satu waktu. Mereka butuh istirahat, bukan malah menuruti nafsu hingga bikin sekarat.

"Masih ada hari lain. Apa aku sudah boleh melepas milikku?"

Sebelumnya Jimin sempat merengek. Ia yang punya komando kapan Yoongi boleh mencabut penisnya. efek pascademam ternyata bisa membuat Jimin menjadi manja seperti saat ini.

Jimin menjauhkan kepalanya dari bahu Yoongi sepelan mungkin. Tangan yang sejak tadi merangkul leher kekasihnya masih betah. Mata mereka saling adu. Yoongi menyaksikan sendiri bagaimana mimik polos Jimin yang seketika diselimuti nafsu hingga disusul gerakan sedikit.

"Sekali lagi. Aku mohon." 

Memohon dengan binar seperti ini. Jika Yoongi menolak, ia akan menjadi orang yang paling jahat. Jimin-nya masih ingin digagahi. Jimin-nya ingin dimanja dengan penisnya. Jimin-nya ingin dibuat sakit dalam bentuk kenikmatan. Maka dengan permohonan tersebut, Yoongi tentu akan menurutinya. Sebuah kehormatan bisa memuaskan anak majikannya.

Jimin bergerak sangat pelan, berbanding jauh dengan hasratnya yang ingin segera sampai ke puncak. "Mau dibantu Yoongi. Ayo bergerak."

"Mau begini atau tidur?" tanya Yoongi yang memberi pilihan antara saling pangku-pangkuan atau menidurkan tubuh Jimin.

"Aku masih ingin duduk seperti ini. Ayo Yoongi pegang pantatku. Gerakkan lagi, ya ...."

Setelah itu, Yoongi tidak butuh waktu lama untuk segera menuruti permintaan Jimin. Ia pegang kedua sisi bongkahan kenyal itu dengan tangannya, lalu menaikturunkan agar makin dalam penisnya masuk ke sana.

Jimin seperti main jungkat-jungkit. Tubuhnya naik turun dengan irama sempurna. Bunyi khas persetubuhan pun sangat kentara. Mereka berasa satu selimut yang sama, yakni gairah tanpa rasa lelah.

Punggung Jimin melengkung cantik ketika dorongan itu kembali mengenai titik rentannya. Mulutnya terbuka, matanya tak fokus entah ke mana. Penis Yoongi sungguh dahsyat memberikan nikmat yang Jimin bersedia bertekuk lutut kepadanya.

"Cantik, sangat cantik." Pujian di antara gerakan Yoongi yang juga hampir mencapai putihnya. "Jimin cantik. Kau sangat cantik ketika pasrah begini."

Tanpa kesulitan memindahkan Jimin, Yoongi menidurkan kekasihnya. Kaki itu dibuka lebar dan gerakannya makin brutal.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang