Seharusnya kursi kosong yang berada di samping Yoongi sudah ada yang menempatinya sejak 20 menit, lalu. Namun, sosok Jimin tidak kunjung tampak dari banyaknya siswa yang berseliweran di jam pulang. Ke mana Jimin-nya?
Sekitar lima menit kemudian, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya terlihat juga. Bibir Yoongi refleks tersenyum begitu melihat Jimin dari dalam mobil. Namun, senyum Yoongi segera pudar saat ada siswi yang mengejar Jimin dari belakang.
Dari pengamatannya, Jimin tampak menggaruk lehernya dengan kepala sedikit menunduk. Tidak jauh berbeda dengan siswi yang kepalanya lebih menunduk, lalu berlalu dengan pundak merosot. Apakah Yoongi baru saja melihat adegan pernyataan dan penolakan cinta?
"Pikachu-ku ternyata anak yang populer," gumamnya.
Mata Yoongi mengikuti bagaimana Jimin berlari tergesa-gesa menuju mobil. Napas pemuda itu terengah-engah dan Yoongi segera mengurangi suhu pendingin mobil yang awalnya sudah dingin lebih dahulu.
Jimin menoleh ke arahnya.
"Maaf, Yoongi Hyung. Mendadak guru Kim meminta bantuanku untuk mencari buku di perpustakaan, lalu ...." Jimin ragu-ragu apakah kejadian tadi harus diceritakan atau tidak.
Setelah menemukan buku yang diminta gurunya di perpustakaan, ada siswi yang menemui Jimin. Siswi dengan name tag Lee Siyeon mengaku menyukainya dan bertanya apakah mereka bisa menjalin hubungan sebagai pasangan kekasih. Jimin tentu terkejut. Baru pertama kali ini ia mendapat pengakuan suka dari lawan jenis.
Dengan alasan klasik bahwa dirinya belum ingin berpacaran, Jimin menolak gadis itu. Tidak mungkin ia menggunakan alasan penolakannya karena sudah menikah. Jimin belum ingin memublikasikan statusnya sebagai suami orang.
Jimin mengira penolakannya di lorong dekat ruang guru sudah cukup. Namun, di tengah halaman sekolah, Siyeon mengejarnya. Gadis itu mencoba peruntungan. Barangkali Jimin berubah pikiran dan mau menerima cintanya. Sayangnya, ia kembali mendapat jawaban penolakan.
"Lalu?" Yoongi membuyarkan lamunan Jimin. Ia yakin Jimin tidak sadar kalau dirinya melamun.
"Ada yang mengajakku berbicara." Jimin memilih mengatakannya seperti itu.
"Apa perempuan yang meninggalkanmu dengan kepala menunduk dan pundak merosot tadi?"
"Hyung tahu?" tanyanya cepat.
"Aku melihatnya dari sini," jawab Yoongi enteng.
Jimin mendadak diserang panik. Ia tidak menyangka Yoongi bakal melihatnya. Bisa saja pria ini menyebutnya telah main belakang. "Itu ... gadis itu ... dia ...."
"Tidak apa-apa, Jimin. Aku akan mendengarkanmu," katanya menenangkan.
Jimin meraih tangan kanan Yoongi yang berada di atas paha dengan kedua tangannya. Ia menggenggam tangan Yoongi dengan pijatan ringan.
"Gadis itu menyatakan perasaannya padaku," terangnya. "Tetapi aku menolaknya karena aku tidak memiliki perasaan apa pun padanya."
"Pernyataan cinta semasa sekolah adalah hal wajar," tanggap Yoongi.
"Hyung tidak marah?"
"Tidak. Lagi pula, kau menolaknya."
Jimin tersenyum lega. Ia mengira Yoongi bakal marah atau cemburu.
"Alasan apa yang kau gunakan untuk menolaknya?" tanya Yoongi yang penasaran.
"Aku mengatakan bahwa aku tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya."
"Tidak mengatakan kalau kau sudah menikah?"
"Hyuuung ...." rengek Jimin karena Yoongi menggodanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chorus
FanfictionChorus merupakan kumpulan kisah manis Yoongi dan Jimin di dunia mereka yang disebut YoonMin's World. 🐱🐤 "Hyungie ..." rengek Jimin. "Apa, Sayang?" balas Yoongi. Jimin yang bersandar pada belahan hatinya mendongak, mencoba untuk menarik atensi dari...