68. Inner Child

730 88 41
                                    

Rutinitas malam Park Jimin setiap malam, yang tidak boleh dilewatkan meski dalam kondisi selelah apa pun adalah melakukan perawatan wajah. Bagi Jimin, merawat wajah adalah sebuah kebutuhan. Bukan hanya wanita saja, tetapi lelaki juga membutuhkannya. Prinsip laki-laki 21 tahun itu adalah, jika kau tidak tampan, setidaknya rawatlah kulitmu. Jika kulitmu sehat, terutama wajah, bukankah kepercayaan diri lebih meningkat?

"Hari ini Yoongi Hyung pulang terlambat," monolognya.

Sore tadi, Jimin mendapat pesan dari Yoongi bahwa pria itu pulang terlambat lantaran masih ada urusan pekerjaan. Ia diminta untuk makan malam sendiri dan tidur lebih dahulu bila kantuk sudah menyerang. Intinya, Yoongi meminta Jimin untuk tidak menunggunya.

Namun, memang Jimin-nya saja yang mudah rindu dan ingin melihat wajah Yoongi sebelum masuk ke dunia mimpi. Akhirnya, sambil menunggu sang kekasih pulang, Jimin rebahan di ranjang sambil memainkan gawainya.

"Hem ... sudah lama aku tidak membuka aplikasi Wattpad. Mari kita lihat, apakah ada cerita yang menarik untukku."

Dua ibu jari menggeser layar gawai dengan mata menari-nari membaca tulisan. Jimin membuka tiap judul dan membaca deskripsi cerita yang ditulis si penulis. Jika dirasa tidak menarik, ia akan menekan tombol kembali dan mencari lagi.

"Sepertinya, cerita ini menarik."

Setelah beberapa menit, Jimin akhirnya menemukan cerita yang menarik perhatiannya. Sebelum lanjut membaca, ia mengatur posisi duduknya terlebih dahulu supaya nyaman. Kebiasaan Jimin yang sudah mematikan lampu utama, tetapi lampu pada nakas masih menyala. Jadilah nuansa kamar itu remang-remang.


*


Tepat pukul 23.30, Yoongi tiba di rumah dalam keadaan lelah luar biasa. Seharusnya ia bisa pulang tepat waktu dan makan malam bersama Jimin. Namun, saat hendak pulang, ia dicegah Namjoon dengan mimik panik. Laki-laki itu mengadu pada Yoongi bahwa ia tidak sengaja menghapus data lagu yang seharusnya diserahkan ke bos. Sementara batas waktunya tinggal dua hari lagi.

Yoongi tidak mau, tetapi berhasil luluh usai bujuk rayu Namjoon yang menarik minatnya. Cuti kerja dan dua tiket pulang pergi liburan ke Jeju. Namjoon menjaminkan hal itu bila Yoongi mau membantunya malam ini.

"Seharusnya dia sudah tidur," kata Yoongi usai meneguk segelas air di dapur.

Kaki Yoongi tak langsung menuju kamarnya. Ia ingin bertamu ke penghuni kamar yang lain. Setidaknya untuk melihat atau lebih-lebih memberikan kecupan malam untuk sosok yang manis dan menggemaskan.

Pintu dibuka pelan dan sedikit, menyebabkan cahaya luar menginvasi kamar Jimin. Ketika langkahnya kian dekat, Yoongi tiba-tiba berhenti untuk memastikan sesuatu. Perasaan panik segera menyerang hati Yoongi begitu apa yang didengarnya nyata bahwa Jimin tidur sambil menangis.

Yoongi mendekat, duduk di pinggir ranjang, mengusap pundak Jimin sambil berkata, "Jimin ...."

Jimin membuka matanya dan sedikit terkejut melihat Yoongi sudah ada di sampingnya. Ia memanggil Yoongi dengan suara serak khas orang menangis.

"Ada apa? Kenapa menangis, hem?" tanya Yoongi lembut menenangkan.

Tubuh pria yang sehabis pulang kerja itu langsung diterjang Jimin dengan pelukan. "Yoongi Hyung ... a—aku sedih ... hiks ... sedih sekali huhuhu ...."

"Kenapa sedih, Jiminie?" tanya Yoongi dengan usapan lembut di punggung yang muda. Ia mencoba menenangkan Jimin yang masih sesenggukan.

Menurutnya, pelukan Jimin kelewat erat. Yoongi menimang-nimang, kiranya apa yang menyebabkan Jimin menangis sampai ketakutan begini. Memberi Jimin jeda sampai ia tenang adalah opsi yang dipilih Yoongi.

ChorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang