26. Foundation

921 100 2
                                    

Apakah pondasi utama dari sebuah jalinan asmara selain cinta? Bagi Park Jimin, jawabannya adalah kepercayaan. Ia percaya, bahwa hubungannya dengan seseorang yang ada di sana, bisa bertahan hingga sampai sekarang karena mereka saling percaya.

Kata percaya itulah yang selalu Jimin tanamkan dalam hatinya. Ia harus menjaga kepercayaan ini meski terpisah jarak ribuan kilometer dengan sang pujaan hati. Jimin harus menjaga hati seseorang yang sudah mempercayakan kepadanya. Begitu pun sebaliknya.

Namun, obrolannya pada makan siang hari ini sedikit membuat hati Jimin gusar. Seperti biasa, ia makan siang bersama teman-temannya yang sama-sama berasal dari Korea. Jimin dan teman-temannya adalah mahasiswa jurusan fisika murni di salah satu universitas negara Jerman.

"Sudahlah, Jinseok. Masih ada banyak pria yang mengantri untukmu. Bagaimana jika kau mencari pengganti Namu di kampus ini? Mahasiswa di sini punya paras rupawan dan otak encer melebihinya," ucap Jungho.

Jimin menjawil Jeon yang duduk di sebelahnya, kemudian bertanya dengan berbisik. "Memangnya ada apa?"

"Kekasihnya yang ada di Korea selingkuh," jawab Jeon, mahasiswa yang sama-sama berasal dari Busan seperti Jimin.

Jimin sedikit syok mendengar jawaban Jeon. Padahal kalau diingat-ingat, baru tiga hari yang lalu Jinseok teleponan mesra dengan Namu. Tetapi sekarang, pria bermarga Kim ini bermimik mendung. Jimin baru tahu permasalahan ini, dan ia tidak pandai menghibur. Jadi lebih baik diam saja.

"Hubungan jarak jauh memang rawan begitu, Jinseok," celetuk Taehyun, "sangat jarang ada pasangan kekasih yang bertahan. Ujung-ujungnya mereka tidak bisa melawan ego dan memilih bubar."

Jujur, Jimin tidak suka dengan pendapat Taehyun barusan. Karena ia sendiri juga tengah menjalani ldr alias long distance relationship. Semua yang berkumpul di situ pun tahu.

"Aku akan pulang." Jinseok yang sedari tadi diam akhirnya bersuara. Semuanya terkejut dengan penuturannya tadi. Pulang ke Korea?

"Tidak bisa, Jinseok. Kita ada tes besok."

"Aku ingin pulang, Jungho!"

"Ck." Taehyun berdecak. "Pulang sana. Lagi pula, apa yang akan kau dapatkan? Kau akan bertemu dengannya, dia akan menjelaskan, tetapi tidak untuk mengubah pilihannya, dan tetap mencampakkanmu."

"Taehyun!" tegas Jungho.

Suasana makan siang menjadi tegang. Jimin masih diam dengan pandangan beralih dari Taehyun ke Jinseok. Jeon pun tak bersuara juga. Ia menjadi pengamat seperti Jimin.

Taehyun memainkan lidah dalam rongga mulut. Sepertinya nafsu makannya sudah hilang. Ia mengambil tas dan beranjak. Saat itulah, Jimin bicara untuk menahan kepergiannya.

"Mau ke mana? Makananmu belum habis, Taehyun."

"Belajar. Aku ingin segera lulus ketimbang menghabiskan waktu untuk menangisi pria yang telah berselingkuh."

Jimin menghela napas karena tak berhasil menahan kepergian Taehyun. Keempat orang itu pun diam dengan mengabaikan makanan pesanan mereka. Namun, tidak berlangsung lama begitu Jungho mengatakan sesuatu yang mengundang atensi teman-temannya.

"Maafkan Taehyun. Dia tidak bermaksud begitu, Jinseok," ucapnya.

"Apa ada sesuatu, Jungho?"

Jungho tersenyum, tetapi senyum miris. "Ya, memang ada. Dia pernah di posisimu. Taehyun menjalani ldr juga. Usia hubungannya dengan sang kekasih sudah terjalin lima tahun. Tetapi, yang didapat Taehyun hanya pengkhianatan."

Baik Jinseok, Jeon, maupun Jimin sama-sama terkejut. Ia tidak menyangka dengan kisah cinta yang dialami Taehyun. Sebab, kisah cinta yang putus itu, terjadi sewaktu Taehyun masih menjadi mahasiswa baru. Itu pun hanya ia ceritakan pada Jungho yang merupakan sahabatnya sejak SMA.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang